"Aaagghh ...," teriak Alex saat sebuah makhluk yang sangat mengerikan menarik kakinya dengan begitu kuat.
Alex berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman makhluk itu, tetapi sayang genggaman makhluk itu terlalu kuat sehingga membuat Alex kesulitan. Beberapa kali Alex pun merapal mantra-mantra yang dia ingat dari buku yang ada di genggamannya saat ini, tetapi sayang semua itu tidak berpengauh sama sekali.
"Sial!" kata Alex yang masih mampu untuk mengungkapkan semua rasa kesalnya pada apa yang sedang terjadi saat ini.
Alex kembali berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman kahluk mengerikan itu, tetapi sayang yang ada hal tersebut hanya membuat luka pada kakinya. cairan hangat terasa mulai menetes, tetapi dia berusaha untuk menahan semua rasa sakit yang dirasakannya.
Alex menarik napas dalam kemudian mengembuskannya secarrra kasar. Dia hanya berusaha untuk tetap sadar dan juga berpikir jernih, karena tahu sekali saja kesadarannya hilang atau otaknya tidak bisa berpikir secara jernih, maka semuanya akan berakhir dengan mengerikan.
Alex berusaha mengedarkan pandangannya dan tangannya menggapai apa saja yang bisa digapai tanpa melepaskan buku yang dia peluk dengan erat. Apa pun yang tejadi dia tidak akan melepaskan buku tersebut karena di sana ada nyawa yang haus dia jaga.
"Kita liat, siapa yang akan menang dalam pertarungan ini!" kata Alex saat akhirnya sebelah tangannya berhasil menggapai sesuatu dan sekuat tenaga melapaskan diri dari genggaman makhluk itu.
Dengan usahanya yang sangat kerras, akhirnya Alex berhasil melepaskan diri. Tubuh mengerikan itu terpental meski tidak terlalu jauh dari dirinya.
Kesempatan itu jelas tidak disia-siakan begitu saja oleh Alex, dia berusaha untuk berdiri dan berjalan meski dengan tertatih. Luka yang diderita pada kakinya memang membuat dia sedikit kesulitan untuk berjalan karena nyeri yang begitu hebatnya.
"Jangan berpikir kalau kamu akan bisa keluar dari sini dengan membawa buku itu!" kata sosok itu yang saat ini sudah kembali beridir dan melayang mengejar ke mana langkah Alex pergi.
Alex berusaha untuk tidak mempedulikan makhluk itu dan dia hanya fokus dengan apa yang ada di hadapannya. Dia sadar kalau sekali saja dia kehilangan fokus, maka bisa jadi apa yang terjadi beberapa saat yang lalu akan kembali terulang dan dia jelas tidka menginginkan hal tersebut.
Makhluk betubuh tinggi dengan mata merah dan wajah yang sangat mengerikan terus berusaha untuk mengejar Alex. Dia benar-benar tidak ingin jika buku itu sampai dibawa keluar dari ruangan keramat itu dan membuat semuanya hancur berantakan.
Alex sendii jelas tidak akan pernah membiarkan buku tersebut jatuh ke tangan makhluk yang sangat mengerikan tersebut. Selain itu, dia pun sadar ada hal yang harus dia jaga dan dia bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
"Sudah aku katakan, jangan sekali-kali membawa keluar buku itu dari sini!" kata makhluk itu lagi dengan suara yang jauh lebih keras darri sebelumnya dan mampu membuat siapa saja yang mendengarya merinding ketakutan.
Alex pun sebenarnya merasakan hal tersebut, hanya saja dia berusaha sekuat tenaga melawan semua rasa takut itu. Dia tahu kalau sekali saja dia merasa takut pada suara makhluk itu, maka sama saja dengan membuat dirinya kalah dan dia akan menjadi orang yang tidak berguna sama sekali.
Alex melihat ke mana dia akan melangkah hingga akhirnya dia melihat sebuah cahaya tidka jauh dari tempatnya saat ini. Ujung bibirnya tertarik ke samping ketika melihat hal tersebut.
"Sedikit lagi, dan aku akan bisa keluar dari tempat ini!" kata Alex dengan penuh semangat.
Makhluk itu melihat ke arah cahaya yang Alex tuju dan seketika dia terbang ke aah cahaya itu sehingga kegelapan kembali memenuhhi ruangan tersebut.
"Sudah aku katakan kalau aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari sini dengan buku itu!" kata makhluk dengan mata yang semakin merah, sepeti bara api yang sangat menakutkan.
"Tidak! Aku tidak akan pernah menyerahkan buku ini kepadamu!" kata Alex yang berusaha untuk memikirkan jalan keluar terbaik agar dia bisa keluar dai tempat itu dengan secepatnya.
"Kamu akan mati di sini!" kata makhluk itu yang kemudian terbang ke arah Alex dengan kukunya yang begitu tajam dan kemudian kuku itu mendaat tepat pada leher Alex hingga darah menyembur dengan begitu derasnya.
Alex yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba dari makhluk itu hanya bisa mengerang kesakitan saat lehernya tertusuk kuku dari makhluk itu. Dia tahu jika nyawanya pasti tidak akan tertolong lagi karena tidak mungkin ada yang datang ke tempatnya itu.
Namun, meski demikian, Alex berusaha untuk tetap sadar dan melawan, setidkanya hal itu sebagai bukti kalau dia tidak pernah mengalah begitu saja pada makhluk itu.
Makhluk hitam bertubuh besar dengan mata merah itu menyeringai hingga menunjukkan taring yang ada di ujung bibirnya. Dia benar-benar puas dengan apa yang sudah dilakukan, dan tyerlebih saat dara itu keluar dan mengenai wajah serta mulutnya.
"Makanan yang sangat segar, dan pada akhirnya aku menjadi pemenang dari pertarungan ini!" kata makhluk itu dengan suara yang sangata mengerikan.
Alex masih berusaha untuk bertahan hidup dan melemparkan buku yang ada di tangannya dengan suisa tenaga yang dia miliki. Namun, dia pun sadar jika tenaganya hanya tersisa sedikit dan tidak mungkin jika lemparannya akan membuat buku itu keluar dari ruangan tersebut.
"Kamu ... bisa ... tertawa dengan apa yang kamu lakukan saat ini kepadaku!" kata Alex yang masih berusaha untuk menjaga kesadarannya meski dia sudah kehilangan begitu banyak darah dan sadar kalau nyawanya tidak akan lama lagi akan terpisah dari tubuhnya. "Namun, kamu jangan senang dulu karena suatu saat nanti pasti akan ada seseorang yang akan berhasil mengalahkanmu!"
Makhluk itu tertawa dengan begitu keras saat mendenga apa yang dikatakan oleh Alex.
"Aku akan menunggu saat itu tiba dan sekali lagi akan aku buktikan kepadamu bahwa kamu tidak akan pernah menang melawanku!" kata makhluk itu dengan begitu sombongnya. "Ingat lah, manusia hanyalah makhluk kecil yang penuh dengan kesombongan dan keserakahan dan karena semua itu, maka mereka tidak akan bisa mengalahkanku!"
Alex terbatuk saat merasakan kuku makhluk itu semakin menancap pada lehernya dan darah pun keluar hingga membasahi wajah makhluk itu. Dia sadar jika waktunya tidak akan lama lagi, tetapi setidaknya dia harus bisa mengatakan hal terkahir yang akan membuat makhluk itu ketakutan.
"Akan kupastikan kalau nanti akan ada manusia yang tidak serakah dan juga sombong, dan dia pasti akan bisa mengalahkanmu karena dia memiliki semangat dan kekuatanku!" kata Alex sebelum akhirnya dia memejamkan mata untuk selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syair Berdarah
Horror"Ini buku apa, Ma?" tanya Arman ketika dia baru sampai di rumah setelah perjalanannya untuk menenangkan diri dari semua derita yang dirasakannya. Bu Arumi yang mendapat pertanyaan itu hanya bisa melihat ke arah buku yang ada di tangan anaknya. Dia b...