HappyReading 💙"Berapa kali kalian harus kena tegur?!"
Semua anak kelas boga dan Tehnik di kumpulkan dalam aula. Mereka duduk berdasarkan kelas.
"JAWAB!" Bentak pak Dirman dan masih tidak ada yang berani buka suara.
"Mau jadi apa kalian kalau nggak pernah akur kayak gini?..." Pidato ini biasa disampikan pak Dirman sampai Mega hafal lanjutannya...
"...Nasib negara bergantung sama pemuda pemudi seperti kalian, lalu mau bagaimana negara kalau anak mudanya nggak ada solidaritas kayak gini? Ayah ibu kalian cari uang sekolahin kalian untuk berprestasi bukan buat ulah,"lirih Mega menirukan ucapan pak dirman. Sama persis karena tiap marah itu mulu yang diulang-ulang.
"YANG DUDUK DI BELAKANG!" pak dirman tau kalau Mega menirukannya, "KAMU NIRUIN SAYA?!
Mega mendongak, "e-enggak pak," kilahnya.
Kepala sekolah itu menghela nafas berusaha tetap sabar,"Saya nggak mau kalian duduk berdasarkan kelas, sisi kiri boga dan tekhnik berdiri. Kalian pindah."
Karena ada di sisi kanan, Railey tetap duduk. Ia mengerjap saat Miguel duduk di sampingnya. Railey berusaha menguasai diri dan terlihat tetap tenang.
Sedangkan Aiden dan Rosi, si biang kerok. Duduk berdua paling depan.
"Karena bapak udah capek sama tingkah kalian yang nggak pernah akur. Sekarang silahkan tentuin sendiri hukuman buat kalian," pak Dirman menatap Rosi dan Aiden sebentar, "saya drop out dua orang ini, atau dua kelas bayar ganti rugi seratus juta dalam waktu satu bulan."
"GANTI RUGI?!"
"SERATUS JUTA? WAH GILA NIH KEPSEK."
"Kalian udah ngerusakin sebagian gedung dan fasilitas sekolah, uang segitu bahkan masih kurang buat benerin kerusakan yang kalian buat," lanjut pak Dirman.
"Lha kita tiap tahun kan udah bayar udang gedung pak," sahut Radit.
Pak dirman geram, "kalian emang bayar uang gedung, tapi nggak buat dibakar!"
"Dit, diem." Peringat Miguel, "ganti rugi aja pak. Jangan drop out mereka," Miguel tau, seberapa besar Aiden menaruh harapan pada sekolah ini.
"IYA, PAK GANTI RUGI AJA GAPAPA."
"IYA PAK."
"GANTI RUGI."
"Duit dari mana?" Lirih Arif, "jual ginjal?"
"Lo mau temen lo di D.O?" Bisik Rafael.
"Ya enggak sih," jawabnya.
"Kalau begitu. Saya tunggu seratus juta di meja saya bulan depan," kepala sekolah keluar Aula disusul suasana yang langsung gaduh.
"Oh iya satu lagi," pria itu berbalik, "mulai sekarang pelajaran non produktif kalian akan digabungkan."
"SHIT!"
* * *
"MAU NANGIS GUE, SUMPAH."
"MIARA TUYUL AJA NGGAK SIH?"
"OPEN BO AJA KALAU KATA GUE."
"INI SEKOLAH KATANYA BERPRESTASI, TAPI DIKIT-DIKIT DENDA, DIKIT-DIKIT DENDA. PINTER KAGAK, MISKIN IYA."
"Oke, oke, stop." Miguel berdiri di depan, "kita bahas." suasana langsung hening.
Miguel bukan tipe cowok ramah, dia cukup pendiam dan tidak mudah tersenyum. Bisa dibilang cool, dan tidak ada gadis bisa menyentuhnya kecuali Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasa Boga✔️
Teen Fiction"SMK itu terdiri dari tiga hal; ujian, praktek dan cinta."