1. Mulung

1 0 0
                                    

"Every start has hope."

•-•-•-•-•

Pada hari Ahad, sekitar jam 5.45 pagi. Di suatu rumah yang aman, tentram dan damai...

"Anami!! Tolong buangin sampah di dapur, dong!" Anami yang notabenya anak budi (budek dikit) tidak mendengar dengan jelas perintah dari ibunya, yang dia panggil "Umi".

Perkenalkan, salah satu MC kita, Anami Cahya Wijaya.

"Hah? Kenapa Umi??" Anami menyaut.

"Tolong buangin sampah di dapur, kata Umi." Lalu datang kakak laki-lakinya kekamar Anami dengan membawa dua plastik sampah.

Perkenalkan, kakak kandung Anami, Andre Nugraha Wijaya. Kerap di panggil dengan sebutan 'Aa oleh orang terdekat nya.

"Ya 'Aa aja atuh, toh 'Aa udah bawa sampahnya juga." Anami menatap julid kakaknya.

"Orang kamu yang disuruh." Andre mambalas balik tatapan julid Anami.

"Ish nanggung loh." Anami yang sedang marathon anime pun merasa terganggu.

" 'Aa bilang Umi loh kamu males-malesan. Nanti 'Aa bilang ke Umi di ambil aja tuh laptop nya." Andre mengancam adik perempuannya.

Anami melotot mendengar ancaman kakak laki-lakinya. Anami langsung beranjak dari kasurnya, lalu mengambil dengan rusuh plastik sampah yang di bawa Andre.

"Ashsushaushaushsushaushsuhasushsu." Kata Anami yang misah-misuh tidak jelas. Andre yang melihat tingkah adiknya seperti itu tersenyum kecil.

"Perasaan adek-adeknya temen-temen Andre ga gini deh." Monolog Andre. Lalu meninggalkan kamar Anami dan menuju ruang tamu.

•-•-•-•-•

Anami yang sudah berada di luar pagar rumah pun merasa damai. Lingkungan rumah nya itu terbilang sejuk, setiap pagi pasti ada embun segar yang terhirup.

Ketika Anami hendak memasukan plastik sampah itu, pandangannya teralihkan oleh sesosok pria yang berada tidak jauh dari pandangannya.

Pria itu berada di depan rumah panti yang berada tidak jauh dari rumah Anami. He's Dean. Pakaian Dean yang begitu sopan dengan memakai baju gamis putih dan peci hitam di kepalanya, membuat Anami terhipnotis.

Anami secara tidak sadar melamun menatap Dean yang terlihat sedang bersama ibu pemilik panti dengan membawa beberapa bingkisan untuk panti asuhan itu.

Dean yang merasa sedang di awasi dari arah rumah Anami, langsung menoleh ke arah Anami.

And... Boom!

"Allahuakbar." Anami langsung secara reflek melemparkan 2 plastik sampah yang harusnya ia masukan kedalam tong sampah.

Dean yang melihat Anami terbirit-birit memasuki rumah nya langsung menundukan pandangannya, "Astagfirullah."

Setelah di rasa Anami telah memasuki rumahnya. Kini giliran Dean yang mendekati rumah Anami.

Di saat yang bersamaan, muncul kakak lelaki Anami, Andre. Andre yang melihat posisi Dean yang sedang berjongkok dengan memunguti sampah yang ada di jalanan, reflek bertanya.

"Loh loh, ngapain, Den? Sehari dapet berapa?" Tanya Andre di iringi tawa kecil. Andre bersender di pagar rumah dengan memasukan kedua tangannya ke dalam hoodie biru tua yang di pakainya.

Dean tersenyum menatap Andre, lalu menjawab, "Alhamdulillah ada sejuta bang." Andre tertawa pelan dengan jawaban Dean. Andre melihat sampah yang di punguti oleh Dean, lalu menduga bahwa itu adalah sampah yang di bawa oleh Anami.

"Udah Den, biarin aja. Biar Anami nanti yang beresin." Ucap Andre menghentikan kegiatan Dean.

"Biarin bang, Alhamdulillah udah nih." Dean mengibaskan kedua telapak tangannya.

Andre berjalan mendekati Dean, menepuk pundak Dean sambil tersenyum, "Den, jadi adik ipar gue, mau ga?"

Sang empu yang di tanya tersenyum tipis, "Bi'iidhn Allah."

•-•-•-•-•

   "Always."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang