Bab 2 : Mas-mas paralon

204 16 3
                                    

Happy Reading.

"Aduh Gusti, kok bisa banjir gini, sih?"

Eva yang baru saja pulang dari rumah Desi pun terkejut karena lantai kamar mandinya sudah dipenuhi air yang tingginya semata kaki.

"Cya??"

"CYA???"

"ALICYA SAYANGKUHHH."

"Ke mana sih tuh anak?" Eva pun berjalan menuju kamar Alicya.

Saat sampai di kamar yang seperti habis terkena puting beliung, wanita itu mengerutkan keningnya, "Anakku diculik kolor ijo, tah? Kok nggak ada?"

Wanita paruh baya itupun kemudian menelepon anaknya. "Kamu di mana wahai anakku?"

"Oh iya, Cya lupa izin ke Kanjeng Ratu tadi, disebabkan Kanjeng Ratu sedang bergosip ria di rumah tetangga baru," jawab Alicya dalam sambungan telepon.

Eva berdecak, "Di mana kamu?!" tanyanya lagi.

"Di Cafe, Ma. Why??"

"Why-why gundulmu" gerutu Eva. "Sama siapa di sana?" tanyanya kemudian.

"Siapa lagi kalo bukan Hanin sama Fani, Ma. Nanti pulang Cya bawain cheese cake kesukaan Mama deh, hehe," ucap Alicya.

"Kamu mau nyogok biar Mama nggak marah?"

"Engga, Kanjeng Ratu."

"Kalo mau pergi kamarnya beresin dulu. Kamar kayak abis buat perang sama Hulk gitu main tinggal aja!"

"Iya Mamaku tercinta, pulang nanti Cya beresin kok," jawab Alicya meringis kecil.

"Jangan ngomong doang loh ya!"

Eva jadi lupa alasan menelepon anaknya, gara-gara masalah kamar. "Oh ya, Cya. Itu kamar mandi kenapa jadi kolam renang??"

"Kolam renang apaan sih, Ma? Kolam renang kita kan di belakang rumah."

"Itu loh banjir banget git—"

"Iya, maaf. Tadi Cya belum buang air yang di bathtub. Jangan marah terus dong, Maaaa," rengeknya.

Eva berdecak kesal karena ucapannya tadi disela oleh Alicya. "Bukan dari Bathtub airnya, tapi dari wastafel."

"Hah? Waktu Cya keluar kamar mandi udah dimatiin semua kok saluran airnya, Ma," jawab Alicya.

"Atau mungkin ada yang bocor ya, Ma?" sambungnya.

"Yo ndak tau Mama. Tapi Mama takut rumah kita jadi lautan karena airnya ngalir terus, Cya."

Di seberang sana Alicya tiba-tiba terbahak karena ucapan mamanya. Membuat Hanin dan Fani yang berada di sebelahnya menoleh kaget.

"Yaudah, Cya telponin tukang aja ya," usulnya.

"Ndak perlu wes, Mama nanti minta tolong tetangga baru aja," kata Eva.

"Idih, Mama mau PDKT sama suami orang?" tanya Alicya.

"Bukan suami orang, Mama mau cari calon suami buat kamu," ungkap Eva.

"Terserah Mama, deh. Asalkan kaya raya, Cya rela."

Mendengar permintaan anaknya, Eva pun langsung menutus teleponnya tanpa menjawab apapun. Anaknya itu ada-ada saja.

Eva berjalan keluar gerbang rumahnya, matanya berbinar kala melihat orang yang ia cari sudah ada di depan mata.

"ANAKNYA JENG DESI!" teriaknya.

Zeon yang sedang membasuh tangan pun celingukan mencari siapa yang memanggilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Single DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang