|Chapter 01.

2 2 0
                                    

"I'm so lucky you, Please don't leave me... i love uu my princess"
-Elvano Arshaka Varendra

--Happy Reading

SMA VARENDRA HIGH SCHOOL

Tap... tap... tapp

"Pak bukain dong pintunya pliss" ucap seorang Queenara dengan melas. ia bangun kesiangan karena semalem nonton drakor sampai pagi.

"Aduh si eneng kenapa bisa telat atuh, untung eneng pacarnya den vano"
Pak satyo lalu membuka pintu gerbang untuk Queenara.

Kemudian Ara berlari menyusuri koridor, berharap pacarnya tidak mengetahui jika dirinya terlambat.

"Ya Allah semoga ga ketemu vano deh" gumam Ara.

Ara terus berlari sambil sesekali menengok ke belakang. Dan tanpa sadar Ara menabrak seseorang

Brukk...

"Awss" ringis Ara sambil memegang keningnya yang sakit.

Ara hendak protes, namun ia urungkan karena yang ia tabrak adalah pacarnya. Ara menatap vano dengan senyuman manisnya.

"Eh vano, Good morning"

"Telat? Hm?" Tanyanya dengan dingin membuat Ara gugup.

"Hehe... I-itu tadi sopir Ara isi bensin dulu" bohong Ara. Tapi ara memang benar berangkat bersama supirnya karena vano tidak bisa menjemputnya.

Vano menaikkan alisnya sebelah.
"You lie?"

Ara menjadi semakin gugup.
'Ya Allah selametin ara dari sini'

"Jangan berbohong sayang"
"Semalem kamu begadang nonton drakor sampai pagi bukan?"

Skakmat.
'Gimana bisa vano tau?'

Ara diam sambil menundukkan kepalanya.
"Iya vanoo bener... maafin ara yaa" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Vano menatap ara datar. berusaha tak luluh akan Ara yang tengah memasang muka imut seperti itu.

'Sial, pacar gue lucu banget Ya Allah'

"Iii vano marah yaa... maafin araa"

"Udah sarapan?" Vano malah mengalihkan pembicaraan.

Ara masih cemberut sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Vano menghela nafas pelan. Lalu menarik tangan Ara menuju kantin.

📌📌📌📌📌

Kantin

"Aku mau pesen Bak__"

"MANG, BUBUR AYAM SATU GA PAKE SAMBEL SAMA KACANG" Teriak vano.

"Iii vanoo... ara kan maunya bakso gamau bubur"

"Masih pagi, nanti sakit perut"

"Ish ngeselin" Ara menggurutu kesal sambil melipatkan tangan di dadanya.

Tak lama, Pesanan vano pun datang.

Aravan |On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang