Brian terus menjalani hidupnya sebagai manusia dengan wujud rubah merah yang mempesona. Setiap harinya, dia merindukan Asia lebih dari yang dapat diungkapkan kata-kata. Dia berjalan melalui kehidupan manusia dengan kecantikan alam yang tak lekang oleh waktu.
Tak satu pun dari orang-orang yang dia temui dalam dunia manusia tahu bahwa di balik penampilannya yang tampan ada seekor rubah yang telah menjalani hidup ribuan tahun. Dia adalah penjaga kebijaksanaan di hutan ajaib yang sekarang hanya dia kenal lewat kenangan yang melayang di dalam pikirannya.
Brian : (dalam hati) "Asia, di mana kamu? Aku telah mencarimu melalui manik rubahku, tapi belum juga menemukanmu. Apa kau masih ada di seribu tahun kehidupan ini?"
Brian telah belajar tentang dunia manusia, dengan gedung-gedung tinggi, mobil-mobil bertenaga, dan jalan-jalan yang selalu sibuk. Dunia ini begitu berbeda dari rumahnya di hutan, tempat dia dulu berlari bebas di antara pohon-pohon besar dan merasakan angin malam yang sejuk di wajahnya. Sekarang, dia merasakan aspal di bawah kakinya dan suara klakson yang tak pernah berhenti.
Brian : (berbicara pada dirinya sendiri) "Ini adalah zaman yang begitu berbeda. Tetapi saya tidak boleh menyerah."
Tetap setia pada cintanya Asia adalah satu-satunya hal yang membuatnya bertahan. Dia yakin bahwa kekasihnya itu masih hidup di dunia ini, dan dia harus menemukannya. Tetapi di antara keramaian kota yang selalu bergerak, menemukan satu orang di antara jutaan bukanlah tugas yang mudah.
Dalam penelitiannya untuk menemukan petunjuk tentang cara menemukan Asia, Brian memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia manusia, selama ribuan tahun lamanya. Dia menyaksikan berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang indah maupun yang penuh tantangan.
Brian : (dalam hati) "Dunia manusia memiliki keindahan dan kekompleksan yang tak terhingga. Aku harus memahaminya dan banyak belajar pada setiap zamannya jika aku ingin berhasil dan menemukan kembali Asia."
Meskipun perjalanan Brian dalam dunia manusia ini adalah pengalaman yang penuh dengan kesulitan, dia juga menyadari bahwa dia memiliki kekuatan yang unik. Kekuatan magisnya memungkinkannya untuk merasakan energi dan emosi manusia di sekitarnya. Ini memberinya wawasan yang mendalam tentang perasaan dan pikiran manusia.
Brian : (tertawa kecil) "Kekuatan magisku membantuku memahami manusia dengan lebih baik. Aku akan menggunakan ini untuk melakukan kebaikan."
Brian mulai memperhatikan kebutuhan orang-orang di sekitarnya. Dia menggunakan kebijaksanaan dan kekuatan magisnya untuk membantu mereka. Dia memberikan saran kepada yang bingung, memberi makan yang kelaparan, dan menyembuhkan yang sakit.
Orang-orang di sekitarnya mulai menganggap Brian sebagai sosok yang luar biasa, tetapi juga misterius. Mereka bertanya-tanya tentang asal-usulnya dan kemampuan magisnya yang luar biasa.
Warga: (berbicara di antara mereka) "Siapakah dia sebenarnya? Dari mana dia berasal?"
Sementara Brian membantu banyak orang dan menciptakan momen-momen kebaikan di dunia manusia, dia merasa semakin terisolasi. Orang-orang yang awalnya penasaran dan terkesan dengan kemampuannya sekarang mulai menjauhinya. Mereka merasa takut dan mencurigai sesuatu yang berbeda.
Seorang warga: (berbicara dengan suara perasaan takut) "Dia bukan seperti kita. Apakah dia mungkin... sesuatu yang lain?"
Brian merasakan isolasi yang mendalam di antara keramaian yang semakin menjauhinya. Meskipun dia telah membantu banyak orang, dia merasa kesepian. Dia merindukan Asia lebih dari yang bisa diungkapkan. Dia ingin kembali ke pelukan kekasihnya dan merasakan sentuhan hangatnya.
Brian : (dalam hati) "Asia, apakah kamu merindukanku seperti yang aku lakukan padamu?"
Namun, meskipun kesepian dan penantian yang panjang, Brian tidak pernah berhenti mencari cara untuk menemukan Asia. Dia menghabiskan malam-malamnya untuk mencari petunjuk keberadaan Asia, menggunakan manik rubahnya.
Brian : (memejamkan mata dan mengeluarkan cahaya dari dadanya) "Wahai manik-manik rubahku, berilah aku jalan untuk menemukan renkarnasi kekasihku, ijinkan aku untuk menemukan Asia."
Bola cahaya itu bergerak keluar rumah, Brian mengikutinya. Brian menelusuri jalan mengikuti pergerakan bola cahaya itu, tibalah di pusat kota yang dikelilingi berbagai macam gedung-gedung tinggi, ia tak sengaja menabrak salah seorang warga yang hendak menyeberangi jalan.
"Maafkan aku." Ucapnya sedikit membungkuk.
"Tidak papa." Kata warga itu membalas bungkukkannya.
Lampu pejalan kaki menyala, kini semua warga saling menyeberangi satu sama lain yang salaing berlawanan arah. Kala itu jalanan dipenuhi oleh para pejalan kaki yang sedang menyeberang, mereka telah menyelesaikan urusan mereka, kini mereka akan kembali pulang dan beristirahat di rumah mereka masing-masing. Begitupun juga dengan Brian yang akan menyeberangi jalan, karena bola cahaya itu mengarah ke sebrang jalan. Setelah beberapa langkah, bola cahaya itu diam tak bergerak.
Brian : (mengangkat satu alis kanannya) "Kenapa kau tiba-tiba berhenti?"
Brian melihat sekeliling, sebagian orang menatapnya, sebagian lagi tidak memperdulikannya. Brian melanjutkan perjalanannya.
Brian : (mata yang berbinar dengan suara lirih) "Asia."
Sekilas seorang wanita yang berwajah mirip Asia terlihat sedang menyeberangi jalan yang berlawanan arah dengan Brian. Brian berlari, sekali lagi dia menabrak seorang penyebrang jalan didepannya.
"Apa kau tidak punya mata?" Kesal penyebrang jalan itu.
Brian : (matanya teralihkan pada penyebrang jalan) "Maaf."
Brian segera pergi, penyebrang jalan itu masih merasa kesal padanya. Saat semakin mendekat, wanita itu tiba-tiba menghilang, itu membuat Brian kehilangan akal.
"Asia! Asia!" Brian berteriak layaknya orang gila.
Warga : (berbicara di antara mereka, menunjuk Brian) "Ada apa dengannya?"
Brian terdiam, menatap satu arah kedepan. Matanya memerah dan berkunang-kunang.
Brian : (menangis) "Asia."
Hanya satu kata yang terucap dibibir yaitu nama kekasih yang dicintainya. Rasa sakit dan rindu kian menyatu.
Dia menjalani kehidupan yang sederhana di antara manusia, tetapi hatinya selalu tertuju pada Asia. Setiap hari, dia melihat bulan purnama di langit malam dan berharap bahwa suatu hari dia akan bertemu kembali dengan kekasihnya yang telah lama hilang.
Brian : (berbicara pada bulan purnama) "Bantu aku, bulan, untuk menemukan jalan kembali kepadanya. Aku sangat merindukanmu, Asia."
Penantian yang abadi telah menjadi bagian integral dari karakter Brian. Kehadirannya di dunia manusia adalah sebuah misteri, dan tujuannya adalah untuk menemukan jalan kembali ke cinta sejatinya. Meskipun dunia ini mungkin asing baginya, Brian adalah contoh kekuatan cinta yang melintasi zaman dan batas apa pun. Dan dia tidak akan pernah berhenti mencari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tungguan Abadi Rubah : Seribu Tahun Cinta
Viễn tưởngDalam hutan yang rimbun dan misterius, terdapat seorang rubah yang berbeda dari yang lainnya. Rubah ini bernama Brian, dan dia tidak hanya memiliki bulu merah yang indah tetapi juga kebijaksanaan yang jauh melebihi hewan-hewan lainnya. Brian telah h...