TAK DIDENGAR

2 0 0
                                    

       Ada seorang anak perempuan yang mandiri, cuek, keras kepala, dan selalu dianggap anak durhaka sama semua orang sebab dia selalu mementingkan egonya. Dibalik sifatnya yang keras dia mencoba bertahan hidup karena dia merasa orang tidak memperhatikannya dan sering mendapatkan body shiming , dia yang dari kecil dapat hinaan sebab memiliki rambut gribo, hitam dekil, tomboy, dan selalu dibandingkan dengan adiknya yang cantik dan sepupunya yang pintar. Tetapi dia seringkali merasa kesepian, dia tidak memiliki rumah untuk bercerita, dia yang selalu diperlakukan keras untuk menjadi seperti apa yang orangtuanya mau.

       Dia adalah Petunia, anak perempuan pertama yang selalu harus menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya, Dia yang selalu disalahkan padahal dia tidak melakukan apa-apa. Apa yang dia lakukan pun seringkali dianggap salah di mata keluarganya. Seringkali ketika ngumpul bareng keluarga aku hanya selalu duduk paling pojok dan diam, tak sering pula aku bertanya kepada diri ku sendiri "Dari banyaknya keluarga, Kenapa hanya aku yang gak dihargai dalam bentuk apapun, padahal aku selalu jujur tapi tidak dipercaya, aku yang selalu berpendapat tapi tak didengar".

Ada tidak yang pernah mengalami di fase itu? gimana? sakit? ketika aku menanyakan perihal itu ke mama malahan respond yang aku dapatkan malah sebaliknya.

"Ya, itu hanyalah hal sepeleh jangan terlalu dibesar-besarkan. Kamu aja yang menarik diri dari semua orang, coba kamu berbaur semua orang mau kok bicara sama kamu" kata mamaku.

"Baik ma, *sambil tarik nafas dan senyum*". Ucap aku , kemudian aku pergi mencoba bermain dengan mereka.

*Duduk disamping mereka* tiba-tiba om ku datang "hey kribo, tumben mau gabung". 

"ya mana ada mau sama dia, hitam kribo kayak orang papua gitu" Ucap ahmad lalu sepupuku semua ketawa akibat perkataan itu.

Ya akhirnya aku memutuskan untuk main game di gadget ku sendiri lalu hanya mendengarkan lagu sambil menatap sinis kesemua orang.

" Ada apa dengan petunia? kenapa dia tidak mau sama sekali berbaur dengan sepupunya disana?" Kata om ku ke mama ku.

"Oh... mungkin dia lagi badmood." Ucap mamaku

tidak lama kemudian mama ku datang menghampiriku dan mengajakku ke dapur.

" Kau itu jadi anak, kenapa susah sekali kah untuk main. bisa gak sih kamu jangan marah- marah terus. gak enak dilihat sama om kamu nanti dipikirnya mama batasin kamu lagi coba ngertiin perasaan mama kalau saudara mama bilang seperti itu" ucap mama

"Ah?? Aku gak ngertiin perasaan mama? COBA MAMA BAYANGKAN AKU DIBANDING - BANDINGKAN SAMA ADEK TERUS MEREKA MEMBULY AKU KARENA AKU HITAM DAN KRIBO. APAKAH ADA YANG PERNAH NGERTIIN PERASAAN KU? AH" Ucap aku sambil kesal.

"HE... Om kamu itu tadi ngak ada niatan untuk menjelekkin kamu itu cuman ledekan. coba lihat itu mereka ketawa karena memang itu gurauan saja. kau sudah tau sifatnya om kamu bagaimana jadi jangan dibawa serius hal sepeleh kok di perbesarkan" Jawab mama.

"OK, menurut mama itu hal sepeleh? bahkan tanpa aku pun mereka gak jadi masalah. mereka gak akan cariin aku kok, dan mama juga harus ingat bagi mama itu sepeleh tapi bagi aku itu akan menjadi luka ku lagi" Jawab aku sambil berjalan meninggalkan dapur. 

" Ih kenapa itu petunia, kurang ajar sekali sifatnya udah berani ngebentak orang tua. Itu kurang didikan sudah tidak pintar kurang akhlak pula" cerita dari kedua tante yang hoby gibah.

"Anjrit... itu nenek bangka sok alim jago nyeritain keburukan orang. Emang dia sebaik apa? dasar penjilat" ucap aku dalam hati. Karena sebenarnya aku sudah membenci istri om ku, sebab dia sering cerita busuk tentang mama ku dan adu domba ke tanteku yang lain.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's always be my fault"Seeking tranquility in the midst of a crowd"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang