Episode 2 : Let's just run

62 9 1
                                    

Honestly, aku punya satu eps untuk pertama kali publish tapi karena aku pengen bikin kalian penasaran, jadii eps 3 nya aku undur dulu, so.. bonne rute!

Nafas Lucy rasanya akan habis, Jave menunggangi kudanya dengan sangat kencang dan itu membuat jantung Lucy berdebar tak karuan. Akan sangat tragis jika seorang putri mati karena terjatuh dari kuda, kan? Lucy menggelengkan kepalanya, berusaha menjauhkan segala pikiran negatif yang datang.

Jave membawa mereka ke dalam sebuah gudang kosong, Jave langsung turun dari kudanya lalu menutup gudang itu rapat-rapat, jaga-jaga kalau nanti prajurit berkuda itu datang ke sini.

"Ini gila! Aku di hujani kesialan berturut-turut hari ini! Anak yang meminta hal mustahil, prajurit datang menghancurkan kota! Dewa pasti sedang mengutukku sekarang!" Jave melepaskan segala emosinya, mungkin ia lupa kalau ada seorang gadis yang sedang bersamanya sekarang.

"Kau berisik!"

Jave menoleh kearah sumber suara, perempuan itu terlihat kebingungan dan frustasi "Maaf.."

"Kau bisa diam tidak? Aku bahkan lebih panik darimu tau!"  Lucy turun dari kuda, ia langsung duduk lemas di atas sebuah kotak penyimpanan.

Jave mengerenyit, ia menyadari kalau prajurit itu adalah prajurit yang mengejar Lucy di hutan "Bukankah mereka yang mengejarmu?"

"Iya."

Sial, Jave baru saja menambahkan bebannya secara tidak langsung. "Ah, tau begitu aku tidak akan menolongmu! kalau nanti aku menjadi buronan sepertimu bagaimana?"

Tatapan Lucy kembali memicing, sebenarnya ia tidak sepenuhnya menyalahkan Jave, karena memang dirinyalah yang dari awal merepotkan Jave. Tapi tetap saja, ia sangat kesal karena ucapan Jave begitu menusuk untuknya "Oke! Aku akan keluar dari sini dan tidak menjadi bebanmu lagi, puas?"

Lucy mengeraskan gigi-giginya, merasa semakin kesal dengan Jave. Ia melangkahkan kakinya dengan ringan menuju pintu gudang, melewati Jave yang kini sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

Dengan nekat, Lucy membuka pintu gudang itu, ia mengeluarkan setengah kepalanya untuk melihat situasi di luar. Tiba-tiba, baju bagian belakangnya di tarik pelan oleh Jave, laki-laki itu menariknya kembali ke dalam gudang lalu menutup pintu dengan rapat. Kali ini, Jave menatap mata cokelat Lucy dengan serius.

"Bisakah kau diam? Aku tidak ingin gadis sepertimu menjadi tangkapan mereka! Aku ini masih punya hati nurani! Lupakan ucapanku tadi."

Lucy mendengus kesal, sikap Jave sangatlah denial padanya. Tadi katanya menyesal menyelamatkannya, tapi sekarang seakan-akan dia ingin melindunginya dari prajurit itu. Aneh.

"Aku penasaran kenapa mereka mengejarmu sampai menghancurkan pasar seperti tadi? setidaknya kau harus memberitahuku agar aku yakin membantumu."

Mata Lucy gelisah, ia tidak ingin Jave tahu tentang identitasnya sebagai putri atau masalah di kerajaannya. Warganya tidak boleh tahu kalau kerajaan sedang dalam bahaya, walaupun banyak sekali resikonya.

"Aku tidak bisa menjelaskannya sungguh, ini penting. Tapi aku benar-benar tidak ada waktu untuk itu, aku harus keluar dari kota ini secepatnya, Jave." Ucapan Lucy terdengar sedikit bergetar, ia tidak ada alasan lain selain ini.

"Kota lain?"

"Slycall, aku harus kesana. Aku ingin meminta bantuan seseorang agar aku bisa lepas dari pengejaran prajurit itu."

"Slycall? Aku belum pernah kesana tapi sering mendengar kota itu."

Mata lucy seketika berbinar mendengar jawaban Jake, ia kira Jave tidak akan percaya dengan apa yang ia bilang. Untunglah responnya sesuai dengan yang di harapkan "Oh ya? Kalau begitu aku harus kesana sekarang! Biarkan aku keluar dari gudang ini Jave, kumohon. Aku sudah punya petanya."

Adventure of : Magician & The Princess - JAKE SHIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang