Prolog's

659 38 4
                                    

Terbangun pada dini hari, entah mengapa tiba tiba jantungnya berdegup kencang sesaat memikirkan sesuatu yang seharusnya tak terpikirkan. Lalu ia menoleh pada sosok di sampingnya yang kini masih terbaring lelah setelah pulang kerja. Melihat jam di nakas menujukan pukul 01.30

Tidak, mungkin itu hanyalah hal biasa. Hingga suara tangisan bayi terdengar, lantas ia menuruni ranjang guna mendekati bayi mungil itu.

"Hey, ada apa nak? Tenang lah, mama di sini..."

Mengambil sebotol susu dan ia berikan kepada sang bayi yang kini telah berhenti menangis.

"Akhirnya tangisanmu berhenti. Ya sudah, mama letakan kembali kamu ke ranjang ya..." meletakan bayi itu tak lupa kecupan lembut pada dahi sang pemilik



Pagi hari telah tiba, sesosok pria bertubuh jangkung sudah siap memakai pakaian kantor nya. Menjadi seorang CEO memanglah tak mudah, terlalu banyak rintangan yang harus ia lewati agar para petinggi lainnya bisa bekerja sama atau menandatangani sebuah bisnis yang sekiranya ia setujui.

Lalu pria jangkung itu turun menuju lantai bawah tepat dapur berada. Dan pandangannya teralihkan langsung pada sosok lain yang selama beberapa tahun ini menjadi suami atau sang istri kecilnya.

"Oh, pagi Haru... lebih baik kamu langsung duduk saja di sana, biar aku yang menyiapkan sarapan."

Menyadari sosok lain masuk ke area dapur, lantas ia memberi perintah pada sang suami agar duduk terlebih dulu di kursi meja makan. Karena saat ini ia tengah membuat susu untuk bayi yang semalam menangis tak lumayan keras.

"Junkyu, di mana Harley?"

"Dia sedang memakai seragam sekolahnya, sebentar lagi dia pasti turun."

Tak lama suara langkah kaki terdengar dari arah tangga yang mengalihkan atensi dari sosok keduanya.

"Pagi mama, pagi papa!" Pemuda itu menyapa serta mencuri sebuah kecupan pada pipi yang ia sebut dengan 'mama'.

"Hm? Kau tak pernah melakukan itu padaku, Harley. Ya sudah, sebaiknya kita segera sarapan agar tidak telat."

Cup!

"Aku sayang papa, mama dan juga adik. Aku sayang kalian, hehe..."

Sontak ketiganya tertawa bersama di pagi hari yang cerah ini. Namun salah satu dari mereka sejenak terhenti saat mengingat kejadian malam atau dini hari tadi yang membuat dirinya kepikiran sampai saat ini.

"Ada apa Junkyu, kau sakit?"

Merasa sang suami menghawatirkan nya, lantas pria yang bersetatus menjadi istri dari seorang CEO itu menggeleng pelan.

"Aku tak apa, hanya merasa sedikit pusing akibat malam tadi Eunseo terbangun dari tidurnya." Alasan yang tak tepat namun di anggap serius oleh sang dominan

"Apakah kita perlu menyewa baby sitter untuk membantumu merawat Eunseo? Saya selalu mengizinkan apapun yang kau minta Junkyu."

Junkyu menggeleng keras, ia tak ingin tangan orang lain menyentuh bahkan seujung kuku pun pada putri kecil nya. Bukan hanya itu, waktu Harley di usianya yang masih balita, Junkyu menolak keras saat sang suami nya hendak menyewa baby sitter. Yang ada di benak nya, tak semua baby sitter itu baik, bisa saja mereka melakukan hal jahat terhadap putra dan putrinya.

"Haruto, jangan bercanda. Sudah ku peringatkan beberapa kali jika aku tak perlu menyewa baby sitter. Lagi pula aku bisa mengurusnya, dan aku hanya sedikit pusing karena kekurangan jam tidur, Haru..."

Baiklah, agaknya suami dari Junkyu ini harus mengerti keadaan istri kecilnya.

"Ekhm, apakah aku tak di perdulikan saat ini? Lihat, sebentar lagi bel sekolahku berbunyi. Dan papa, bisakah kau tak selalu membuat mama kesal? Aish, sangat tak enak untuk di pandang." Berakhir Harley yang merajuk akibat perdebatan kecil antara kedua orang tuanya, ya walaupun bercanda... tetapi tetap saja.

Agápi Chorís Lógo | Harukyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang