Buku biru tipis yang agak usang jatuh dari tangan Shera saat ia terburu-buru karena mengejar waktu untuk ospek. Namun saat ia ingin mengambil buku itu seorang laki-laki terlebih dahulu mengambil bukunya dan memberi buku itu kepada Shera.
"E-hh… makasih ya kak" ucap Shera sambil terbata-bata.
"Sama-sama" balas lelaki itu, lalu pergi meninggalkan Shera.
Namun beberapa detik kemudian Shera baru menyadari bahwa almamater yang digunakan lelaki itu adalah almamater dari kampus yang akan ia pakai nantinya. Saat itu juga ia tersadar bahwa ia sudah terlambat, lalu Shera terburu-buru berlari menuju ke kampusnya
Saat ia telah sampai di kampus ternyata para maba sudah berkumpul di lapangan
"aduhh.. benarkan aku telat, mana ini ospek pertama" ucap Shera sambil memegang jidatnya.
Tiba-tiba ada seorang perempuan yg menghampiri Shera
"eh.. dari mana kamu" ucap perempuan itu dengan nada tinggi.
dengan agak takut Shera mengatakan "dari rumah kak"
"saya tau kamu dari rumah, berarti kamu terlambat kan?" balas perempuan itu dengan nada ketus.
shera pun tersenyum "hehehe.. iya kak"
"Masih bisa senyum ya kamu, sini ikut saya!" Ucap perempuan itu sambil menarik lengan Shera.
Shera pun mengikuti perempuan itu, dan sampai lah mereka di kumpulan para panitia ospek
"gaiss.. ada yang telat nih, hari pertama aja udah telat gimana ospek selanjutnya, cocoknya kita kasih hukuman apa yaa?" kata perempuan itu
tiba tiba salah satu dari panitia itu bertanya kepada shera "kenapa kamu terlambat?"
dengan wajah takut Shera menundukan kepalanya dan mengatakan "maaf ya kak, tadi saya ketinggalan angkot terus buku saya juga nggak sengaja jatuh"
"alah alasan" ucap salah satu dari mereka "gini aja deh, Aku punya hukuman buat kamu" lanjutnya lagi
"hukuman apa ya kak? kalau bisa jangan yang berat-berat ya kak, aku takut nggak sanggup" jawab shera dengan nada memelas.
"enggak kok enggak berat hukumannya simple, Kakak mau kamu cari yang namanya Dean Anggara, terus kamu minta nomor teleponnya, tanda tangannya, lalu kamu bilang sama dia kakak kok ganteng banget kak" kata kating itu
"waduh kak nggak ada hukuman yang lain ya?" Ucap Shera
"Oh jadi kamu mau hukuman yang lebih berat?" Jawab kating tersebut
"eh tidak kak, saya mau kok Kak, ehm.. kira-kira Di mana saya bisa menemui Kak Dean ya Kak?" ucap shera
"Ya cari sendiri lah, kan yang pakai almamater cuman panitia doang, jadi kamu udah mudah buat nemuin Dean" jawab kating itu
"baik kak" Shera mulai mencari kating yang bernama Dean, dia bertanya pada orang yang ia lewati, "permisi kak, apakah kakak kenal yang namanya kak Dean anggara?" Shera bertanya
"dean ya? mungkin ada di kantin FT lagi sama kating lain" jawab orang tersebut
"Oh baik kak, terimakasih dan maaf mengganggu waktu nya". Shera terus mencari dimana letak kantin FT, ia terus berkeliling. Lama sekali Shera mencari keberadaan kantin FT, hingga tiba ia di suatu fakultas bernama Fakultas Teknik atau biasa disebut FT
"akhirnya ketemu juga fakultasnya, kalau gini kan aku jadi gampang nyari kantinnya." ucap shera
tanpa berfikir panjang shera langsung masuk ke dalam, saat ia sudah menemukan kantinnya ada satu gerombolan yang memakai almamater, seperti yang dikatakan kating tadi semua panitia pasti menggunakan almamater, shera pun menghampiri gerombolan yang sedang duduk tersebut dan bertanya "permisi kak saya ingin bertanya apakah disini ada kak Dean anggara?"
"Buat apa kamu mencari Dean?" Tanya salah satu kating tersebut.
"Saya ada tugas dari panitia ospek kak, tadi saya terlambat jadi saya diberi hukum untuk mencari yang namanya kak dean anggara" jawab Shera
"kenapa kamu terlambat?" Tanya salah satu dari mereka.
Shera sadar bahwa yang bertanya adalah orang yang ia temui tadi pagi, yang membantu dia mengambil bukunya
"saya tadi ketinggalan angkot kak, terus buku saya juga jatuh kak" ucap shera
"makanya, buku itu dimasukkan kedalam tas bukan dipegang pegang" ucap dean.
Ya lelaki tersebut adalah Dean anggara, orang yang shera cari cari tapi dean tidak memberi tahu bahwa dirinya lah yang shera cari.
"salah satu dari kami ada yang namanya dean anggara, coba tebak siapa dari kami yang namanya dean anggara" lanjutnya lagi
dengan wajah agak kebingungan shera mengusap pelipisnya.
"waduh saya ga tau kak dean yang mana kak, saya kan mahasiswa baru kak." uacp shera
dean tau shera seorang maba, karena setelan putih hitam yang digunakan shera, dean tersenyum tipis dan mengedipkan matanya ke teman teman nya tanpa sepengetahuan shera seolah memberi isyarat bahwa tidak ada yang boleh memberi tahu bahwa dirinya lah yang bernama dean.
"gini deh, menurut kamu yang cocok jadi dean anggara siapa? dean anggara kan namanya keren, pasti orangnya juga keren dongg, buruan tebak atau kamu pergi aja karena sudah ganggu waktu kami" ucap dean lalu langsung memalingkan wajahnya dari shera
shera pun terdiam sejenak, lalu ia mulai menunjuk orang yang di sebelah dean "kakak kak dean ya?" katanya
"hah? iya kayaknya" ucap galih yang agak kaget saat dirinya ditunjuk
"kamu yakin?" sela dean
shera pun terdiam lalu dengan penuh keyakinan ia menunjuk dean yang asli "pasti kakak kan kak dean, ini kak tulis nomor telepon sama tanda tangan kakak ya" ucap shera dengan penuh keyakinan lalu menyodorkan sebuah kertas dan pulpen ke tangan dean
"loh emang saya ada bilang kalau saya dean? aneh kamu" ucap dean dengan wajah berpura pura bodoh
"saya yakin kak, pasti kakak kak dean, jelas banget tadi kakak muji muji kak dean, bilang dia kerenlah apa lah, mohon ditulis kak" ucap shera sambil melipat kedua telapak tangannya menjadi satu seolah sedang memohon
galih menepuk pundak dean "udalah de, tulis aja sebentar lagi pembukaan ospek dimulai de" ucap galih pada dean
dean pun menulis nomor teleponnya dan tanda tangannya dikertas yang shera berikan "jangan hilang, uda sana pergi" kata dean lalu memberikan kertas yang sudah ia isi kepada shera.
kertas yang berisi nomor telepon dan tanda tangan dean sudah berada di genggaman tangan shera, namun shera tak melakukan pergerakan sama sekali mengingat bahwa ada satu tugas lagi yang belum ia sampaikan yaitu memberi tahu bahwa dean ganteng
"kok masih diam? ga bisa gerak?" ucap dean saat melihat shera masih berdiam diri
"eh anu kak, itu . . " kata shera "kakak kok ganteng banget kak" lanjut shera sambil menutup matanya.
setelah mengucapkan itu shera berlari dan sampailah dia dilapangan "huft . . . malu banget" shera mengusap keringatnya yang mengalir dari jidatnya
saat shera mau menuju ke auditorium dimana tempat maba lain berkumpul tiba tiba ia bertemu dengan perempuan tadi "eh kak tugas yang tadi sudah saya selesaikan kak" ucap shera sambil memberi kertas yang sudah berisi nomor telepon dan tanda tangan dean
"yauda sana cepat ke auditorium, uda mau dimulai itu, lain kali jangan telat lagi" ucap perempuan itu
shera pun berlari menuju auditorium tanpa melihat kanan kiri, saat ia melangkahkan kakinya menuju anak tangga tiba tiba ia tak sengaja tersandung dan ia menutup matanya, namun anehnya shera tak terjatuh, saat ia membuka matanya ternyata ada seseorang yang menolongnya. Lama sekali mereka bertatapan dan pada akhirnya shera tersadar lalu menegakkan badannya "eh, makasih ya"
katanyatanpa basa basi shera langsung meninggalkan orang itu dan bergegas menuju auditorium
"sama sama" teriak orang itu
KAMU SEDANG MEMBACA
IN OCTOBER
Teen Fictionkampus adalah tempat dimana shera bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang membuat dia nyaman, damai, dan membuat dia merasa dicintai. shera sangat menyukai bulan Oktober, bulan dimana ia lahir ke dunia ini, ia selalu dirayakan. betapa beruntungnya sh...