Lee

122 13 1
                                    

Renjun menyandarkan tubuhnya pada dahan pintu. Memperhatikan bagaimana sosok lelaki di hadapan nya tengah setengah sadar di bawah pengaruh alkohol.

Ruangan yang di sebut sangat menganut ketengan kini begitu riuh dengan alunan music dengan volume full .

" Apa tugas mu sebagai kepala keluarga di Dua Rumah begitu menyenangkan sampai kau berpesta sendiri seperti ini tuan Lee? "

Jeno terkekeh mendengar suara familiar it, sembari mengangkat wajah yang sedari tadi ia sembunyikan di kedua lengan nya. Ia tersenyum mendapati Renjun yang menatap nya tanpa ekspresi.

" Kau kemari? Kenapa tidak memberi tahu ku? "

Renjun tersenyum simpul, berjalan mendekat ke arah jeno, menarik kursi tepat di depan jeno berada

" Ini pertama kali kau kemari lagi semenjak hampir setahun yang lalu " ujar Jeno dengan senyum nya

Renjun sontak memalingkan wajahnya saat jeno tersenyum. senyuman dengan mata bulan sabit itu sedikit mengganggunya,

" Apa yang membawa mu kemari? Kau menjemput ku ya? Apa kau sudah memasak untuk ku? Anak-anak pasti sudah menunggu, jam berapa ini, ayo kita pulang aku juga sudah lelah "

Pada dasarnya, Jeno tidak pernah berubah. Entah sejauh apa jarak yang melintang di hubungan ia dan renjun saat ini. Ia tetaplah jeno

Renjun merindukan sisi ini dari jeno, jeno yang selalu menghargai apapun masakan yang ia buat, jeno yang selalu menaruh anak-anak sebagai prioritas utama nya,

" Jangan bersikap seperti ini Lee, kau membuat ku sadar jika kau masihlah suami ku "

" Perkataan mu terlalu jahat njun, seakan akan aku melakukan dosa besar sampai kau berharap aku bukan lagi suami mu "

" Bukan kah memang begitu, kau tau Lee. Aku begitu benci dengan orang yang menelan kembali ludah yang sudah ia keluarkan? "

" Membawa pria lain ke istana kita dan bermalam di ranjang kita, apa kau sudah kehilangan otak mu? "

Ia menatap datar jeno. Menjebak kedua iris jeno yang sayu, ada satu kegelisahan di sana, dan Renjun sadar akan itu.

Bayangan sosok pria itu tiba-tiba muncul dalam benak jeno, ia terdiam.

" Kali ini aku tidak ingin mendengar kata maaf Lee"

Jeno mendongak " lalu apa yang kau inginkan? Bercerai dari ku? "

" Itulah kenapa aku ada di sini "

" Maksudmu? "

" Menjadi kepala keluarga untuk Dua Rumah bukanlah tugas yang mudah jeno

" Maka dari itu, aku merelakan Rumah ku untuk tak memiliki kepala keluarga. Aku merelakan Raja dalam istana ku memimpin istana lain " Ucap nya sembari berdiri

" Aku akan mengurus nya " Ucap jeno

Renjun menggigit bibir bawah nya, entah untuk meredam rasa bahagia karena ini akan menjadi akhir dongeng antara ia dan Jeno

atau karena ia kecewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strongest°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang