Namaku Luna sekarang umurku 18 tahun, sejak umurku 3 bulan aku di buang orang tua kandungku di depan panti asuhan milik Bunda Mira, disana lah aku tumbuh menjadi dewasa dan hari ini adalah hari penting dalam hidupku, setiap hari aku selalu iri melihat teman- teman ku satu persatu pergi bersama orang tua baru mereka dan akhirnya hari ini adalah giliranku, aku akhirnya di adopsi salah satu keluarga.
Sebenarnya aku sedikit gugup karna orang tua baru ku bukan dari Indonesia tapi berasal dari luar negeri, aku sempat berfikir sejenak "apa aku bisa menyesuaikan diriku saat menjadi anak adopsi mereka ?" Di lain sisi aku juga berfikir, apa aku bisa di katakan BERUNTUNG ? Entahlah, mungkin itu benar aku sangat beruntung bisa di adopsi orang tua ku yang berasal dari luar negeri sepertiku karna tidak semua anak dari panti asuhan ini dapat memiliki orang tua yang berasal dari luar Indonesia.
Semua barang ku sudah ku masukan ke dalam koper, semua hadiah yang berikan teman-temanku juga sudah ku masukan dalam koper terkhusus nya hadiah dari Tina teman sekamarku, sebenarnya aku cukup benci berpamitan kepada semuanya karna aku pasti menangis karna harus meninggalkan mereka semua tapi aku harus mengucapkan salam perpisahan sekarang.
Salah satu alasanku berat untuk pergi adalah Tina, dia yang paling dekat denganku selama ini, sejak kami masih kecil kami sudah dekat seperti saudara, dia sama sepertiku di buang saat umurnya 3 bulan, mungkin karna nasib kami sama karna itulah kami menjadi dekat satu sama lain, dialah orang yang paling berat aku tinggalkan disini.
Aku ingin sekali dia ikut denganku tapi itu sangat tidak mungkin ku lakukan, aku hanya berharap dia bisa menemukan orang tua baru dan hidup bahagia suatu hari nanti sekarang waktu sudah menunjukan pukul 10.00 inilah saatnya aku waktunya aku berangkat."Lun.. ayo cepat nak, orang tua mu sudah menunggumu di dalam mobil "teriak bunda Mira.
"Iya bunda.. aku akan segera turun"
Untuk terakhir kalinya aku memandangi kamar ini, melihat coretan dan foto di dinding kamar yang ku penuhi dengan foto temen- teman ku yang akan sebentar lagi ku tinggalkan, tanpa sadar air mataku menetes di pipi ku, dalam hati ku aku berjanji aku akan segera kembali suatu hari nanti untuk menemui teman-temanku di sini.
Sungguh aku sebenarnya tidak ingin pergi dengan air mata, karna itu aku berusaha menghapus air mataku yang jatuh di pipiku dengan tanganku sambil menutup pintu kamarku dengan tersenyum.Dengan langkah pelan aku pun menuruni anak tangga satu persatu, rasanya kaki ku tiba-tiba saja terasa berat untuk melangkah tapi aku harus pergi untuk memulai kehidupan baruku bersama keluarga baru ku, aku ingin menghapus semua luka selama ini dan ku memaafkan semua yang terjadi dalam hidupku selama ini, termasuk memaafkan orang tua kandungku yang sudah membuang ku, aku ingin memulai semuanya dengan baru dan agar tidak ada keputusan yang aku sesali lagi di masa yang akan datang.
Tepat di tangga terakhir ku melangkah turun, di depan pintu ternyata teman-temanku sudah berdiri lama menunggu ku bersama bunda Mira dan Tina sahabatku, mereka semua tersenyum kepadaku dan mengucapkan salam perpisahan sambil memelukku secara bergantian.
"Teman-teman aku pasti sangat merindukan kalian nanti"
"Kak luna tolong jangan lupakan kami " kata salah satu anak kepada luna.
"Tentu saja, aku akan segera kembali jadi tolong jaga keluarga kita ya" kata luna tersenyum anak itu.
"Kapan pun tempat ini selalu terbuka untukmu " kata bunda Mira sambil memeluk luna.
"Terima kasih untuk semua bunda, aku tidak akan melupakanmu" balas luna sambil mencium pipi bunda Mira.
" Tepati janjimu, jangan pernah lupakan aku" kata Tina sambil memegang tangan luna.