2

0 1 0
                                    

Mweehehehhehehe baca lagiii say Hello to babi 👋😄🐷

Happy Reading
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Hallo?" Tara menyapa orang di sebrang telpon sana.

"Ra, gue mau ngomong" Ucap orang di sebrang sana—Lion—pacar Tara yang sudah berhubungan dengannya selama dua bulan.

"apa?" Tanya Tara dengan nada santai, Sudah terbiasa baginya merespon lawan jenis dengan ketus baik itu Dapte,pacarnya maupun Papanya.

"Gue minta kita putus" Ucap Lion dengan enteng

"Apa? kenapa?" Tanya Tara dengan nada yang hanya terdengar penasaran

"Selain lo gak bisa gue sentuh, gue pikir perlakuan  lo bikin gue- udah lah, lagian gue juga udah punya ganti lo"

"Oh oke, jangan anggap gue mantan oke. Cowok brengsek kayak lo itu cuman mau tubuh nya doang, gak sama hatinya iya'kan?"

"Apa maksud lo?! Lo yang goda gue dasar jalang!! lo so suci gak mau gue sentuh padahal lo udah disentuh ribuan cowok!"

"NGOMONG DEPAN GUE ANJING! JANGAN DI TELEPON! GUE TUNGGU KEDATANGAN LO NANTI MALEM DI SIRKUIT ANJING!" Murka Tara nafasnya yang tadi santai berubah jadi ganas.

"Ayo, cewek lemah jalang kayak lo yang ngaku ngaku queen sirkuit pasti cuma hoax" Ucap Lion di sebrang sana dengannada meremehkan.

"Ter.se.rah" Setelah mengatakan itu Tara menutup telponnya sepihak.

Tara yang mendengar suara barang berjatuhan di dalam kamar mandi yang semakin menjadi jadi dalam suasana hatinya yang kini tidak sempurna membuat dia menggebrak pintu kamar mandi.

"Sialan! gitu aja gak bisa?! pengen gue gimana sih lo?!" Kesal Tara membuka paksa pintu sehingga terbuka menampilkan Dapte dengan tubuh yang di guyur air shower dan tubuh telanjang dada dengan celana pendek masih menempel.

"T-Tara... D-dapte belum selesai M-mandinya" Ucap Dapte menutupi dada bidangnya yang ia rasa kotor jika di lihat Tara.

Tara hampir melongo sejenak menatap sixpack yang menempel di perut datar Dapte. Namun dia menggeng kuat, sungguh dia tidak akan tertarik pada sixpack sexy milik dapte.

"Ih apaansih!" Tara kembali menyadarkan dirinya, dia mendorong tubuh Dapte sampai tubuhnya terjunhkal kebelakang dan jatuh ke bath up.

Tubuh tara ikut terbasahi dengan shower yang masih menyala. "Lo! Lo jelek! Lo sialan! Gue gak suka sama lo! Gue selalu minta lo bilang sama papa buat batalin perjodohan kita! Tapi lo gak nurut! Dasar sialan!" Maki Tara dengan menjambak jambak rambut Dapte.

Sebenarnya, Tara lebih suka melampiaskan kemarahannya pada Dapte daripada mengingat perjodohahannya.

"M-maaf..d-dapte.." Pria itu hendak mengelak tapi mulut Dapte sudah di sumpal dengan sabun batangan.

"Diem! Lo gak berhak ngomong!" Tamparan tara berikan pada Dapte.

Dapte mengangguk pelan, Setelah itu Tara menendang lengan penuh otot Dapte dengan kasar.

"Cepet lo mandi, lo harus ikut gue ke sirquit lagi! Tapi, lo gak boleh bikin gue malu kayak tadi! Atau, gue lakuin lebih parah dari hari ini!" Setelah mengucapkan itu, Tara memakaikan Kacamata Dapte dengan kasar kemudian pergi dari kamar mandi.

Setelah memastikan Tara pergi, Dapte mengeluarkan sabun batang dari mulutnya, kini mulutnya terasa pahit untung saja tidak ada rasa pahit yang tertelan.

"T-tara...apapun yang tara lakuin sama dapte, dapte udah janji sama diri dapte biar nerima tara dan gak akan pernah batalin perjodohan kita. Dapte suka tara, Dapte sayang Tara, dapte c-cinta sama tara" gumam Dapte mulai beranjak kemudian menyelesaikan ritual mandinya.

Dapte selalu berharap Tara akan luluh padanya, Dapte tulus menyayangi Tara sejak mereka masih kecil. Sejujurnya, Dapte lah yang meminta perjodohan ini atas restu orang tua mereka.

Apapun yang tara lakukan pada Dapte, Dapte akan terima segalanya, Asalkan Tara menerima Dapte sebagai suaminya suatu saat.

"DASAR DAPTE ANJING CEPET GOBLOK MANDI LO KAYAK MEDITASI! LAMA BANGET!" Teriak Tara dari kamar Dapte dengan cepat, Dapte keluar terburu-buru menggunakan handuk dan bertelanjang dada keluar dari kamar mandi.

"Sejujurnya, tadi gue putus sama Lion" Ucap Tara sambil mengutak-atik handphone yang dia pegang saat ini.

Dapte mengernyit bingung "K-kenapa?" Tanya Dapte dengan pelan.

"Dia bilang gue jalang, udah di sentuh sama ribuan cowok. Coba lo pikir, gue deket sama anggota QSA aja tuh, kebanyakan cewek. gimana sihh" Entahlah setiap memiliki masalah, Tara dengan tidak sadar selalu menceritakan itu pada Dapte mencari ketenangan pada Dapte, meskipun dia benci dapte bagaimanapun, Dapte teman kecilnya.

"Lion berani bilang Tara jalang?!" Dapte refleks meninggikan suaranya membuat Tara kaget bukan main "m-maaf d-dapte refleks"

"Ke-kenapa D-dapte ga pernah buat Tara marah besar, D-dapte sering Tara a-aniaya. T-tapi L-lion udah hina T-Tara cuman diem aja?" Tanya Dapte dengan agak gemetar kepalanya menunduk tidak berani memandang wajah Tara.

Tara berfikir sejenak "Pertanyaan dia bikin gue agak tertampar, gue harus bikin Lion babak belur malem ini. Biar Dapte gak berani ngomong gitu lagi" Dalam Hati Tara bertekad untuk membuat Lion masuk rumah sakit.

"Apa? Aniaya? lo nganggap gue nganiaya lo? punya berapa nyawa lo nanya gitu sama gue?" Tanya Tara bersedekap dada kakinya melangkah perlahan mendekati Dapte yang menunduk.

"m-maaf d-dapte tarik lagi pertanyaan Dapte" Ucap Dapte berbalik badan kemudian mencari pakaian di lemari belakangnya.

"Bagus, cepetan" Titah Tara dia hendak kembali berbaring di kasur empuk milik Dapte, tapi sebelum itu, Tangan Tara yang jahil menurunkan handuk yang melilit di pinggang Dapte, kemudian berlari melompat ke kasur menutup matanya sambil tertawa kecil.

"Aaa! Tara jaiill" Rengek pelan Dapte kemudian menaikkan handuknya menutupi asetnya.

Sementara itu Tara tertawa puas melihat respon Dapte yang menurutnya lucu. apa? lupakan saja.

━━━━━━━━━━━━━━━━

Say Hello to Tara and Dapte 👋

DaptarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang