0.0 " prolog "

20 1 0
                                    

"Hoamm. ."

"Rin, jangan tidur dulu tunggu sampai kamu dikelas!"

Temannya menghela nafas kasar dan memberikan tepukan di punggung 'Rin' yang sudah hampir kehilangan kesadaran nya, ringisan kecil serta umpatan keluar dari mulut 'Rin'.

Tepukan itu tak main-main kencangnya sampai mampu membuat nya kembali ke dunia asli.

Tetapi sumpah demi Tuhan 'Rin' sungguh ingin tidur, alarm daruratnya sudah berbunyi sangat nyaring pertanda dia sudah membutuhkan tidur nyenyak nya saat ini.

Tetapi perutnya juga memberikan alarm darurat, sungguh kenapa hal merepotkan ini selalu terjadi ?!

"Ck. Perut sialan tidak bisakah dia tidak kelaparan, kenapa perut itu selalu saja kelaparan dan memaksa pemiliknya untuk makan walaupun kita malas. Jika perut tidak ada gue pasti bisa leluasa melakukan apapun tanpa merasa kelaparan" Batinnya bermonolog.

Temannya yang melihat jika 'Rin' kembali kehilangan kesadaran hanya dapat kembali menghela nafas, sepertinya anak itu menyumpahi sesuatu saat ini.

"Suna jika kau terus melamun kau akan kerasukan"

"Setan mana berani rasukin gue"

"Kenapa begitu?"

"Soalnya gue lebih setan dari mereka"

"Aku tidak akan memperdebatkan hal itu"

★ Suna Rintarou★ Kelas 9A , semester 2★ Keluarga yang terpandang,hidup yang nyaman serta tanpa permasalahan untuk saat ini★ Main Hp, Tidur, Nafas, Ghibah★ Niat hidup 1%

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★ Suna Rintarou
★ Kelas 9A , semester 2
★ Keluarga yang terpandang,hidup yang nyaman serta tanpa permasalahan untuk saat ini
★ Main Hp, Tidur, Nafas, Ghibah
★ Niat hidup 1%

━────────────────────────━

"Samuu"

"Hm?"

"Ouch- hati gue terbelah 1000 mendengar balasan dingin dari teman gue—"Suna menepuk keningnya dan berdialog dengan dramatis."Perlahan gue berbalik, gue gak mau temen gue ta(empe)hu kalo gue tersakiti akan balasan dingin itu.. "Dialog kembali berlanjut sampai Suna berada di part kesekian nya

Sedangkan yang dipanggil sudah membeli makanannya dan pergi meninggalkan Suna diantrian sendiri.

"Perlahan setelah terluka—"

"Neng samunya udah pergi Mas Suna"Ucap Bibi Kantin. Suna tersentak kemudian melihat depan dan tidak menemukan Chamu kecilnya.

" LE GASP?! MBUL?!"

"Honeyy- pesan menu ke 2 dan 3 bi, lalu minumnya kayak biasa aja"Bibi kantin mengangguk lalu segera membuat pesanan milik Suna.

Tak lama pesanan Suna datang, Suna mengambil makanannya lalu kembali ke pada kealay an nya.

"MBULL"

"DIEM IH!!"

Semetara itu ada seseorang yang melihat Suna dari jauh, matanya memperhatikan gerak gerik Suna.

"Badannya.. sangat bagus, tangannya juga"

"Kau mirip seperti pedofil Eita, kau berusaha jadi kriminal ya?"

"Tentu tidak bubu, mana mungkin pacarmu ini jadi mirip pedofil"

"Kau mirip pedofil sih"

"Darl.."

"Fakta terkadang menyakitkan"

★ Semi Eita★ Kelas 9C, semester 2★ Keluarga terpandang,hidup berkecukupan tanpa masalah untuk saat ini★ Gitar,Musik, Jalan-jalan★ Niat hidup 50 : 50

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

★ Semi Eita
★ Kelas 9C, semester 2
★ Keluarga terpandang,hidup berkecukupan tanpa masalah untuk saat ini
★ Gitar,Musik, Jalan-jalan
★ Niat hidup 50 : 50

━────────────────────────━

"Hey!"

Shirabu menutup mulut Semi dengan roti isi yang Semi beli lalu kemudian memakan makanannya dengan tenang.

Semi memakan roti isinya, gak berani ngomong lagi. Gimana kalo nanti mulutnya disobek Shirabu karena gak makan, aduh jadi jodoh mulut sobek cakep-cakep gini mending jadi jodoh mu. G

"Sebentar lagi kita akan Lulus"Shirabu memulai percakapan terlebih dahulu, Semi mengangguk.

"Aku tidak tahu apakah kita akan satu sekolah lagi.."Semi menghentikan acara makannya. Shirabu perlahan kembali melanjutkan ucapannya "Tapi aku harap kita tidak berpisah"Shirabu meminum minumannya setelah selesai berbicara.

"BUBUU!!"Semi memeluk Shirabu sambil menangis, pundak Shirabu dibuat basah oleh air mata Semi.

"HA?! KENAPA KAU MENANGIS??"

Sang Ketua OSIS hanya tersenyum dari jauh, sepertinya karena dekat hari ujian untuk kelulusan semua murid berdamai dan tidak membuat masalah sedikitpun.

"Aku harap aku tidak bertemu makhluk halus seperti mereka semua lagi"Ucap Ketua OSIS dengan senyuman manis diwajahnya. Tekanan batin banget ya ngurus atap sekolah yang bisa-bisanya bocor karena seekor manusia main lompat tali disana.

[ Prolog Selesai ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗕𝗔𝗡𝗗 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang