Chapter 6 : The Tryst

463 4 0
                                    

Note :
Harap diperhatikan cerita ini bertema dewasa dengan kink CHEATING PERSELINGKUHAN yg mungkin tidak cocok utk sebagian orang, plus PENUH ADEGAN DEWASA 21+.
Baca dengan konsekuensi ditanggung sendiri.

TOLONG DIPERHATIKAN BATASAN UMUR SEBELUM MEMBACA!

BILA TOPIK TIDAK COCOK, JANGAN DITERUSKAN!

Selepas dari kampus, gue ke apartment Sid.
Ternyata Len sudah siap.
Len pake crop tee pink muda n celana pendek abu muda n sneakers putih.
Dia juga membawa cardigan oversize putih di tangan.

"Drew, thank you uda mau bantu gue!"
Dia tampak imut n manis, apalagi waktu senyum ngeliat gue datang.

"Sebentar ya, gue ambil kantong belanjanya!"
Buru2 dia lari ke dalam, terus keluar lagi dengan tote besar.
Totenya hampir nutupin setengah badannya.
Hanya kelihatan kepala n tungkai kaki bawah saja.

"Sini, gue yg bawa!"
Gue ambil totenya.
Di gue, tote itu paling sampe perut aja.
Malah sempit klo dicangklong, jadi gue jinjing saja.

"Drew, gimana caranya supaya tinggi besar?"
"Enak jadi loe, gampang bawa barang."
Len menatap gue dengan serius.

Gue jadi mau ketawa lihat mukanya.
"Minum susu n bawa gue klo belanja."
Gue jawab sambil bercanda, dia ikut terkekeh.

Tinggi Len ga nyampe sebahu gue.
Sid malah lebih tinggi, padahal dia juga termasuk kecil.
Ini adiknya malah lebih kecil lagi.

Gue punya kebiasaan merhatiin penampilan orang, hari ini baju Len tampak sporty casual.
Gue liat ada kulit perut yg putih banget di bawah teenya.
Celana pendeknya juga cukup mini.

Gue jadi teringat g-string di pagi hari.

Pas dia jalan depan gue ke mobil, karena warna celananya abu muda, gue seakan bisa melihat g-string hitam sepanjang dia jalan.
Bulatan b*kongnya juga tampak menggemaskan goyang2 depan gue.

Klo ini pacar gue, uda gue garap di mobil.

Ok, inget ini adik Sid, gue harus fokus!

Mungkin ini sebabnya dia membawa cardigan, b*kongnya terlalu semok harus disembunyikan.

Gue nyetir BMW SUV, gue pilih seri yg dalamnya terluas biar bisa dipake 'main'.
Len tampak kagum karena lega banget dalemnya.

Di jalan dia sibuk lihat2 keluar.
Gue sih sibuk liatin perutnya yg ngintip, terus pahanya yg putih mulus.

Untung tadi pagi gue abis ngent*t 3 ronde sama Sid.
K*nt*l gue masih bisa diajak kerjasama utk ga terlalu ngaceng.
Gue juga sengaja pake jeans yg kainnya tebel biar ga jeplak klo ada insiden.

Persiapan gue cukup lengkap.
Sayangnya di tengah jalan, dia teringat memakai cardigannya jadi pemandangan gue terhalang.
Tsk!

Len banyak beli sayuran, dia pemakan sayur.
Cocok sih, herbivora.
Ga lupa dia membeli susu full cream.
Sepertinya dia menganggap ide gue bagus.

Muter2 di supermarket sejam, penuhlah tote besarnya.

"Drew, nanti loe makan malam dulu ya sebelum pulang!"
"Ini sudah sore, gue sekalian masak."
Len menatap gue penuh harap.

Karena gue pikir Sid juga sampe malam dengan teman2nya jadi gue setuju.

Len tampak senang.

Sesampainya di apartment, dia segera siap2 masak.
Cardigannya dibuka, diganti celemek pink.
Gue uda senang bisa ada pemandangan, jadi sedih lagi ga bisa intip perut putihnya.

Tapi gue disuruh nunggu di meja makan, dia ga mau dibantuin masak sebagai bentuk terima kasih sudah antar jemput dia.

Dari sini, gue bisa menikmati pemandangan b*kongnya yg bolak balik kiri kanan.
Berayun2 menggoda gue.

"Biasa gue yg masak buat keluarga, ortu gue cocok sama masakan gue."
"Nanti loe coba ya, ada kurang apa harus bilang."
Len sibuk cerita sambil masak, dia senang bisa ada yg mau makan masakan dia.

Suaranya ringan n merdu di telinga gue.

Klo mendesah seperti apa ya?
Pikiran gue sih ga jauh2 dari b*kong n desahan2.

Sayangnya ga lama acara masak selesai.

Ada 1 porsi sayur hijau n 1 porsi daging.
Sederhana.
"...hmm...gimana?"
Len menatap gue penuh rasa ingin tahu.

"Ok. Gue suka ini light. Yg ini juga enak ga terlalu pedas."
Gue jujur menikmati masakan rumah.
Uda lama ga ada yg masak buat gue.
Jadi gue makan dengan lahap.

Len tampak senang sekali, sehingga sepanjang makan dia tersenyum lebar.
Bibirnya tampak merah berkilau, sepertinya sangat enak dijilat.

Sehabis makan kali ini gue memaksa utk cuci piring.

Len pun menyerah, jadi dia bilang dia mau mandi dulu.
Habis keluar n masak, mungkin dia berasa ga nyaman.

Gue cuci piring sambil ngebayangin dia mandi.

Jari jemarinya yg lentik ngegosokin perut putihnya yg halus itu.
Naik dikit mungkin ketemu p*tingnya yg pink, terus turun ke p*nis mininya yg pink juga, digenggam n ditarik2.
Terakhir menuju ke b*kongnya yg bulat, diremes2 biar empuk...

Habis cuci2, k*nt*l gue ngaceng!

Mumpung Len belum keluar kamar, gue ke balkon mencari udara segar sambil ngatur pernapasan n ngalihkan pikiran gue, biar k*nt*l gue turun.

Temptation (mxm Cheating 21+)Where stories live. Discover now