03|| ANOTHER ME 2

16.2K 204 30
                                    


🦋🦋🦋🦋

Yang belum vote, jangan lupa vote dulu yah, biar aku makin semangat updatenya. Enjoy reading, karena ini cerita fantasi jadii mari menghalu bersama

Ramein kolom komentar yuk, nanti aku bales satu-satu😉

🦋🦋🦋🦋

Setelah mengobrol cukup banyak dengan pangeran Diego, mereka berempat kini menuju ke tempat ibunda. Aluna tadi memang sempat bertanya kepada kakak-kakaknya karena sejak kemarin ibunda putri Aurora tak terlihat batang hidungnya sama sekali.

"Kak. Kakak tau ngga putri Aurora eh— gue sama pangeran Diego itu ada hubungan apa selama ini?" Aluna akhirnya memberanikan diri untuk mempertanyakan hal ini. Ia sudah tak kuat lagi menahan rasa penasarannya terhadap putra mahkota Prysona yang misterius itu.

Raiden dan Haven pun kompak menggeleng untuk menjawab pertanyaan Aluna. "Pangeran Diego itu sepupu kita, Rora. Ayahnya pangeran Diego itu kakak tirinya ibunda."

Aluna hanya berooh panjang setelah Raiden menjawab pertanyaannya. Sepupu? Mungkin putri Aurora selama ini juga dekat dengan pangeran Diego seperti ia dekat dengan kelima kakaknya.

Tapi tetap saja, Aluna masih sangat penasaran pada pangeran Diego.

"Bundaaa... kita datangg lagii." Ujar Haven sambil membuka pintu sebuah bangunan yang berada di bagian paling belakang istana.

Aluna tampak kebingungan ketika ia melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan yang cukup suram itu. Ia tak melihat ada siapapun disini dan hanya ada lukisan dua wanita cantik dengan pose duduk bersebelahan.

Jadi dimana ibunda putri Aurora?

"Itu bunda kita, dan itu bundanya Haven." Raiden menjelaskan sambil menunjuk satu persatu wanita dalam lukisan besar itu.

Hal itu tentu saja langsung membuat Aluna menyadari sesuatu. "Jadi.. bunda udah nggak ada?"

Raiden mengangguk cepat sambil merangkul pundak adiknya yang kini terlihat masih bingung dengan keadaan. "Eum. Bunda meninggal 20 tahun yang lalu, beberapa jam sebelum lo lahir."

Nafas Aluna sampai terhenti ketika ia mendengar penjelasan Raiden. Ternyata takdir putri Aurora juga tak jauh berbeda dari dirinya.

Aluna dan putri Aurora sama-sama bernasib malang dan kehilangan salah satu orang tuanya.

"Kisah cinta tertragis yang pernah gue denger adalah kisah cinta ayahanda. Dia kehilangan dua istrinya sekaligus." Aluna lantas menoleh pada Jacob yang baru saja berbicara. Kedua mata Jacob saat ini bahkan sampai berkaca-kaca dengan nada bicaranya yang terdengar begitu menyedihkan.

"Bunda Ivory meninggal karena diracun pas hamil lo, Rora. Lo bahkan harus diambil paksa dari kandungan setelah detak jantung bunda berhenti. Semua orang saat itu langsung menyalahkan bunda Clara, mereka nuduh bunda Clara yang udah kasih racun di makanan bunda Ivory."

"Ayahanda yang udah tersudut akhirnya setuju buat ngehukum mati istrinya sendiri. Dan Ayahanda kehilangan dua istrinya dihari yang sama." Siapa sangka jika kisah raja Edward ternyata benar-benar memilukan.

Hati Aluna sampai terasa sakit hanya dengar mendengar kisahnya, apalagi raja Edward yang telah melewati semua luka itu.

"Padahal sampai sekarang tuduhan itu gak kebukti. Ayahanda juga sering cerita kalau bunda Clara dan bunda Ivory itu saling menyayangi seperti kakak adik." Tambah Haven sambil menatap lukisan ibunya dengan sorot matanya yang begitu rapuh.

Saat itu usia Haven bahkan baru 3 tahun, tapi ia harus melepaskan ibundanya untuk selama-lamanya.

(Barangkali kalian lupa, bunda Clara itu bundanya Jason dan Haven. Kalo bunda Ivory itu bundanya Yeshaya, Jacob, Raiden dan Aurora)

Air mata Aluna kini luruh begitu saja tanpa diperintah, ia seolah ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh putri Aurora dan kelima kakaknya.

Aluna yakin, tak mudah menjadi mereka berenam, tapi nyatanya mereka hebat, mereka kuat dan bisa tetap rukun sampai detik ini.

Tara yang tiba-tiba datang untuk mencari Aluna berhasil membuyarkan kesedihan keempat bersaudara itu. Mereka pun bergegas keluar menuju istana inti karena pangeran Trolux ternyata sudah tiba di Morticia dan menunggu putri Aurora KW sejak tadi.

"Inget. Jangan ngomong apa-apa." Aluna tampak mengangguk pelan sambil mengunci bibirnya setelah mendengar peringatan Tara.

Ia juga tak berniat mengatakan apapun karena takut salah bicara, Aluna tak mau kepalanya ditebas oleh kelima pangeran Trolux yang garang dan mengerikan itu.

Tapi ketika Aluna masuk kedalam istana inti, kesan garang dan mengerikan dari kelima pangeran Trolux langsung sirna begitu saja. "Buset ganteng bangett. Ini manusiaa??" Gumam Aluna dengan matanya yang melebar dan bibirnya yang sedikit menganga karena saking kagumnya pada visual kelima lelaki yang saat ini tengah mengobrol dengan raja Edward.

"Bener-bener surga disini anjir. Ganteng-ganteng cowonya. Tau gini dari dulu aja gue pindah kesini." Aluna seakan tak bisa berhenti terkagum sampai ia lupa tak memberi penghormatan pada kelima lelaki itu.

"Maaf pangeran. Dia hilang ingatan, jadi agak linglung." Ujar Raiden sambil mendorong kepala Aluna agar sedikit menunduk dan berhenti terperangah pada ketampanan para lelaki dihadapannya.

Aluna yang hendak duduk disebelah raja Edward lantas kembali melebarkan matanya ketika seorang baru saja memasuki pintu utama istana inti.

"Nathaa..." panggil Aluna sambil reflek melangkah maju untuk mendekat pada lelaki bertubuh kekar itu.

Bingung gak sih sama nama Aluna dan Aurora disini. Atau kita ganti aja jadi satu nama?

Terimakasih sudah mampir❤️ semoga kalian suka sama cerita ini❤️❤️

AURORA [NCT OT20]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang