bagian 1

11 1 0
                                    

Suara rintik hujan yang jelas dan deras menjadi teman setia bagi Nadira Andini pada pagi yang dingin itu. Awan hitam menggantung di langit, menghalangi cahaya matahari pagi yang cerah untuk menerobos. Udara yang dingin melingkupi setiap sudut rumah, mengundang siapa pun untuk menjaga kehangatan dengan bersembunyi di dalam.

"Berhubung ini hari Minggu dan di luar hujan, enak nih nonton. Mari mencari series yang baru," gumam Nadira andini,yang akrab dipanggil Dira, sambil membiarkan kakinya menyusuri lantai kayu yang dingin menuju kamarnya.

Dengan tenang, dia berbaring telungkup di tempat tidur, membawa laptop ke hadapannya. Jemarinya yang lincah menari di atas keyboard, dengan ketelitian yang hanya dimiliki oleh seorang pencari hiburan sejati. Dira mengetik kata kunci pencarian untuk mencari series terbaru, kemudian dengan lembut mengklik tombol 'cari'. Matanya memperhatikan daftar hasil pencarian yang muncul di layar, dan dia mulai menggulir melalui judul-judul yang tersedia.

Namun, detik itu, matanya berhenti saat dia melihat sebuah trailer series yang menarik perhatiannya. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya ketika dia mengetahui bahwa trailer itu menggelitik rasa ingin tahu dalam dirinya.

"Wah, dari trailer-nya aja udah bagus. Oke, nonton ini aja," ucapnya pelan, mengisyaratkan keputusannya untuk memilih series itu.

Dia tidak lagi memperdulikan hujan yang terus turun di luar jendela kamarnya. Keheningan kamar hanya terganggu oleh suara pelan ketika dia mengetik judul series yang ada di dalam trailer tadi. Mata Dira dipenuhi antisipasi, dan dia merasa seperti sedang bersiap-siap untuk memulai petualangan baru yang akan membawanya ke dalam dunia yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.

Namun, sebuah panggilan dari dapur menghentikan aliran perasaannya yang sedang mengalir. Itu adalah suara kakaknya, Airani Alisha, yang lebih dikenal dengan nama Rani. Mereka berdua memiliki ikatan yang kuat, dan sejauh yang Dira ingat, mereka selalu saling mendukung satu sama lain. Keduanya harus menghadapi kehidupan hanya berdua setelah orang tua mereka bercerai.

"Dira, cepat kesini. Bantu kakak di dapur," panggil Rani dengan suara lembut namun tegas.

Tanpa ragu, Dira meninggalkan laptopnya dan merangkak keluar dari kamar menuju dapur. Kedua saudara ini memiliki ikatan yang kuat, dan mereka selalu saling membantu ketika diperlukan.

"dira, bantu kakak siapkan sarapan. Kakak sudah memasak nasi goreng, kamu tinggal menggoreng telurnya," ujar Rani sambil menunjuk dapur.

"Baik, kak," jawab Dira sembari mempersiapkan diri untuk tugas yang diberikan oleh kakaknya. Ia tahu bahwa momen seperti ini adalah bagian dari kebersamaan yang mereka nikmati, meskipun tak sering terjadi karena kesibukan Rani.

Telur segera matang dengan sempurna di bawah pandangan teliti Dira. Ia meletakkannya dengan lembut di atas piring dan menghantarkannya ke meja makan. Rani juga telah selesai mempersiapkan nasi gorengnya, dan keduanya duduk untuk menikmati sarapan mereka.

Mereka makan dengan hening, tak ada suara selain dari suara peralatan makan yang beradu dengan piring dan piring. Ini adalah momen ketenangan yang mereka nikmati bersama. Keduanya tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi ketika mereka bersama, mereka merasa aman.

Setelah sarapan, mereka kembali ke ruang tamu, masing-masing memegang ponsel mereka. Dira tenggelam dalam cerita-cerita yang ia baca di ponselnya. Genre favoritnya adalah Boy Love (BL), dan Dira adalah seorang fujoshi yang dengan bangga mengakuinya. Ia merasa bahagia ketika terlibat dalam cerita-cerita yang menggambarkan cinta antara dua pria.

Namun, suara kesal dari Rani membuat Dira mengalihkan perhatiannya. Rani adalah seorang homofobik yang sangat membenci segala sesuatu yang berkaitan dengan Boy Love.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Le Secret ColoréTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang