How To Meet Your Crush

173 12 0
                                    

Mereka bilang bahwa cinta adalah sebuah tali pengikat, bahwa antara cinta dan kehidupan ada sebuah dimensi penghubung yang menjadikan puing-puing yang berada diantara keduanya terlihat lebih nyata, lebih indah, mampu menghipnotis hati, jiwa serta akal pikiran setiap manusia. Bahwa adanya cinta dalam hidup membuat dunia layaknya surga, dan orang-orang akan berlomba-lomba untuk hidup demi mencari cinta.

Life for love. Isn't it romantic?

Kalau ada ungkapan yang lebih baik dari omong kosong aku akan menggunakannya. Sampai hari ini tidak ada yang lebih didewakan oleh orang dewasa selain uang. Hanya itu. Dan hanya benda itulah yang akhirnya membuat kebanyakan dari kami menumpuk di panti asuhan reyot yang berdiri di pinggiran Hamphire ini.

Kebanyakan dari berasal dari orangtua yang gila uang. Atau mungkin gila harta? Tidak penting ungkapan mana yang benar, pada intinya mereka punya arti yang sama dan aku tak perlu menjelaskannya panjang lebar lagi. Max, gadis rambut pirang kotor yang meski dengan terang-terangan tidak menyukaiku tetapi dia tak bisa menampik bahwa kami hampir seperti saudara sepenanggung seperjuangan. Ibu kami adalah wanita yang lebih memilih untuk mengejar impian mereka untuk bisa menghambur-hamburkan uang tanpa perlu bekerja. Setidaknya itu gambaran halusnya.

Semua orang tahu itu, sementara Max berkali-kali mencoba menampiknya bahkan memanipulasi pikirannya sendiri bahwa aku lah yang lebih rendah dibanding dia, yang seorang anak haram juga, jadi selama ini aku hanya membiarkannya saja seperti angin lalu, aku tidak akan mampu membungkam mulut mereka satu-persatu sehingga yang bisa kulakukan adalah diam dan menutup telingaku hingga mereka semua percaya bahwa mungkin itu hanya rumor belaka.

Yang kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi mengingat lingkungan tempat tinggal kami adalah sebuah desa kecil yang cukup jauh dari kota.

Omong-omong tentang Hampshire, tidak ada yang lebih kami benci dari pada musim panasnya dan tidak ada yang lebih kami sukai dibanding musim gugur dan musim dinginnya.

Musim panas berarti akan lebih banyak anak-anak terlantar baru yang masuk ke dalam panti sehingga porsi makan kami akan semakin dikurangi oleh Betty—induk pengasuh kami, dengan 37 anak saja aku sudah tahu Betty dan si tua Zoe—pendiri dan pemilik Happy House yang sudah berumur puluhan tahun ini—sudah sangat kesusahan dalam menafkahi dan merawat kami, terlebih jika bertambah terus-menerus setiap tahunnya tanpa ada orangtua angkat sebagai penyelamat kami. Belum lagi keributan-keributan yang akan terjadi tiap musim panas setiap Betty mencari kami yang seharusnya pada waktu siang sudah kembali ke kamar masing-masing dan tidur siang, tetapi malah keluyuran dan berenang di danau Cocktail. Sejujurnya itu bukan nama aslinya, entah apa nama aslinya, tetapi itu hanya nama yang kami buat hanya karena anak seumuran kami sedikit suka untuk berpura-pura lebih dewasa dari usia kami yang sesungguhnya. Rasanya seolah-olah kami mampu untuk menguasai dunia. Bahkan mungkin menjadi anak-anak pertama yang menginjakan kaki di bulan setelah si orang dewasa Neil Armstrong.

Sementara musim gugur dan musim dingin berarti akan banyak cokelat panas, pemandangan musim gugur Hampshire dan perayaan-perayaan serta hadiah yang akan kami dapatkan menjelang tahun baru. Betty yang biasanya mengaum di musim panas akan lebih mengayomi menjelang musim dingin. Bagiku itu seperti ungkapan bahwa meskipun kami sudah membuatnya lelah dan memaki kami sepanjang musim panas, Betty akan tetap kembali memaafkan dan menyayangi kami melebihi orangtua kami.

Sayangnya saat ini Hampshire tengah dilanda musim panas, jadi kami mau tidak mau terpaksa harus membuat dan mendengar Betty marah, karena tidak ada yang lebih menggoda dari pada menuju hutan barat Cheston dan menenggelamkan tubuh kami yang berkeringat ini ke dalam danau di seberang.

Tetapi musim panas di Hampshire kali ini berbeda. Tidak terlalu berdampak untuk anak-anak lainnya di sekitar Hampshire tetapi hal ini cukup membuat perubahan di musim panas Happy House, khususnya musim panasku.

Tidak ada yang membuat kami lebih bersemangat dibanding melihat kedatangan sederetan mobil-mobil asing yang melewati halaman Happy House yang membawa berbagai perlengkapan dan peralatan rumah tangga. Kau akan tahu bahwa keluarga itu pindah ke halaman kami hanya dengan melihat warna mobilnya. Di Hampshire tidak ada satu pun orang dewada yang memiliki mobil berwarna putih karena akan cukup sulit untuk dibersihkan dengan lingkunganmu yang penuh dengan anak-anak dan pergantian cuaca hingga musim yang ekstrim.

Begitu pula dengan kaca mobilnya, dengan lingkungan pedesaan yang cukup terpencil dan penduduk yang sedikit, kami secara otomatis dekat antara satu sama lain sehingga tidak heran setiap kaca mobil orang dewasa selalu transparan. Detik pertama mobil putih berkaca gelap itu lewat dihadapan kami yang sedang bermain tic-tac-toe kami langsung tahu bahwa mereka bukan dari sini.

Awalnya Betty memerintahkan kami untuk pergi mengunjungi sepasang suami istri dari Wales itu, mengatakan bahwa kami perlu untuk menyapa dan menyambut kedatangan mereka dengan baik serta membantu perpindahan mereka. Awalnya kami mengiyakan, hingga pada saat kami mendengar rumor dari John bahwa kedua pasangan yang baru pindah itu merupakan sindikat penjual anak, terutama anak-anak panti asuhan seperti kami. Mengingat bahwa tidak akan sulit untuk menculik dan menjual kami, sebab tidak akan ada satu pun orangtua maupun sanak saudara yang akan mencari dan melaporkan kehilangan kami.

Sehingga mau tak mau dengan alasan nyawa yang—hampir yakin 99.9%—terancam, kami membuat kegaduhan, kehebohan dan kebodohan yang sampai dewasa akan selalu aku sesali.

Tidak ada yang lebih memalukan dari tindakan kekanakakan, terlebih apabila hal tersebut terjadi karena dihasut oleh seorang pembuat rumor seperti John.

Kami yang aku garis bawahi di sini di antaranya tentu saja John si pembuat rumor dan komplotannya—Beez si gempal dan Luke yang ingusan, Jeff si bijak—yang entah mengapa juga bisa terkena hasutan, Chloe Kim, Cedric, Jose, Marta dan aku.

Hanya Max dan dayang-dayangnya—Hazel, Kris, Cercei—yang entah mengapa tidak mempan terhadap hasutan si bibir sumbing John.

Jadi, setelah melakukan rapat dan perundingan yang dilakukan secara mendadak di bawah pohon Dedalu di hutan tempat biasa kami berkumpul sebelum menceburkan diri di sungai, akhirnya pada malamnya kai resmi melakukan aksi kami.

Dan aku, George, yang bertanda tangan di atas materai ini, sangat menyesali hal yang telah terjadi itu, sebab untuk pertama kalinya, anak laki-laki berambut hitam gelap dan mata sedalam samudra itu—Mark, telah menghisap dan memeras seluruh akal sehat dan emosiku, sehingga aku yang sedang menandatangani surat permohonan maaf ini adalah orang berbeda dari diriku beberapa jam yang lalu.


Kisah ini hanya fiktif belaka dan hasil imajinasi penulis.

Tertanda,

Lady Kiiara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How To Annoy Your Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang