00 PROLOG

750 11 0
                                    

"sampe ketemu lagi nanti ya ismi!" Kata Velyn sambil melambaikan tangannya pada ismi umarah atau yang sering di sebut ismi, ismi tersenyum lalu membalasnya dengan melambaikan tangan juga.

Velyn perempuan itu menaiki motornya lalu melesat pergi dari hadapan ismi, Velyn dia berbeda agama dengan ismi dan ismi dia beragama Islam mereka adalah sahabat dari kecil mereka tidak bisa di pisahkan namun keluarga ismi tidak mendukung persahabatan ismi dengan Velyn, karena keluarga ismi sangatlah taat pada agamanya dan mereka takut jika ismi di hasut oleh Velyn agar mau masuk ke agamanya, tapi Velyn tidak pernah begitu jika mereka sedang bermain bersama, Velyn tidak pernah membicarakan tentang agama begitu pun ismi, mereka bersenang-senang bersama meski berbeda keyakinan menurutnya itu tidak membatasi keduanya untuk terus bersahabat.

Kembali pada cerita ismi membuka pintu rumahnya dan alangkah terkejutnya dia saat melihat abinya itu berdiri tepat di depan pintu, "astaghfirullah Abi" kaget ismi dengan cepat ismi mengelus dadanya karna saking kagetnya dia melihat Abi.

"Ismi Abi sudah bilang! Kamu jangan pernah lagi bermain dengan anak itu, Abi takut dengan perlahan dia menghasut ismi agar mau masuk ke dalam agamanya! Mungkin sekarang tidak tapi secara perlahan pasti dia akan menghasut mu agar mau! Abi gak suka ya kalau ismi dekat-dekat dengan nya!" Tegur sang Abi membuat ismi hanya bisa diam, jika melawan ismi akan terkena hukuman yang lebih parah selain di marahi ismi akan di hukum seperti berdiam diri di kamar selama seharian penuh.

"Abi gak mau ada penolakan pokoknya besok ismi Abi masukin ke pesantren milik teman Abi!" Ucap Abi mendengar hal itu ismi seketika langsung kaget karena abinya yang berbicara seperti itu

"Apa? Besok? Abi ismi gak mau pesantren ismi gak betah"

"Ismi! Abi gak mau penolakan! Kemarin barang-barang ismi cepetan besok kita berangkat" ismi menatap abinya dengan tajam, ismi tidak ingin pergi ke pesantren ismi ingin tinggal di sini dia tidak mau jauh dari keluarga juga teman-temannya

"Abi! Ismi mohon kali ini..ismi gak mau pesantren ismi gak mau jauh dari kalian"

Tapi niat Abi sudah tidak bisa di ganggu lagi Abi ingin ismi semakin taat pada agamanya bukan malah menjauh karna Velyn  "ismi banyak anak di luar sana yang malah ingin pergi pesantren tapi tidak bisa karna masalah ekonomi harusnya kamu bersyukur bisa Abi masukin ke pesantren, Abi gak mau tau ismi besok sudah harus pergi ke pesantren!"

"Abi.."

"Diam ismi, Abi sudah lelah dengan sikapmu yang begini! Cepat mandi lalu makan bersama!" Kata Abi ismi masih terus diam karna marah, ismi benar-benar tidak mau masuk pesantren jujur dia tidak mau meninggalkan Velyn sahabatnya itu.

"Tunggu apa lagi?" Abi sedikit mendorong bahu ismi agar mau pergi ke kamarnya untuk mandi dan bersiap akan makan bersama, ismi yang di dorong pun berdecak pelan dan langsung pergi ke kamarnya sesuai dengan apa yang di perintahkan.

***

Keesokan harinya Velyn sahabat ismi itu pergi untuk menemui ismi, tidak berlama-lama akhirnya Velyn sampai dan mengetok pintu rumah ismi, rencananya mereka jadi ini akan shoping atau belanja tapi karena lama juga menunggu ismi jadi Velyn ke rumah ismi saja "ismi!" Panggil Velyn tapi dari dalam sana tidak ada yang menjawab sepertinya di dalam rumah tidak ada orang, tidak lama setelahnya ternyata seseorang membuka pintu dan itu adalah pembantu rumah ismi, Velyn tersenyum padanya lalu bertanya

"Maaf bi ismi nya ada?" Tanya Velyn dengan sopan, pelayan itu membalas senyuman Velyn lalu dia menjawab

"Ismi tapi lagi berangkat ke pesantren bersama Abi juga umma nya katanya ismi mau di masukin pesantren neng" jawab bi ina pembantu Abi ismi, mendengar jawaban tersebut lantas Velyn mengerutkan keningnya heran kenapa ismi ini tidak mengabarinya bahwa dia akan masuk pesantren? Juga saat Velyn menelfon nomor ismi dari malam ismi tidak mengangkatnya an sekarang ismi pergi meninggalkan Velyn?

"Oh gitu ya bi"

"Iya neng" karena tidak ada lagi urusan Velyn dengan berat hati pergi dari sana untuk pulang tapi sebelum itu dia berpamitan terlebih dahulu

"Kalo gitu saya pamit ya bi"

"Iya"

#

Ustadz Ketua Geng MotorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang