16.00
Sore hari ini Zateo melaksanakan kegiatan olahraga sorenya, kau bebas memilih apa yang ingin kau lakukan di mata pelajaran ini. Entah bersenam, berlari,bermain badminton, basket atau apapun yang disediakan di Akademi ini.
Zateo cukup asik bermain Voli dengan teman-temannya yang lain. Walau sedari tadi dia juga asik mencuri lihat Aaron yang lebih memilih berlari di lapangan selama beberapa kali putaran.
Biasanya jika seseorang begitu ahli di akademik maka bisa jadi ia akan lemah di non-akademik dan sebaliknya tapi entah mengapa untuk manusia satu ini, Tuhan mungkin saja curang. Aaron pandai dalam keduanya.
"Istirahat sebentar!" Pinta Skara dengan berteriak, dia terlihat sangat kelelahan dengan keringat membanjiri seragam olahraganya. Omong-omong ini adalah hal yang ingin Zateo pamerkan. Tidak seperti biasanya mereka akan berolahraga dalam ruangan tapi disini, di Nata Neraka mereka punya tempat berolahraga yang amat sangat indah. Tepatnya di dekat danau dengan pepohonan mengelilingi dan rumput yang begitu halus disertai lapangan yang terbuat dari semen dengan desain gambar yang keren.
Bayangkan betapa indahnya kau berolahraga sore dengan pemandangan pohon, dedaunan dan danau yang amat tenang.
"Berapa lama lagi dia harus berlari?" Tanya Seiji yang nampak khawatir. Melihat kekhawatiran itu Zateo jadi semakin terang-terangan melihat ke arah Aaron. Sejak 30 menit yang lalu Aaron sudah berlari dan baru berhenti hanya 2 kali.
"Pak Guru Olahraga, Pak Aji kali ini menargetkan nilai tinggi untuknya jika dia bisa melampaui rekor bulan lalu." Tambah Satya yang baru saja meneguk air minumnya.
"Mengapa dia hanya berlaku itu kepada Aaron?" Tanya Zateo memandang semua temannya satu persatu."Itu khusus dari orangtuanya."
"Lagi dan lagi?"
"Mengapa kamu heran akan hal seperti ini? Kamu tunggu saja ada berapa banyak lagi keuntungan, hak istimewa dan kewajiban yang Aaron emban sendiri dari orangtuanya." Penjelasan dari Satya secara gambaran kasar.
Mereka semua masih memperhatikan Aaron di pinggir lapangan lari.
Estevan mengangkat tangannya setara dengan pandangan teman-temannya.
"1....2....3....4.....5....."
BRUK!!!!
Tepat pada hitungan kelima yang Estevan perhitungkan di depan sana Aaron terjatuh sangat keras ke lapangan. Dia dibiarkan diam sementara Pak Aji fokus mencatat kecepatan dan waktunya.
"Berat badan mu harus turun 1-2 kg Aaron, kau tidak boleh melampaui batas berat badanmu."
Aaron hanya menunduk menetralkan nafasnya yang putus-putus, tangannya terkepal amat kesal dengan hasilnya.
"Dua Minggu ke depan kita akan bertemu lagi dan saat itu kau sudah harus melampaui rekor yang telah aku tentukan." Setelah mengatakan itu Pak Aji langsung pergi meninggalkannya. Aaron perlahan bangun dan berjalan dengan tertatih-tatih, kakinya amat lemas.
"Kau tidak gemuk atau kelebihan berat badan, mengapa dia sangat berlebihan?" Zateo langsung bersuara, dia benar-benar merasa ini berlebihan. Terlebih ia sangat meringis melihat lutut, pergelangan kaki, betis depan belakangnya yang tergores.
Aaron tidak menjawabnya dan fokus mengambil handuk kecilnya. "Bagaimana kau bisa melampaui batas?aku saja sudah hafal kapan kau akan tumbang Aar..kau tidak menuai perubahan dan kemajuan." Estevan mengucapkannya dengan suara yang meremehkan dan tertawa terbahak-bahak.
"Jangan membuatku kesal Es, kau pikir kau punya kemajuan tanpa masuk ke tim inti Basket?Cedera mu merusak segalanya kan?"
"Aaron Joesoef?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen Fiction"Segala Hayalan memang indah, selamanya akan indah." Zateo Bayomi adalah seorang murid pindahan di Nata Negara Akademi yang terkenal sebagai Akademi yang menghasilkan para lulusan terbaik yang pernah ada. Banyak harapan dan tekanan yang ia bawa dala...