"Kau ingin tinggal, Deragon?"
Laventera Alzeri mengetahui bahwa adiknya pasti merindukan kebersamaan dengan kawan semasa kecilnya. Arhez Snowblood telah tiba di rumah, saatnya mengucapkan perpisahan karena rombongan Azegar masih harus melanjutkan perjalanan. Rombongan yang dipimpin Lady Nihera Alazatar juga mengambil rute sendiri pergi ke Raghoura. Tersisa rombongan yang dipimpin Laven masih harus kelakukan perjalanan sampai ke Azegar wilayah paling ujung Selatan Ziraniya.
"Aku ingin pulang." Deragon menjawab. Arah jalan menuju kastil tempat tinggal kawannya seperti tidak menarik baginya.
"Kau bisa tinggal kalau mau."
"Tidak. Aku rindu ayah dan ibu."
Ayah dan ibu, mereka tidak tau jika putra sulungnya sudah menikah. Ayahnya pasti paham mengapa hal ini bisa terjadi. Tapi bagaimana Laven menjelaskan ini pada ibunya? Lady Caratula Alzeri bukanlah tipe wanita yang gampang menerima sesuatu.
Laven melirik Athen yang masih berdiam menunduk di kudanya. Orang-orang Sharoun yang menyambut mereka tadinya menganiaya jasad di kandang sama seperti yang dilakukan orang-orang Torhuzia terhadap Athen. Selain kotoran, nampak binatang-binatang melata yang bermunculan dari tanah. Binatang itu tentunya memiliki racun mematikan, merubungi jasad di dalam kandang.
"Tidak lama lagi kita akan tiba di Azegar." Laven memberitahu.
Athen menatapnya sekilas lalu beralih pada jasad Irenoar yang membiru. "Aku memikirkan hari-hariku dikelilingi oleh kalian."
"Itu memang patut kau pikirkan."
"Terutama dirimu."
Laven tidak ingin memulai persilatan lidah lagi dengan sang pangeran. Entah bagaimana Athen cukup menyebalkan ketika memberi argumen perihal diri Laven yang kejam. Hal itu membuat Laven tertantang kemudian berakhir dengan merendahkannya. Sejak awal barangkali memang tidak ada kecocokan diantara mereka.
Laven memandangi dalam diam. Penuh rasa penasaran akan bagaimana kulit manusia bisa terlahir setipis itu. Hanya karena secercah matahari yang lolos diantara pepohonan, wajah Athen mengeluarkan semburat merah di wajahnya. Punggung tangannya pun demikian. Selatan tidak seterik Utara. Tapi bagi sang pangeran itu sama saja.
Athen, sekali lagi itu nama yang aneh.
.
⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙
.
Cancer, begitu orang-orang memanggil pria itu. Coklat warna rambutnya seperti daun yang jatuh di musim gugur. Sedangkan matanya coklat selayaknya batang pohon tua. Ia tidak memiliki pilihan untuk tidak melaksanakan perintah Raja sebagai seorang penjaga istana. Tugasnya berdiri di depan pintu kamar pangeran bungsu setiap hari. Doanya kepada Athera terkabul agar ditugaskan keluar dari tugas membosankan di istana. Naasnya Cancer disuruh berkuda jauh ke Utara menemani seorang bangsawan Zimmervoct dari keluarga cabang yang dipercaya untuk menyampaikan pesan penting kepada Lord Quintic di Noutral.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIRANIYA | historical bxb
Historical Fiction. war historical period political drama fantasy - rated M 🔞 . mature content! bxb, sexual abuse, violence, murder . updet setiap hari Kamis/Jumat. Utara menyerah, mereka menawarkan perjanjian perdamaian yang diikat oleh pernikahan. Semua orang hamp...