III

1K 78 23
                                    

"Tunggu."

---------------------

Kia menghentikan langkahnya, dan menolehkan kepalanya, dan mengerakan alisnya, dia tidak ada niatan untuk memutar badannya, biarlah dikatain tidak sopan.

"Kesini." Ucap datar Askara, ya Askara lah yang bersuara sedangkan Vano hanya menonton dan menunggu apakah yang akan dilakukan oleh si ketos ini sekaligus temennya.

Kia berjalan mendekati Askara dan Vano masih dengan lesu, berharap mereka mentanda tanganin kertasnya??, halu itu!!

Tapi entah bagaimana ke haluan itu terjadi menjadi nyata, liat lah wajah yang sangat  bahagia itu, entah hilang kemana lesu yang melanda dirinya tadi.

"Lu mau tanda tangan kan?" Tanya Askara dengan datarnya tapi matanya meneliti badan Kia dari atas sampai bawah, seringaian muncul di sudut bibirnya, sedangkan Kia tidak menghiraukan tatapan menilai dari Askara, justru iya sedang mengganguk ribut mengiyakan pertanyaan Askara.

"Mau mau!!." Karna Kia tidak mau kehilangan kesempatan ini, iya langsung saja menyodorkan pulpen dan kertas yang iya pengang.

Askara menerimanya dengan raut datar tapi tidak dengan pikirannya , sedangkan Vano menatap Asakra dengan alis yang dinaikan satu, setelah iya mentanda tangan, iya menyodorkan pulpen dan kertas itu ke sebelahnya alias Vano ,sedangkan Vano menerima dan melakukan hal yang sama dengan Askara.

"Udh" Askara menyodorkan kertas plus pulpen yang sudah iya tanda tanganin dengan Vano kepada Kia, sedangkan Kia bertepuk tangan senang.

"Akhirnya finish!! Makasih banyak!!,makasih banyak!!." Ucap Kia dengan badan yang iya bungkukkan sebanyak 3 kali, baru iya melangkah ingin pergi menuju lapangan, tiba-tiba tangannya di cekal ,iya menatap Askara  yang mencekal tangan kanannya.

"Kenapa kak?" Tanya bingung Kia, muka bingung Kia sangat lucu dimata kedua pemuda itu, Askara dan Vano berdesir tertahan mengeram.

"Shit!." Batin mereka berdua.

Merasa tidak dijawab, Kia mengulang pertanyaannya, tapi iya harus urungkan karna tiba-tiba aja iya di tarik bahkan di geret oleh Askara entah kemana, dan vano hanya mengekor dibelakang Kia.

Kia kaget bukan main, iya menenggok menatap Vano, iya mendapatin tatapan Vano yang cukup membuatnya bergedik ngeri, langsung saja iya kembali menenggok kedepan.

"woii kak! Ini saya mau dibawa kemana ini?!! Loh, loh! Ko lewat sini?, aturan lewat situ kak, kan saya mau kelapangan!!." Langkah ketiganya berhenti di ruangan yang menuliskan "Ruang Osis." Alis Kia mengerut, iya bertanya-tanya kenapa dirinya di bawa keruangan ini, dan mana sepi pula!!.

"Kak kita ngapain ke si-." Pintu Osis di buka oleh Vano, dan Askara tiba-tiba menariknya kedalam disusul oleh Vano.

Clek!

Kia melotot kaget , iya melihat sendiri pintu itu dikunci dari dalam oleh Vano, kunci pintu itu masih bertengger indah di pintu, Kia mulai menatap was-was dua kaum adam yang ada di depannya ini.

"Kalian mau ngapain?! Kalian... kalian jangan macem-macem ya!! Atau gw hajar lu satu-satu!!." Ucap Kia dengan nada memperingati, Askara dan Vano menatapan satu sama lain, lalu menatap Kia dengan smirknya.

Kia yang melihat smirk dari dua pemuda ini mengumpat kencang "Anj!."

Umpatan kencang dari Kia mendapatkan tatapan tajam dari dua pemuda ini, Askara dan Vano berjalan mendekat ke arah Kia, Kia otomatis berjalan mundur,  "heh! Ngapain maju, maju!!." Panik Kia yang terus mundur.

Dugh!

Kia terpojok, bahkan punggungnya sudah menempel total ketembok, iya menatap takut kearah Askara dan Vano yang semakin mendekat, Kia menutup matanya rapat dan mengigit bibirnya dengan kencang berharap ini hanyalah mimpi, demi apapun Kia takut, iya ingin menangis!!

Trasmigrasi ZaskiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang