Delapan

17 2 0
                                    

Hallo semua, apa kabar? Semoga baik yah.
Ada yang lagi sedih? Semoga kalau kalian ketemu cerita ini sedih kalian berkurang yah!!
Have fun baca nya semuaa
Love, saza


Mengawali pagi dengan hectic, sedari tadi Ranti sudah bolak-balik kamar dan dapur, hari pertama ia bekerja kembali dengan status yang sudah berbeda cukup membuat ia keteteran. Masakan untuk sarapan dan bekal makan siang sudah Ranti siapkan dengan rapi sekarang ia hanya perlu mengecek suaminya yang belum juga keluar dari kamar mereka.

" Eh baru mau aku panggil," ujar Ranti melihat  Agra yang menuju meja makan.

" Besok-besok kalau lu kerepotan gak usah siapin barang gua, masak juga kalau gak sempet gapapa gak usah masak." Ujar Agra yang merasa kasihan melihat kesibukan Ranti pagi ini.

" Gapapa tau aku malah seneng," ujar Ranti dengan tersenyum.

" Ayok sarapan dulu udah siapin nasi goreng," ujar Ranti sambil membawa kedua piring nasi goreng ke meja makan.

" Itu apa," tunjuk Agra pada tas makan yang ada di pantry.

" Bekal makan siang aku," ujar Ranti.

'' cuman satu? Gua gak di buatin" tanya Agra sambil mulai menyuapkan masakan Ranti yang cukup cocok di lidahnya.

" Kamu mau, aku cuman masak roasted chicken sama salad aja. Masih ada sisanya sih aku siapin dulu deh." Ujar Ranti, saat hendak berdiri tangannya dicekal oleh Agra.

" Makan dulu abisin," ujar Agra dengan tegas tidak bisa ditawar. Akhirnya Ranti melanjutkan makannya yang tertunda.

" Emang kenyang bawa bekal kayak gitu?" Tanya Agra lagi.

" Kenyang kok, aku tuh malas keluar buat cari makan siang makanya deh siapin bekel."

" Kenapa gak suruh OB aja buat beliin makan," ujar Agra masih penasaran dengan keseharian Ranti di kantor.

" Aku tuh bukan esmud kayak kamu tau, gak enak juga nyuruh-nyuruhnya mereka pasti banyak kerjaan juga." Ujar Ranti menjelaskan.
" Lu gak akan kekurangan nutrisi kan makan itu doang buat maksi nanti?" Tanya Agra kembali.

" Gak dong, semua udah aku sesuain. Tapi mungkin kalau buat kamu bekal yang aku buat kurang bikin kenyang. Besok-besok aku buatin beda lagi deh buat kamu."

" Gak usah kalau buat lu repot," ujar Agra.
Makanan Ranti sudah habis duluan ia membersihkan piringnya dan membawa ke temlat cucian piring.

'' biar nanti gua yang bersihin lu udah rapi nanti kotor lagi," perintah Agra.

" Okey,"

" Tunggu gua habisin ini habis itu kita berangkat,"

" Aku berangkat sendiri Agra, naik MRT. Kalau di Anter kamu lasti macet."

" Ck, kenapa gak bilang dari tadi kalau gitu kita bisa siap-siap dari awal biar bisa bareng," dari suaranya Rantina tau suaminya itu merasa kesal.

" Gapapa aku biasa naik MRT kok," ujar Ranti menenangkan.

" Ini bekalnya, maaf yah aku gak bisa nungguin kamu berangkat," ujar Ranti sambil memberi ras bekal pada Agra.

" Pulang nanti gua jemput gak usah ada alasan,"

" Okey nanti aku kabarin jam nya yah," Ranti pun mengulurkan tangan berniat mencium punggung tangan Agra untuk pamit.

" Eh-eh" Ranti sedikit terkejut karena setelah Salim pada Agra lelaki itu malah menarik tubuhnya ke dalam dekapan.

" Hati-hati di jalan,'' ujar Agra menepuk-nepuk dengan pelan punggung Ranti.

" Ih kok tumben peluk-peluk aku," ujar Ranti terkekeh geli.

Line || S.Coups Where stories live. Discover now