First Night

16 1 0
                                    

Leyla Pov

  Bunyi dentingan jam ditengah heningnya malam membuatku merasa waktu seakan berputar lebih lambat dari biasanya.

Menatap sebuah pintu kamar mandi yang masih tertutup membuatku bernafas lega, namun semua itu hanya sesaat karena pintu tersebut terbuka menampilkan sesosok pria jangkung dengan balutan bathrobe yang kian mendekat. OMG bagaimana ini, segera aku menahan nafas dan menutup kedua mata, berharap ia tidak akan mencokel mataku karena tak sengaja menatapnya.

Setelah menunggu beberapa menit aku merasakan sebuah pergerakan. Ya ampun, OMG bagaimana ini, dia mendekat, aku menyatukan tanganku dan menunduk.

“Ampun, jangan pukul saya Mister, saya beneran gak liat, ampun.” Aku meraung gemetar ketakutan, berharap pria yang berstatus husband tersebut mengasihani gadis lemah tak berdaya sepertiku ini.

“Keringkan."

Ujarnya yang terdengar bingung bercampur nada sedingin es andalannya. OMG, keringkan? Apa maksudnya ia menyuruhku untuk mengeringkan kamar mandi yang baru saja pria itu pakai sebagai hukuman ? kalau begitu lebih baik aku segera melakukannya, sebelum ia mengganti hukumannya pada sesuatu yang lain, yang mungkin lebih mengerikan. Misal mengambil kedua bola mataku, iihhh aku bergidik dan tanpa banyak cincong aku beranjak dari kasur sambil melangkah pelan, takut membuat Jason kembali marah.

"Berhenti!!"

Dalam sekejap aku berhenti dan berusaha untuk menoleh. RAGU. OMG, apa langkahku terlalu berisik sehingga membuatnya terdengar marah, ampun deh gawat sepertinya aku kembali melakukan kesalahan fatal, sekarang tamatlah riwayatmu Leyla, runtukku dalam hati.

"A–ampun Mister saya salah, saya berhak dihukum. Saya akan tidur di teras."

Ucapku menatapnya seraya memelas. Kulihat ia berdiri dan mendekat, OMG mungkinkah inilah akhir hidupku, akhir menjadi janda status perawan di alam kubur. Aku menggeleng berusaha untuk berpikir positif bahwa pria itu tidak akan mencekik leherku, aku berharap ia hanya menamparku, namun yang lebih aku harapkan dan sangat sangat harapkan adalah dia akan membiarkanku, ya walaupun itu 99,9% tak mungkin.

"KAMU SUNG–."

Sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya, aku sudah terlebih dahulu terjatuh tak sadarkan diri karena terlalu takut saat tangan besar nar beruratnya itu berusaha menggapaiku. Pikiranku saat itu sudah tak bisa berfikir positif lagi begitu merasakan tangannya bertengger di bahuku, jujur OMG aku terlalu takut bahwa pria itu benar–benar mencokel bola mataku atau yang lebih parah mencekikku. Aku meruntukki pernikahan perjodohan ini, malam pertama yang seharusnya ku impikan malam dimana dua insan yang penuh gairah dan cinta saling bertukar kasih, malah seribu persen sangat–sangat berbeda OMG.

Tuhan aku pengen CERAIII !!!

Bersambung

Halo semuanya aku kembali di cerita yang baru ini. Sebenarnya jujur cerita ini hanyalah sebuah iseng–iseng semata, tapi karena aku mendapat ide akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan ini cerita. Semoga teman–teman cukup menyukainya.

Oke selamat datang🖤

Ditulis 30–09–23

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang