malam dengan bintang-bintang di langit menjadi saksi malam ini, Rika menatap Reza dengan penuh kesedihan
pria di hadapannya ini menangis setelah membaca surat yang Rika berikan, tangisnya pecah ketika membaca kalimat demi kalimat isi dari surat tersebut, Rika bisa merasakan kesedihan yang dirasa oleh Reza namun dengan sekuat tenaga ia berusaha tetap tegarseperti hari minggu biasanya Rika, siswi yang baru saja memasuki bangku SMA selalu datang berkunjung ke perpustakaan wastopia yang berada di tepi kota, kadang iya datang bersama rekan-rekannya namun kadang juga seorang diri.
iya merasa heran karena sudah dua pekan ini ia tidak melihat wanita cantik berambut gelombang datang ke perpustakaan itu. bukan karena apa tetapi biasanya ia melihat seorang itu datang dan duduk di bangku pojok belakang sambil menulis, Rika tidak paham apa yang seorang itu tulis tapi setiap kali Rika melihatnya seorang itu selalu bersedih.
hingga pada suatu hari ia memberanikan diri untuk bertanya kepada pak Joni seorang penjaga perpustakaan kala itu.pak Joni lantas menunjuk ke arah loker nomor 8, perlahan Rika melangkah dan membuka loker tersebut. di dalamnya hanya ada buku dengan sampul yang telah usang dan amplop kuning bertulis for Reza, buku yang sudah usang itu jika tidak salah ialah buku yang sering ditulis oleh seorang itu.
karena rasa penasaran menghantui nya, Rika pun membuka buku tersebut, lalu membaca lembar demi lembar dengan perlahanHai ini aku Sela, aku tidak tahu harus memulai ini semua dari mana, namun yang aku harapkan ada mama yang selalu berada di sisiku.
hari ini aku baru saja bertemu dengan pak Joni penjaga perpustakaan yang sering ku datang i, beliau bertanya kepadaku karena selalu melihatku bersedih, namun aku tidak bisa bercerita kepadanya lalu beliau memberikan ku sebuah buku berwarna coklat muda "bila dirimu belum siap untuk berbagi maka kamu bisa bercerita di buku ini, karena buku tidak akan menghakimi mu", jadi tanpa berpikir panjang aku mulai semuanya di sini.Rika menjatuhkan buku tersebut ke lantai "pa ini diary sela?" tanya nya dan langsung melanjutkan membaca
hari ini di sekolahan yang sangat luar biasa,aku mempunyai sahabat yang sangat hebat, Reza Adityo Zaidan, sahabatku dari kelas 1 sampai saat ini, bila ada seorang yang aku sayang setelah Mama, maka Reza adalah orangnya. aku ingat sekali ketika aku diberi kado boneka mungil olehnya tempat di hari ulang tahunku, bonekanya selalu aku bawa tidur, dia menemaniku di setiap malam.
mungkin ini yang ayah ku rasakan, tidak heran jika ayahku menikah dengan Monica ibu tiriku 2 bulan setelah kepergian mamaku.
saat itu aku sangat sedih namun aku juga bahagia titik mamaku meninggal di rumah sakit dikarenakan gagal jantung, aku tidak menyangka bila mamaku akan secepat ini meninggalkanku dan ayah. di rumah ada Bu Dian, Dia adalah seorang pembantu yang menemani ibuku di rumah, hal ini dikarenakan ayahku yang selalu pulang larut malam dan ibuku mungkin merasa kesepian di rumah, ingin rasanya aku mengobrol dengan ibu, namun aku masih sangat canggung aku lebih memilih diam di dalam kamar, hingga suatu saat aku mendengar percakapan yang sangat membuatku teriris.ibu tiriku berbicara kepada ayah bahwa ia ingin aku tinggal bersama nenek di kampung, mungkin ibuku tak ingin aku mengganggu masa muda pernikahan mereka. aku menangis ketika ibuku berkata itu kepada ayah, namun aku tidak tahu harus berbuat apa, sedih, menangis, yaa..... hanya itu yang aku lakukan selama semalaman, aku tidak berani mengabari Reza, karena menurutku hal ini cukup sensitif bila ku ceritakan kepada seseorang.
hari-hari berlalu dengan seperti keluarga cemara pada umumnya, hingga saat hari Rabu aku pulang sekolah lebih awal, aku tak sengaja mendengar pembicaraan bibi Dian dan ibu tiri ku, aku terkejut dengan pembicaraan yang mereka bahas ketika itu, seketika air mataku mengalir.tarrrr
aku menjatuhkan vas bunga yang berada di rak ketika hendak pergi dari sana "bodoh"umpatku waktu itu
ibu dan bibi Dian langsung seketika melihat ke arahku, lalu perlahan ibuku keluar dari kamar dan mendekatiku, aku masih bungkam dengan apa yang barusan aku dengar, ibuku mendekat dan semakin mendekat menatap tajam ke arahku. hingga hanya tersisa beberapa Senti dariku "tutup mulut atau ku buat kamu seperti mamamu"
nafasku sesak ketika mendengar ucapan ibuku barusan, ibuku lalu pergi setelah mengatakan itu kepadaku. lalu ya........ bibi yang selama ini bekerja dan tinggal bersama kami tak lain adalah kakak kandung ibu tiriku "terkejut?" yaaaa...... aku sangat terkejut, semuanya seperti sudah direncanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Sela
Short Story"ternyata emang bener ya kalau kamu sudah gila, sebenarnya ayah tak percaya dengan hal itu, tetapi setelah kejadian ini ayah sadar bahwa perkiraan ayah itu salah, ternyata kamu memang sudah benar-benar gila"