Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan gerbang sekolah yang menjulang tinggi. Gadis yang duduk di kursi penumpang tampak menghela napasnya lelah melihat pemandangam di depannya. Banyak siswa-siswi berjalan memasuki sekolah yang tampak besar itu. Wajah mereka tampak berbinar sembari melontarkan celotehan dengan teman di sampingnya.
"Nona tidak ingin turun?" ujar sang sopir yang sedari awal memperhatikan gerak-gerik majikannya.
"Awalnya aku berpikir begitu, tapi aku lupa ada hal menyenangkan telah menungguku di dalam," sahut gadis itu sembari tersenyum kecil.
Raut lelahnya hilang digantikan dengan senyuman kecil mencurigakan.
"Saya harap nona Daisy tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri," balas sang sopir.
"Diamlah Jhon. Kau membuat suasana hatiku berantakan," sahut Daisy ketus.
Daisy meraih tas gendongnya dan keluar dari mobil. Ia melambaikan tangannya ke arah Jhon sambil tersenyum sinis.
Setelah mobil hitam miliknya menghilang, Daisy mulai melangkahkan kakinya memasuki area sekolah. Ia berjalan dengan angkuh tanpa menghiraukan berbagai tatapan yang dilayangkan murid disekitarnya.
"Morninggg daisykuu!!!" sapa seseorang membuat langkahnya terhenti.
Daisy menatap orang itu dengan wajah datarnya.
"Mukanya biasa aja dong mbak," ledek orang itu membuat Daisy memutar bola matanya malas.
"Lo udah denger belum kalo di acara ulang tahun sekolah nanti si Julia sama ayang lo bakal jdi pasangan," ujar gadis tersebut.
Daisy menaikkan salah satu alisnya tanda ia tak tau-menahu akan berita tersebut.
"Oh gosh, seriously? lo gak tau apa-apa?"
"Kath can you just shut up??" ujar Daisy muak.
"Yaaa maaf, lagian respon lo kok ga kayak biasanya?" heran Kathrina.
"Emang biasanya gue gimana?" tanya Daisy.
"Lo biasanya langsung ngereog kayak orang kesurupan sambil ngedatengin si Julia," sahut Kathrina jujur.
Daisy menatap malas pada gadis di sampingnya. "Berisik lo kath," ketus Daisy.
"Gue lagi capek aja. Gaada tenaga buat ngeladenin si curut Julia itu," lanjut Daisy dengan wajah tertekuk.
"I see...." sahut Kathrina seraya menganggukkan kepala.
"DAISY!!!" teriak seseorang membuat daisy dan kathrina tersentak kaget.
Belum sepenuhnya pulih dari keterkejutannya, tangan Daisy ditarik paksa dan diseret menuju lapangan. Semua murid yang menyaksikan dibuat penasaran dan berbondong-bondong mengikuti mereka.
"Jean stop!!" bentak Daisy namun tak dihiraukan oleh lelaki yang semakin beringas menariknya.
"Please stop, you hurting me...." pinta Daisy dengan wajah kesakitan.
Jean menghentikan langkahnya saat keduanya telah tiba di tengah lapangan. Ia menghempaskan Daisy begitu saja hingga gadis itu jatuh tersungkur. Semua murid yang menyaksikan terkejut karena baru kali ini Jean bermain fisik.
Daisy meringis kesakitan sembari memegang pergelangan tangannya. Ia menatap sekeliling yang ramai akan siswa-siswi. Tak ada satupun dari mereka yang membantu Daisy, begitu pun dengan Kathrina yang hanya menatap khawatir dari kejauhan.
"Gue bener-bener muak sama semua tingkah lo. Udah berapa kali gue bilang jangan usik milik gue," ujar Jean dengan mata menatap nyalang Daisy.
"Julia maksud kamu?" Daisy menanyakan hal bodoh yang sudah pasti jawabannya. Dalam hati Daisy menertawakan dirinya yang terlihat menyedihkan.
YOU ARE READING
The Cycle of Renewal
Teen FictionTerjebak dalam perasaan suka terhadap lelaki yang sama sekali tidak pernah meliriknya merupakan suatu tantangan bagi Daisy. Siswa populer dengan sifat tempramental yang jusrtu membuat setiap gadis tertarik. Namun, Daisy tetap berusaha memenangkan ha...