Aku membuka kedua mataku, sedari tadi mataku sangat sulit untuk terpejam. Aku menghela nafas setelah menyadari bahwa jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10malam. Aku bangkit dari tidurku, mengambil posisi duduk kemudian menyandar pada dashboard ranjang. Aku menarik kedua kakiku bersamaan dengan aku menarik selimut. Lampu dikamarku masih tetap menyala. Aku memang sengaja membiarkannya hidup agar aku tahu apakah dia akan melakukan kebiasaan yang selalu dilakukannya jika aku belum tidur.
Kutatap tirai jendela kamarku yang sudah tertutup rapat. Biasanya akan ada sebuah bayangan sinar yang bermain di tirai jendela kamarku. Bisa kudengar suara hujan yang sangat deras diluar sana. Atap rumahku terasa ingin roboh karena air hujan yang jatuh menghantamnya.
Aku melipat kedua tanganku diatas lutut kemudian menunduk, membenamkan kepalaku diantara lipata-lipatan lenganku. Aku akan seperti ini jika aku dalam keadaan gelisah dan dengan tiba-tiba, dia akan datang membawaku kedalam pelukan hangatnya, menghilangkan kegelisahanku dengan senyum termanisnya.
Seketika bulu-bulu disekitar leherku berdiri saat aku merasakan hembusan angin yang begitu pelan menyapa tubuhku. Aku mengeratkan dekapanku pada tubuhku sendiri, berusaha untuk mendapatkan sedikit kehangatan.
Aku sedikit menyembulkan kepalaku, menatap dinding kamarku yang bercat abu-abu. Seperti sebuah film yang terputar, aku bisa melihat bayangan-bayangan memori yang dulu pernah kami lakukan. Satu per satu berkelebat silih berganti. Aku tersenyum begitu melihat bayanganmu yang tertawa dan tersenyum dengan bahagia. Aku bisa melihat bayanganmu saat kau berkata dan membisikan kata cinta untukku. Semua itu terus berputar didalam otakku.
Aku meremas dadaku saat rasa nyeri itu datang lagi. Aku sudah tidak bisa lagi menahan semua perasaan rindu yang bahkan tak terdeskripsikan ini. Sudah 3 tahun semenjak kau pergi dari hidupku.
Apa yang telah kulakukan hingga kau pergi tanpa sebuah alasan yang jelas?. Kau bahkan sudah memporak-porandakan hatiku hingga hatiku tak berbentuk sama sekali. Aku ingin menanyakan alasan mengapa kau pergi, tapi apa yang aku dapatkan? Kau bahkan tidak pernah muncul selama tiga tahun ini.
Meski kau berkata bahwa aku bisa mencari lelaki lain yang bisa membuatku bahagia tapi aku tetap tidak bisa. Karena apa? Karena dirimu. Karena tidak ada satupun lelaki yang sama seperti dirimu, tidak satupun lelaki yang bisa membuatku terpesona pada senyuman yang mereka berikan, Tidak satupun lelaki yang membuatku nyaman berjalan disisi mereka. Dan ada tidak satupun lelaki yang membuat jantungku berpacu cepat saat mereka memanggil namaku.
Aku pikir, aku akan dengan mudah bisa melupakan lelaki kejam sepertimu. Dengan mudah akan membenci dan meninggalkan kepingan hatiku untukmu. Tapi.. aku tetap tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menemukan cara untuk melepaskanmu dari pikiranku.
Hanya Kau, hanya Byun Baekhyun yang mampu melakukan semua hal itu. Hanya kau yang bisa melakukan hal-hal kecil yang akan terlihat manis dimataku.Ya.. Hanya Byun Baekhyun.
Dan saat ini, aku sangat menginginkan kehadiranmu. Aku ingin Kau duduk disampingku, menggenggam tanganku hangat, memeluk tubuhku, tersenyum padaku kemudian memberikan sebuah kecupan selamat malam padaku. Aku ingin kau melakukan semua hal itu saat ini. Aku ingin, aku sungguh-sungguh menginginkannya. Kembali kubenamkan kepalaku pada lipatan lenganku. Menumpahkan semua air mata yang setiap malamku jatuhkan.
Hatiku sudah teramat sakit untuk memendam semua perasaan ini. Tidak bisakah kau datang?
"Aku merindukanmu Baek, tidakkah kau tahu itu?" bisikku
"Sudah tiga tahun dan aku masih menunggumu.. Kembalilah Baek, Aku sungguh-sungguh merindukanmu"
Aku berbicara sambil terisak. Sungguh perasaan rindu yang sangat membuatku tersiksa.
Seandainya ada sebuah keajaiban, aku ingin saat ini pintu kamarku terbuka lalu menampilkan sosok Baekhyun dengan senyum mataharinya. Mendekat kearahku kemudian memeluk tubuhku lalu membisikan kata,
"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.."
Aku tertegun kemudian mengangkat kepalaku, mataku terbelalak begitu melihat sosok Baekhyun yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk kamarku. Ia tersenyum kemudian melambaikan tangannya padaku. Jika ini hanya sebuah bayangan, akan kuhentikan waktu agar aku bisa terus melihat senyum Baekhyun yang terlihat begitu nyata.
"Baekhyun.."
"Aku disini.. Seul Yi"
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Officially Missing You
FanfictionCan't nobody do it like you said every litle thing you do hey baby said it stays on my mind and i'm officially missing You officially missing you - tamia Aku sungguh merindukanmu Byun Baekhyun