“gimana nih kak gua ga mau kuliah bisnis! percuma juga kalo gua ngejalanin pasti ga akan masuk ke otak gua, karna gua ga suka! kenapa si eyang malah melawan arah kayak gini udah tau lu yang mau ngambil jurusan bisnis dan gua yang mau ngambil jurusan arsitek bukan lu!” oceh mabel dengan muka merah
“duh mabel lu tuh berisik banget tanpa lu harus susah payah ngejelasin itu semua ke gua, gua udah tau ga usah di jelasin lagi. lu tuh Cuma bikin gua tambah pusing aja” seru bia tak kalah emosi
“ ya, kan gua cuma nanya siapa tau aja lu punya solusi gitu?”
“gua ga bisa mikir setelah gua pulang dari kampung denger perkataan eyang putri!”
“coba aja mama sama papah masih ada ya kak pasti ga kayak gini ceritanya”
-FLASHBACK-
“halo, assalamualaikum?”
“walaikumsalam! Eyang?”
“iya, ini bia atau mabel?” tanya eyang bingung
“ini bia eyang, eyang masih belum bisa ngebedain suara kita?” tanya bia bingung mengapa eyangnya masih belum mengenal suara mereka masing-masing padahal dia dan adiknya sudah menjadi cucunya selama 18 tahun ini apalagi yang baru kenal mereka?
“haha belum lagian kalian berdua ini membingungkan orang, muka yang sama tanpa perbedaan suarapun juga begitu eyang hanya bisa membedakan kalian jika eyang ngeliat gerak gerik dan sifat kalian hanya itu yang mebedakan dari kalian selebihnya sama semua hahah” tawa eyang dibalik sebrang telfon membuat bia tersenyum.
“hmph janganpun eyang aku juga bingung sendiri, kadang orang yang telah mengenal kita berdua sering memanggilku mabel” dengus bia
“itu kan resiko punya saudara kembar bia sayang, oh iya mabelnya lagi ngapain?”
“lagi ngurusin buat masuk kuliahnya eyang!”
“nah eyang menelfon kamu buat bahas masalah ini kamu sama mabel besok siang haru udah ada dijigaja dirumah eyang pokoknya kalau ga dateng eyang bakal blokir ATM kalian!” bia merasa kupingnya lebih baik tuli saat itu juga daripada harus mendengar kata-kata ATM diblokir
“apa? Di blokir? Iya eyang kami berdua akan tiba disana siang besok!”
“iya eyang tunggu ya! Salam buat adikmu assalmualaikum”
“walaikumsalam”
Bia pun langsung menelfon adiknya yang katanya sedang mengurus data-datanya untuk masuk kesalah satu universitas ternama yang di idam-idamkan mabel.
****
“sumpah panas banget ga kuat gua” gerutu mabel pada dirinya yang merasa kepanasan diapun memutuskan untuk singgah ke starbucks untuk menyejukkan dirinya, sesampainnya disana mabel langsung mencari tempat duduk favoritnya di cafe yang sering di datanginya ini dan pelayan pun sudah tau apa yang mabel butuhkan. Seketika suara adele pun terdengar olehnya iya segeka mengambil iPhonenya yang ada di dalam tas kecilnya
“halo”
“....”
“arggh ngapain gua baru nyampe”
“....”
“paling gertakan doang gua ga betah kalo disana”
“....”
“ribet lu, yaudah gua pulang”
Minuman mabel pun datang! Dan secepatnya mabel langsung membayar kekasir dan meluncur untuk pulang.
Sesampainya dirumah mabel langsung banting tubuh mungilnya disofa depan TV dan langsung menyalakan AC serendah mungkin ia merasa telah mandi keringat yang ada dirubuhnya membuat sekujur tubuhnya basah, ‘tanpa gua sadari gua udah 3 tahun lebih tinggal dirumah ini tanpa kedua orang tua gua ya Allah aku merindukan mereka’ hati mabel berbicara dengan mata yang tampak mengelilingi isi rumahnya, rumahnya tidak ada perubahan sedikit pun sejak kedua orang tuanya meninggal masih tetap berada pada tempatnya.
“dek lu lu udah pulang dari tadi?”
“ga, barusan baru nyampe”
“so, lu harus nyiapin barang-barang besok pagi kita berangkat gua udah pesen tiket buat penerbangan ke jogja”
“duh, ada apalagi si eyang gua paling males kesana gua ga betah”
“dia mau ngomongin masalah kuliah kita, dan lu tau kalo kita ga kesana ATM diblokir sama eyang dan GUA GA BISA HIDUP TANPA UANG!” teriak bia sambil memajukan muka ke adiknya yang cantik itu
“woyy, lu ga usah teriak bisa ga? Kuping gua masih bagus dan ga tuli kayak nenek” omel mabel sambil menutup kuping dengan bantal yang ada disofa, mabel tau kakanya tidak bisa hidup tanpa uang menurut mabel semua orang juga seperti kakanya termasuk mabel tapi Bia kakanya terlalu over terhadap uang semenjak orang tua dia telah tiada. Bukan! Bukan karna iya mencintai harta orang tua mereka tetapi disini dirumah ini Bia menjadi kepala keluarga dan dia harus menghidupkan mabel dan pembatu mereka, Mabel dan Bia tidak pernah mau tinggal dengan eyangnya menurut mereka disana tidak enak tidak ramai sepi dan tidak ada teman lagi pula mereka tidak tahu bahasa mereka walaupun mereka berdua orang Jawa, eyang mereka pernah untuk mengajak mereka tinggal di jogja waktu orang tua mereka meninggal mereka masih kelas satu SMA tapi mereka menolak mereka ingin hidup dijakarta dengan syarat mereka harus menghidupkan mereka sendiri (syarat eyang kaku mereka) mereka berpikir akan menjalani hidup dengan tidak bekerja dan tergantungan dengan tabungan mereka yang di hitung-hitung cukup untuk 3,5,7 atau berapa tahun? arrgh tidak bisa dihitung ini terlalu banyak untuk mereka yang akhirnya memutuskan untuk hidup bertiga dengan pembatu kesayangan mereka mba sum yang merawat mereka dari lahir ke bumi, mereka lebih dekat dengan mba sum dibandingkan mamanya sendiri mamanya terlalu sibuk untuk mengurus bisnisnya yang berada disana sini begitupun papanya. Entahlah hidup mereka terlalu rumit untuk dijelaskan!
****
“halo sayang wah udah 3 tahun eyang ga ketemu kalian, kalian tambah cantik-cantik wah pasti sudah pada punya pacar ya?” suara eyang yang menggoda dengan logat jawanya yang kental menbuat mabel dan bia cekikikan
“ishh eyang apaansi kita tuh belom punya pacar masih SINGLE!” jawab bia dengan sedikit tertawa
“iya bener tuh eyang masih kecil ga boleh pacaran!” celetuk mabel
“udah ga usah di bahas masalah cowo sekarang kalian istirahat aja dulu pasti capek kan? Tadi lek karmin ga terlambat kan jemput kalian dibandara?”
“ga kok eyang tepat pada waktunya” jawab mabel dengan senyuman
“eyang kakung kemana? Pasti dikebun ya?” tebak bia
“iya nanti juga pulang, ya udah sana istirahat nanti eyang akan berbicara serius dengan kalian” eyangpun berlalu dari hadapan mereka meninggalkan mereka dengan pikiran yang bertanya-tanya walaupun sudah tau ingin membahas masalah pendidikan mereka.
Mabel mengucek matanya dan melihat jam yang iya kenakan jamnya belum sempat iya lepas saat tidur siang tadi dan sekarang jarum menunjukkan pukul 5 sore dan dia menemukan wanita cantik yang ada disampingnya ini sedang tertidur pulas yaitu Bia, kakanya ini trauma dengan yang namanya LAKI-LAKI! Semua ini gara-gara Abid teman sekelas SMA mereka dulu Abid mencapakan kakanya dengan cara selingkuh dengan sahabat mereka, eh bukan mantan sahabat SMA namanya Friska, dan sampai sekarangpun Bia tetap mencintainya entah sentan apa yang merasuki kakanya ini sehingga tetap mencintai cowo brengsek itu! Padahal cowo yang tampan banyak yang mengelilinginya sering datang kerumahnya hanya untuk sekedar bermain atau mengapel kakanya dan mereka sering kali salah orang anatara aku dan kakaku Bia kesamaan kami ini memang konyol menurutku ini adalah hiburan tersindiri haha :D nah kalo kau arggh aku tidak pernah pacaran seumur hidupku entahlah aku tidak tertarik kepada mereka semua, eits aku masih normal loh aku masih suka seneng kalo ngeliatin cowo ganteng, berbadan atletis padanya intinya aku masih normal!
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE OF LIFE
RomanceAmabel Putri Praditya harus bertukar tempat oleh kembarannya atau mungkin lebih jelasnya yaitu kaka kembarnya Tabia Putri Praditya, Mabel yang biasa di pangil oleh orang-orang yang mengenalnya harus bisa memerankan Bia dalam kehidupan sehari-harinya...