Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi hari ini kita mau kemana?"
Berjongkok untuk menyesuaikan tingginya dengan bocah laki-laki yang berumur lima tahun, Kim Jisoo memasang senyuman lebar yang terkesan manis.
"Karena hari ini ulang tahun Kavi, jadi Mom sama Dad bakal ikutin kemauan kamu. Kavi mau kemana, sayang?"
Mata bulat itu berkedip beberapa kali, memandang wajah cantik dihadapannya. Wajahnya berubah senang, tersenyum hingga menampilkan deretan giginya.
Lucu sekali.
"Kavi mau kemana aja, asal sama Mom and Dad!" Kavi berseru senang, matanya memandang sosok pria yang baru keluar dari sebuah rumah mewah, berjalan kearahnya.
"Dad!!!"
Jisoo mengacak dengan gemas surai lembut Kavi, kemudian bangkit, membiarkan bocah laki-laki itu berlari menghampiri sosok yang dipanggilnya ayah.
Pria itu, Taeyong, menyambut Kavi dengan tangan terbuka lebar, mengangkat tubuh kecilnya dan menggendongnya.
"Halo, jagoan." Taeyong mengepalkan salah satu tangan dan menunjukkannya dihadapan Kavi, mengajaknya melakukan fist bump, dan bocah itu dengan cepat membalasnya.
Taeyong berjalan menghampiri Jisoo dengan Kavi yang ada digendongannya.
"Jadinya mau kemana?"
"Kavi, gimana kalau hari ini kita piknik?"
"Piknik?" Kavi tampak mengernyit, sebelum beberapa saat kemudian mengangguk-anggukkan kepala dengan semangat. "Mau mau!"
Jisoo tersenyum gemas. "Oke, kita piknik!"
***
Jisoo menggandeng tangan kecil Kavi, berjalan menuju taman luas dengan rumput hijau yang terlihat menyejukkan mata. Sedang Taeyong berjalan disisi mereka, tangannya membawa sebuah keranjang piknik rotan yang didalamnya sudah berisi perlengkapan piknik yang akan mereka gunakan.
Ada toko yang memang menyewakan perlengkapan piknik disana. Sehingga tak heran ada banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut di taman itu. Baik bersama teman, pasangan, ataupun keluarga mereka.
Bocah kecil berumur lima tahun itu tersenyum lebar, terpancar kebahagiaan diwajah imutnya. Jari-jari kecilnya menggenggam tangan Jisoo dengan erat. Kepalanya mendongak, matanya menyipit karena sinar matahari yang terik. Menatap sosok Taeyong yang langsung sadar akan tatapannya.
"Kenapa, hm?" Tanyanya terdengar sangat lembut.
Kavi mengulurkan tangan, "Tangan. Tangan Dad," ucapnya sedikit keras takut laki-laki dewasa yang dipanggil dad itu tak bisa mendengarnya.
Taeyong terkekeh dengan gemas. Kemudian menyambut tangan kecil Kavi dan menggenggamnya.