Lyra dalam lingkungan dikenal dengan pribadi yang pendiam, tegas, dan sebisa mungkin tidak mau terlibat konflik dengan orang lain. Sosok gadis mungil yang selalu berpenampilan rapi, elegan dan terkesan high class sehingga seringkali orang lain mengira dia merupakan anak dari orang berada. Namun kenyataannya dia bukanlah siapa -siapa hanya anak orang biasa yang berjuang sendirian untuk menghidupi dirinya sendiri karena kurangnya peran keluarga dalam hidupnya.
Hari ini menunjukkan pukul 15.00 WIB masih ada waktu satu jam lagi sebelum pulang kerja. Karena pekerjaanku selesai lebih awal dari biasanya aku sangat bosan dan tidak tau harus melakukan apa selagi menunggu jam pulang. Akhirnya aku searcing beberapa resep makanan dan minuman yang cukup unik untuk sekedar iseng - iseng mencoba bereksperimen ketika waktu senggang dirumah. Tiba - tiba saja fokusku terpecah karena seseorang menepuk pundakku dan memanggil.
"Lyra ..! gimana kabarnya.. lama gak ketemu.."
Seorang teman satu kantor yang jarang datang karena memang lebih sering mendapatkan tugas di luar, yah aku tau namanya "Dirga" dan beberapa kali kita sempat bertegur sapa sebagai formalitas teman sekantor tetapi aku tidak begitu akrab dengannya.
"Hay Dir kabar baik, gimana kerjaan hari ini di luar?
(Aku berusaha menimpali sapaannya tadi karena tidak ingin di cap sombong)
"Kerjaan hari ini gak serame biasanya sih makanya aku sempatin mampir ke kantor buat ketemu temen - temen. Ya maklum lah biar ga lupa kalo punya kantor hahaha (sambil terkekeh)
"Hahaha iya biar keliatan ya kalo masih jadi karyawan, ah kau mah biasanya kadang ngantor kalo cuma pas gajian doang"
"hehe peace, suka bener kalo ngomong ya kamu Ra, eeh btw lagi liat apaan tuh?"
"Ohh ini aku iseng - iseng aja liat resep makanan yang unik, kadang aku suka bereksperimen dirumah hehe"
Tidak lama kemudian Anan, teman yang berganti shif denganku sudah datang dan msuk dalam obrolanku dengan Dirga.
"Hay guys.. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" (aku dan dirga menjawab bersamaan)
Anan yang memiliki sifat selayaknya anak kecil sangat senang dengan kehadiran Dirga disana, aku melihat kedekatan mereka seperti saudara laki - laki yang sangat hangat.
"Lagi ngobrolin apa nih kayaknya seru, ada bang Dirga juga nih lama gak keliatan "
"Hai Nan alhamdulillah kabar baik brother.. " (sambil jabat tangan khusus ala kakak beradik)
Akhirnya kita bertiga berbincang - bincang seperti teman yang memang jarang berjumpa ya seputar hari - hari kita di pekerjaan, rekomendasi tempat makan dan jajanan yang enak, hobi dan apa hal - hal random yang kita lakukan di akhir pekan. Pada dasarnya aku juga bukan orang kaku dan terlalu pendiam, aku bisa berbaur dengan lingkuangan sekitar namun tetap menjaga batasan.
Tiba - tiba saja aku terbesit kincir ria di pasar malam yang ada dilapangan RTH terdekat dan ingin mengajak kedua temanku ini untuk sekedar icip - icip jajanan yang dijual disana nanti malam.
"Eeeh guys ga jauh dari sini ada black market loh"
Ternyata mereka sedkit kaget dengan apa yang aku ucapkan
(Kita melanjutkan obrolan dengan volume semakin kecil, menandakan pembahasan ini semakin menarik)
"Haaa? apa black market? pasar gelap? dimana heee" (Dirga dan Anan kompak bertanya)
"Di deket langan RTH dekat sini, apa kalian tertarik untuk pergi kesana?
Dirga dan Anan mengangguk dengan mata dan berbinar - binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Say GoodBye
RomanceJangan pernah ucapkan kat Selamat Tinggal, karena itu artinya kamu akan pergi dan pergi berarti melupakan. Aku tau bahwa Kamu tidak pernah benar-benar meninggalkan tempat yang kamu cintai. Kamu mengambil sebagian darinya bersamamu dan meninggalkan s...