01

2 1 0
                                    

Terkadang lisan seseorang bisa dengan mudah menghancurkan mental seseorang namun mengapa masih saja banyak manusia yang tidak bisa menjaga tutur bicara?.

***

Pagi selalu di awali oleh kehangatan sang surya memberikan sensasi tidak ingin berjauhan dari tempat tidur tapi tidak untuk seorang gadis berambut panjang yang sudah siap dengan seragam sekolah nya.

Satu persatu anak tangga ia langkahi suara langkah yang menggema di rumah besar itu yang nampak sepi, seperti tidak ada kehidupan selain gadis itu.

berjalan sampai di anak tangga terakhir dan melanjutkan langkah nya ke arah dapur, namun langkah nya terhenti saat melihat sesosok gadis lain yang sedang memasak dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajah ayu nya.

Seakan waktu berhenti gadis itu sebut saja alura masih saja melihat gadis lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah saudaranya,tapi terlalu malas untuk menganggap gadis itu bahwa dia adalah saudaranya.

Beberapa menit alura berdiam diri di sana sampai akhirnya gadis lain menyadari keberadaannya,senyum gadis itu yang awalnya terpampang indah perlahan luntur dan menyisakan suasana canggung antara dua saudara itu.

Srekk

Alura menarik salah satu kursi yang terletak di sana tanpa memperdulikan kembarannya aluna, alura mengambil selembar roti untuk dia seorang.

"Alura aku udah masakin kamu,kamu makan ini aja"dengan cekatan aluna mengambil roti yang ada di tangan alura.

"Gasopan" Hanya itu yang keluar dari bibir pucat itu,dengan kasar alura mengambil rotinya kembali.

aluna terdiam dan merenung kesalahan nya tadi,dia menatap saudarinya yang masih memakan rotinya sambil memainkan benda persegi di tangannya.

Dan saat sedang ada kecanggungan di antara mereka tetiba ada suara langkah lain terdengar dari arah tangga.

"MAMA"aluna memekik kencang saat melihat sosok wanita yang melahirkan dirinya itu dan tidak lupa sambil memamerkan deretan gigi putih nya itu.

"Morning baby gurl"merta menciun kedua pipi aluna secara bergantian.

"Mama liat aluna tadi habis masak,mama harus coba ya"Aluna memekik senang sembari memindahkan masakan nya ke sebuah piring yang terletak di atas meja makan itu.

"Wahh pasti enak,mama mau cobain dong"merta menarik salah satu kursi dan menduduki nya tanpa memperdulikan sesosok manusia lain di ruangan itu.

Alura yang merasa kehadiran nya tidak di anggap segera beranjak pergi untuk berangkat ke sekolah, tanpa berpamitan kepada seseorang yang ia anggap ibu itu.

Lagian untuk apa juga dia di sana di anggap ada saja tidak.

***

Alura berjalan melewati koridor kelas yang masih sepi,suasana yang dia suka.

Sebenarnya alura bukanlah sosok gadis pendiam dan penyendiri,namun keadaan seolah memaksa nya untuk bersikap seperti itu.

Aluna dan alura tidak sekolah di sekolah yang sama alasannya tentu saja karena orangtuanya yang tidak ingin aluna berdekatan dengan alura.

Langkah dari kaki jenjangnya memasuki ruangan kelas yang masih sepi hanya terdapat beberapa siswa kutu buku yang sudah berhadapan dengan buku' itu.

Alura hanya meletakan tasnya dan berlalu pergi ke arah rofftop sekolah, tempat yang biasa ia kunjungi di saat pagi hari.

"Ngapain lo ke sini lagi"alura berucap kepada seorang lelaki yang sedang berdiri di ujung pembatas rofttop  sekolah.

Lelaki itu hanya menoleh sekilas tanpa menjawab pertanyaan alura,alura hanya mendengus dan berjalan mendekati lelaki itu
saat sudah bediri sejajar dengan lelaki itu ia mengeluarkan sekotak rokok dari saku rok nya.

"Mau ga?"tak lupa alura menawari lelaki tersebut,tak ada jawaban lelaki itu menoleh ke arah alura yang sedang menghidupkan pematik nya.

"Berhenti ngerokok lura itu gabaik buat kesehatan"setelah sekian lama akhirnya lelaki tersebut mengeluarkan suaranya dan dengan gesit pula ia merampas nikotin yang berada di bibir alura dan menginjaknya.

"Brengsek lo harsa itu rokok terakhir gue"alura menatap harsa dengan jengkel dan tak lupa meninju kecil lengan lelaki itu yang alura sebut namanya harsa.

Harsa menarik lengan alura lalu memberikan sebungkus permen alppenlibe ke tangan alura . "Pengganti rokok" setelah mengatakan kalimat itu harsa pergi dari hadapan pacarnya itu.

Iya kalian ga salah, interaksi antara dua orang itu adalah interaksi seseorang dengan pacarnya.

"Cih dasar batu"alura menatap kepergian pacarnya itu lalu pandangan nya beralih ke arah sebungkus permen yang ada di genggamannya itu dan senyuman manis mengembang dari bibirnya.

Menghela nafas sebentar sebelum ia ikut meninggalkan rofftop sekolah.

Alura berjalan pelan di koridor kelas, seperti yang dia bayangkan sudah banyak siswa siswi berlalu lalang di sini.

Puk

Sebuah tepukan mendarat di bahu alura membuat gadis itu menoleh ke arah seseorang yang menepuk bahu nya itu,damn sepertinya pagi tenang yang alura harapkan harus segera sirna.

"Pagi lura"sapaan tidak mengenakan keluar dari bibir gadis di depannya yang berpostur lebih tinggi dari alura.

Alura tidak menjawab dan hanya terdiam diri sambil menatap 4 gadis di depannya ini datar.

"santai saja lura kenapa tatapan lo seolah pengen makan kita secara hidup hidup'"ucap gadis lainnya yang di sambut gelak tawa 3 gadis lainnya.

"Gausah basa basi apa mau lo pada?"mendengar jawaban alura membuat gadis2 tadi langsung menghentikan suara tawanya dan lanjut menatap alura dengan pandangan mengjek.

"Lo bawa uangnya kan?"tidak ingin berbasa basi seperti yang di ucapkan alura tadi gadis yang lebih tinggi dari alura itu bertanya dengan gaya angkuh nya.

"Udah berapa kali gue bilang gue udah ngundurin diri dari organisasi gajelas lo itu bila"alura menjawab dengan berani tanpa rasa gentar sedikitpun.

"Jalang sialan,lo pikir lo siapa bisa keluar seenaknya?"bila mengumpat telak di depan alura "seret dia ke gudang belakang" suara bila mengintruksi teman² untuk membawa alura ke gudang belakang sekolah yang langsung di turuti oleh mereka.

Alura tidak memberontak sama sekali karena jika dia memberontak pun malah akan memperparah keadaan,ia tak ingin kejadian seperti hari² lalu terulang kembali.

Dengan pasrah ia membiarkan dirinya di tarik paksa dengan sekumpulan gadis itu.







TBC

KITA BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang