Cuaca hari ini sangat begitu cerah, tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung. Pemandangan kota sangat terlihat di atas gedung kampus. Siapapun yang suka melihat pemandangan, akan menyukainya. Seperti seorang perempuan yang sedang memandangi langit, sesekali sorotan matanya mengelilingi pemandangan kota.
Ceklek
"Luna, ayo ke GOR. Lihat yang lomba." Ucap seorang perempuan yang baru saja datang.
"Oh udah mau mulai?" Tanya Luna yang langsung membalikan badannya.
"Iya."
Luna berjalan kearah perempuan itu dan langsung menggandeng lengan tangannya. "Yuk."
——
Suasana GOR kampus saat mengadakan lomba, sangat begitu ramai. Ada yang bersorak, ada yang memang hanya bersantai, ada yang mengikuti perlombaan, ada yang menonton, bahkan ada yang diam-diam mencari jodoh. Hal ini sudah biasa terjadi, karena perlombaan ini semua fakultas ataupun jurusan akan ikut.
"Oke sekarang sesi untuk lomba sprint. Ayo perwakilan jurusan yang mendaftarkan diri. Silakan turun ke lapangan." Ucap pembawa acara pertama.
Suara penonton yang mulai bersorak, tentunya membuat suasana menjadi semangat dan ceria. Semua pengunjung mulai mencari tempat duduk yang nyaman.
"Tolong para peserta silakan bersiap-siap ke sebelah sana." Ucap salah satu panitia yang memberikan arah.
"Yah Lun kayaknya udah penuh dah tempatnya."
"Kita di atas aja." Mereka pun menaiki anak tangga untuk duduk di atas.
Mereka sudah menemukan tempat duduk. Untung saja perlombaan belum mulai, jadi mereka bisa mengikuti dan melihat perlombaan pertama. Masing-masing peserta lomba tentunya berbeda dari setiap jurusan. Saat Luna sedang asik memperhatian peserta lain, tiba-tiba ada satu peserta yang menarik perhatian Luna.
"Cassie, itu yang nomor 7 jurusan apa?" Tanya Luna.
"Kalau nggak salah jurusan DKV." Luna merespon dengan anggukan dan memperhatikan orang tersebut hingga terdengar suara mulai.
"Gila larinya cepet amat." Gumam Luna.
"Siapa?"
"Itu yang baju nomor 7."
"Denger-denger si dia dulu atlet." Ucap Cassie.
"Sumpah? Lu tau dari mana?" Tanya Luna yang tidak percaya dengan ucapan Cassie. Karena mereka berdua berada di jurusan yang berbeda dengan orang yang mereka bicarakan.
"Ya kan gue bilang denger-denger."
Luna kembali memperhatian lagi. Entah perasaan apa yang saat ini Luna rasakan, ada rasanya Luna ingin memperhatikan orang itu terus menerus. Rasanya ingin memandangi yang lain, namun tidak bisa. Laki-laki itu sangat menarik perhatian Luna.
——
"Jagoan kita, Jero. Mantap betul dah lu juara 1, kenapa si nggak mau lanjut jadi atlet?"
Jero, yang baru saja kembali ke tempat. Langsung disambut oleh teman nya karena memenangkan perlombaan.
"Gue mau fokus kuliah aja, takut keganggu. Mana minum gue." Sahut Jero yang mencari minumannya..
"Gue rasa penggemar lu makin banyak nih." Ucapan yang sangat tidak diduga namun sudah kenyataan.
"Apaan si lu ngaco banget." Jero sedikit memukul lengan temannya dengan botol minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Tak Berpihak
Teen FictionHanya sebuah kisah seorang gadis yang mencintai seorang laki-laki, namun keadaan tidak memungkinkan untuk ia menjalankan sebuah hubungan yang serius. Rabbitalmond, 2024