1. Perdebatan.

8 5 1
                                    

Pandangan orang akan sesuatu bernama iblis tentu saja buruk. Mereka mengatakan, iblis adalah mahkluk hina. Iblis adalah bentuk dari kejahatan.

Itu memang benar, tapi bagaimana jika hal itu normal.

Inilah Mira, seorang perempuan yang menganggap bahwa iblis bukanlah mahkluk hina dan menganggap nya sebagai teman.

Inilah Mira, seorang perempuan yang menganggap bahwa iblis bukanlah mahkluk hina dan menganggap nya sebagai teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti pulang sekolah kamu tungguin papah, kita ke psikolog."

Suara berat dan tegas dari seorang pria mengawali percakapan di pagi itu.

"Aku ga gila, pah!"

Bantahan itu keluar dari mulut seorang wanita yang sedang dibicarakan.

"Ga ada yang bilang kamu gila, kita cuma pengen tau alasan dibalik kelakuan kamu. Mira."

Kini, giliran wanita lain yang bersuara. Wanita yang duduk bersebelahan dengan pria tadi.

Mira, menatap kearah samping. Ke arah kakaknya, meminta pembelaan. Namun naas, hanya alis terangkat yang dia dapatkan.

"Kamu awasin dia, Ken. Jangan sampai dia kabur." Perintah ibunya kepada ken.

"Siap." Balasnya.

Mira menikmati sarapannya dengan terpaksa, lagi. Setiap hari dia selalu mendapatkan ceramah dari kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya mengatakan bahwa iblis itu jahat dan tidak baik seperti yang mira katakan.

Tetapi Mira tetap teguh pada pendiriannya, iblis itu baik. Disetiap mimpinya dia dapat melihat hal itu.

____________

"

Makannya jan keseringan lucid dream, jadi kebawa ke dunia nyata, kan," Ken membuka obrolan mereka di perjalanan menuju sekolah.

"Kakak juga ga percaya? Aku udah mimpi di dunia itu dari lama loh!" Mira menegaskan.

"Dari kapan?" Ken menatap adiknya bertanya, pasalnya l lalu, mengapa adiknya mengatakan sudah lama padal lucid dream booming baru beberapa waktu

"Dari umur 8 tahun, aku pernah cerita ke kakak tapi kakak malah cuek," Balas Mira mengalihkan pandangannya.

Ken terdiam, ada dua pertanyaan dalam otaknya. Pertama, mengapa bisa Mira bermimpi di tempat yang katanya sama sejak usia 8 tahun. Kedua, kapan Mira menceritakan hal itu.

"Ga heran kamu di jauhin sama temen-temen kamu."

Ken memilih membelokkan percakapan sembari mencari jawaban atas pertanyaan di dalam benaknya.

"Bodo, kakak sama aja."

Mira berjalan lebih cepat, meninggalkan Ken yang menatap punggungnya penuh tanya.


___________


Suara dari berbagai sisi memeriahkan ruang kelas seni. Kanvas berukuran sedang menghiasi seisi kelas. Seorang guru pria memasuki kelas, memecah keramaian ruangan itu.

MugenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang