Prologue & Sekilas Sosok

380 86 147
                                    

Lamno, Aceh, 26 Desember 2004

Pagi itu, matahari bersinar hangat, memercikkan cahayanya ke seluruh sudut bumi. Kehidupan di pesisir mulai menggeliat. Para nelayan menantang ombak di laut lepas, ibu-ibu sibuk di dapur dengan bunyi gemerincing peralatan masak, sementara anak-anak menikmati hari libur dengan tawa riang di halaman. Pemuda-pemudi berolahraga, beberapa lainnya bersiap menuju pantai untuk menikmati rekreasi. Di pasar, suasana hiruk-pikuk transaksi menggema, seakan menjadi simfoni kehidupan. Burung-burung baru saja mengepakkan sayap meninggalkan sarang, mengudara tinggi menyambut pagi.

Namun, keseimbangan indah pagi itu pecah seketika. Suara dentuman keras menggema dari arah laut, diikuti gemuruh yang menggetarkan bumi. Dentuman itu terdengar di sepanjang pesisir, menggema seperti jeritan langit. Kami semua, termasuk aku, mengira itu ledakan bom-suara yang sudah tak asing lagi di Aceh yang kala itu didera konflik bersenjata.

Dari arah barat, orang-orang berlarian dengan wajah panik. Aku terpaku, hanya mampu memandangi mereka dengan kebingungan yang menguasai pikiranku. Apa yang terjadi? Mengapa mereka berlari? Di sebelahku, Biru tampak sama bingungnya, hingga suara itu terdengar.

"Air naik! Air naik!"

Suara teriakan dari kerumunan membuat jantungku berdegup kencang. Aku tak sempat berpikir jernih ketika Biru tiba-tiba menarik tanganku, membawaku keluar dari kebisuan yang mencekam.

Air datang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, mengejar kami seperti binatang buas yang lapar. Aku menoleh ke belakang, dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa kecil-tak berdaya menghadapi arus yang ingin melahap segalanya.



Fiksi!!
Cerita ini terinspirasi dari sebuah tragedi memilukan yang mengguncang Aceh pada tahun 2004.


SEKILAS SOSOK

Nama : Rainy Adeline Wiratama
Umur : 16 tahun
Tempat, Tanggal lahir :
Jakarta, 26 April 1988

Rainy—begitu ia biasa dipanggil—adalah seorang gadis yang sejak kecil akrab dengan rasa sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rainy—begitu ia biasa dipanggil—adalah seorang gadis yang sejak kecil akrab dengan rasa sepi. Ayahnya, seorang perwira Lantamal TNI AL, dan ibunya, seorang perawat yang selalu sibuk bertugas, membuat kehidupannya dipenuhi perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Seperti kelomang yang terus mencari rumah baru, Rainy tumbuh dengan kelelahan dan rasa hampa yang mendalam.

Rambut hitamnya yang panjang terurai hingga punggung, berpadu dengan kulitnya yang pucat, memberikan kesan lembut pada dirinya. Meski pandai berinteraksi dengan orang baru, sering kali ia diliputi rasa malu. Rainy memang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi jauh di dalam hatinya, ia menyimpan ketakutan akan kehilangan. Setiap kali ia mulai merasa nyaman dan menemukan tempatnya, bayangan harus pergi lagi menghantui pikirannya.

Dua Kelomang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang