Chap 1 : Ordinary

140 10 0
                                    


Kala itu udara terasa sangat lembab di pertengahan musim gugur, daun-daun berubah warna menjadi jingga dan mengguguran dirinya menghiasi setiap sudut kota kecil tempat dimana mereka tinggal. Aspal dipenuhi oleh sampah dedaunan dipagi hari itu.
Lu guang di dalam studio mengamati pemanas baru yang berdiri di sudut ruang tamu, agar mereka dapat bertahan disaat-saat musim dingin kejam yang akan terjadi dimusim depannya.

Alat itu awalnya telah rusak karena telah termakan oleh waktu dan usang. Xiaoshi setiap hari selalu mengeluh bahwa studio menjadi sangat dingin ketika malam datang, lalu ujungnya mereka memutuskan untuk menyisihkan sebagian uang mereka untuk membeli alat itu dan membayar hutang mereka yang akan jatuh tempo pada bulan depan. Cheng xiaoshi berkata bahwa dia akan bertekad untuk berusaha lebih keras dalam menerima klien dan menghemat dalam pengeluaran sehari-hari mereka.

Lu Guang menyindirnya, semua tabungan mereka telah dihabiskan karena ulah Cheng Xiaoshi sendiri pada seminggu ini telah boros karena dialah yang membeli barang-barang yang jelas tidak mereka butuhkan seperti jaket musim dingin baru dan bantal tidur, dia mengomel-ngomel bahwa hal tersebut dibutuhkan untuk kesenangan pribadinya.

"Hidup cuman sekali Guang-Guang, jangan terlalu keras hanya untuk mengeluarkan beberapa uang."

Pada akhirnya dia menjilati ludahnya sendiri. Xiaoshi bingung cara mengatur keuangannya yang terombang-ambing.

Mereka kemudian berkelahi dan menyalahkan satu sama lain. Hal-hal sepele kecil seperti ini selalu meramaikan keseharian mereka, Qiao Ling menyeletuk dan berkomentar bahwa mereka seperti pasangan rumah tangga baru yang berkelahi masalah finansial mereka yang tidak stabil. Lu Guang hanya mengernyit dan mengalihkan perhatian, sedangkan seperti biasanya tipikal Xiaoshi yang tidak pernah mau menerima sindiran, akhirnya gantian Qiao Ling dan Cheng Xiaoshi malah beradu argumen.

Lu guang di seberang ruang melihat dari kejauhan bahwa dia mengaku dalam diam telah merindukan hal-hal kecil dan pertengkaran sederhana saat ini.
Tidak peduli bagaimanapun caranya dia merangkul momen terbaik saat ini, mereka akan selalu ditakdirkan untuk berakhir.

Berapa lama tahun berlalu yang tidak dapat dihitung, Lu Guang masih berusaha keras untuk mematahkan simpul kematian Cheng Xiaoshi yang pasti tidak akan dapat dirubah.

Dia selalu merasa segalanya tidak memengaruhi apapun.

Apakah ini benar-benar pantas untuk dipertahankan?

Dia merasa bersalah dan menyedihkan, dia adalah orang pengecut dan rendahan dibandingkan Cheng Xiaoshi, bahkan dia tidak bisa memengang kata-katanya sendiri.
Namun dia mengingat kembali dimana hari-hari dia kehilangan Xiaoshi untuk pertama kalinya. Kehidupan nya ikut menghilang bersamanya.

Cheng xiaoshi menginterupsi lamunan nya, "Hei, Lu Guang, tolong jangan abaikan aku disini. Ada apa? Kamu melamun dari tadi..." Cheng Xiaoshi melingkari lengan dipundaknya, beban beratnya membuat Lu Guang harus membungkuk sedikit. "Tidak ada"

"Bohongg~..." dia mengoda, "Apakah Guang Guang tercinta kita sedang ada masalah? aku tidak keberatan kok dengarin masalah hati mu? Aku bisa setidaknya memberikan satu-dua saran atau mungkin---....."

"Tidak perlu, terima kasih." Lu Guang memotongnya dan mendorong dengan pelan menjauh, Cheng Xiaoshi terlihat baru saja pulang dari berbelanja bahan-bahan makanan di supermarket seberang jalan.

Dia mendecih "Lu Guang sangat dingin, ngomong-ngomong aku ada beli beberapa bahan makanan untuk sarapan pagi ini. Apakah kamu kira-kira ada ide untuk menu hari ini."

"Apapun boleh saja"

"Kau tahu jawaban itu tidak membantu--"

"Telur"

The Night After You Cast A Spell On Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang