Ini sebuah kisah tentang kehidupan gadis cantik yang bernama Naomi. Naomi. persis seperti namanya ia sangat cantik cantik dan lemah lembut. Meski ia disakiti dan di khianati, ia tetap memaafkan semuanya karena ia yakin semua akan berubah pada waktunya.
Naomi adalah anak dari seorang pengusaha kaya raya. Ia anak tunggal yang harus mewarisi perusahaan ayahnya. Meski begitu, kehidupan nya tidak seindah seperti yang orang lain kira. Ia selalu dikekang dan dipaksa untuk terus belajar dan belajar.
Suatu hari, Naomi pergi ke toko buku untuk membeli peralatan sekolah. Ia sibuk memilih buku untuknya karena buku nya sudah penuh dengan tulisan. Ia menghabiskan uang tabungan nya hanya untuk membeli buku.
Sore harinya, Naomi belum kembali ke rumahnya.
Drrrrt, drrrtt
Terdengar suara getaran dari ponsel milik Naomi. Karena panik, Naomi langsung mengangkat telepon nya.
"H-halo bund... Maaf bun, Nao pulang sekarang" Ujarnya dengan nada yang gemetaran
"5 menit kamu harus sampai ke rumah. Jangan jadi jalang yang berkeliaran diluar sana" Jawab sang Bunda dengan nada penuh amarah
"I-iya bund.. Naomi pulang, sekarang" Balas Naomi dengan nada penuh ketakutan
Karena panik, Naomi langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya ia dirumah...
"Bund... Buka pintu nga bund... Maafin Nao bund" Ucap Naomi yang memohon kepada ibundanya agar pintu dibuka
Ceklekk..
Suara pintu yang telah dibuka oleh sang Bunda. Mendengar suara itu, Naomi langsung berbalik badan. Namun siapa sangka saat Naomi berbalik badan, ia langsung ditampar oleh Bunda nya. Tamparan itu cukup keras sehingga Naomi terus memegangi pipi nya yang memerah karena tamparan keras dari sang Bunda.
"Anak gatau diuntung. Saya sudah susah payah membiayai kamu hidup tapi kamu malah foya foya diluaran sana?" Tanya sang Bunda dan menuduh Naomi dengan nada yang kesal
"Bun... Nao ga foya foya, Nao belanja buat kebutuhan sekolah bund. Liat Bunda liat" Jawab Naomi dengan menunjukkan barang belanjaannya
"Alasan saja! Masuk cepat!" Bentak sang Bunda
Mendengar kata kata dari sang Bunda, Naomi Langsung masuk dengan membawa barang belanjaannya kedalam. Naomi terkejut dan langsung menjatuhkan barang bawaannya karena melihat ayah nya yang berdiri di ruang tamu dengan mengerutkan keningnya yang menandakan bahwa ia sedang marah.
"A-ayah" Panggil Naomi
"Bagus kamu. Kenapa sekalian ga pulang aja?" Tanya sang Ayah
"M-maafin Nao yah... Nao ga bermaksud pulang sore" Jawab Naomi dengan nada gugup
"Kamu pikir saya kerja dari pagi sampai malam itu supaya kamu enak enak dirumah?" Tanya sang Ayah
"M-maaf ayah, Nao janji ga bakal ngulangin ini lagi" Jawab Naomi disertai dengan rasa takut
Plakkkk...
Suara tamparan yang diberikan oleh sang Ayah kepada Naomi. Naomi mendapatkan tamparan yang sangat keras dari sang Ayah yang menyebabkan dirinya tersungkur ke lantai. Naomi menangis karena menahan rasa sakit yang diberikan oleh ayahnya.
Tiba-tiba, Sang ayah _Jack_ menjambak rambut Naomi dengan begitu kuat yang membuat Naomi merintih kesakitan lalu memegang rambut yang dijambak oleh ayahnya.
"Ayah.. Lepas, sakit ayah.. Maafin Nao yah, Nao salah Nao ga bakalan ngulangin ini lagi. Maaf ayah" Ujar Naomi yang memohon ampun kepada ayahnya
Brukkk
Suara meja yang terkena lemparan tubuh Naomi
"Yatuhan... Ini sakit banget" Batin Naomi seraya menangis
Perlahan tapi pasti, Naomi bangkit sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Meski itu sangat sakit, Naomi masih tetap tersenyum. Ia menahan rasa sakit nya lalu pergi ke kamar nya dan mengunci pintu kamar.
"Tuhan... Ini sakit banget, apa Nao bisa bertahan? Tuhan... Nao mohon, beri Nao kesempatan kali ini" Batin Naomi dengan air mata yang terus berjatuhan.
Keesokan harinya, Naomi sekolah. Saat dia memasuki gerbang...
"Oy oy oy"
Ya, itu suara Nathan. Nathan memanggil Naomi dengan nada penuh kesombongan
"Kerjain PR gue buat besok" Suruh Nathan
Mendengar hal itu, Jevan pun langsung bersuara.
"Apa apaan ini? Bukannya lo masuk ke 3 besar ya? masa lo nyuruh orang buat ngerjain PR lo" Tanya Jevan kepada Nathan
"Jev lo diem aja, ga usah ikut campur. Ini urusan gue sama Naomi" Jawab Nathan
"Gabisa gitu dong, lo nyuruh orang buat ngerjain PR lo tapi lo nya sendiri bisa ngerjain tugas nya" Balas Jevan
"Udah.. Biar aku aja yang kerjain tugas nya Nathan" Ujar Naomi yang mengalah
"Nao lo kenapa kayak gitu? Semakin lo biarin dia, dia semakin semena mena sama lo" Saut Jevan
Naomi mengambil buku milik Nathan lalu pergi meninggalkan orang orang yang ada disana. Sesampainya Naomi dikelas..
"Waduh... Ada si paling pinter nih" Sindir Farah
Mendengar hal itu, Naomi pun menoleh ke sumber suara. Ya, ada Farah yang sedang duduk dengan lagat dan wajah sombongnya dengan teman geng nya
"Kalian kenapa?" Tanya Naomi
"pake nanya lo? Udah tau gue manggil lo masih aja nanya nanya" Jawab Farah dengan nada tegas
"Kenapa manggil Aku?" Tanya Naomi
"PR gue kapan lo kerjain? Besok di kumpulin bangsat" Jawab Farah dengan nada tinggi dan bertanya kembali
"Pulang sekolah aku kerjain kok, buku kamu ada di rumah" Jawab Naomi
"Awas aja, kalo sampe PR gue ga beres abis lo ditangan gue besok" Ancam Farah
Mendengar hal tersebut, Naomi Langsung menghela nafas dan terdiam lalu menunduk mengingat nasibnya yang begitu buruk.
Jevan hanya bisa terdiam di depan pintu melihat sahabatnya yang dirundung oleh Farah dan teman temannya. Ia berjanji akan melindungi Naomi dengan caranya sendiri karena ia tahu persis seperti apa kehidupan sahabatnya.
"Nao... Gue bakal lindungin lo, tapi maaf bukan sekarang. Gue sakit liat lo kayak gini tapi, gue yakin lo kuat. Lo harus kuat Nao" Batin Jevan lalu masuk kedalam kelas dan duduk di kursi nya.
Note: selamat datang di cerita pertama dan bab pertama ku yang berjudul "Naomi dengan kehidupannya". Ini pertama kali aku menulis disini, maaf bila banyak kesalahan dan kekurangan dalam cerita. Jangan lupa tinggalkan Vote, biar makin Semangatttt
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Naomi
Teen FictionMenceritakan tentang kisah seorang gadis muda dan cantik yang bernama Naomi Raihani. Ia selalu dituntut nilai sempurna oleh kedua orang tuanya semenjak ia masih kecil. Ia tidak ingin melawan tetapi ia sudah muak dengan, semuanya. Tibalah seorang pr...