BOSS' SON

5.9K 108 10
                                    

Happy reading... ^^

**********

Hai, namaku Claudia Alona Burhan , orang-orang terdekatku biasa memanggilku Au. Panggilan yang aneh bukan, tapi aku menyukainya. Umurku 22 tahun. Saat ini aku adalah mahasiswa tingkat akhir disalah satu Universitas swasta di Surabaya. Aku anak perantauan yang berasal dari Balikpapan. Ayahku bekerja disalah satu perusahaan oil & gas disana. Aku bekerja paruh waktu disalah satu restoran ternama di Surabaya sebagai waiters, bukan karena orang tuaku tak mengirimkan uang saku padaku, mereka bahkan selalu mengirimkan uang lebih padaku. Aku hanya ingin mandiri, ingin merasakan rasanya bekerja, itu saja.

"Au, kudengar anak bos baru pulang dari luar negeri. Oh sungguh, aku tak bisa membayangkan betapa tampannya dia. Kau bayangkan saja, Tuan Mario saja sudah tua begitu masih sangat tampan, apalagi anaknya." Ku lirik Merry yang tersenyum-senyum sendiri, pasti membayangkan sesuatu.

"Merry, kau ini. Tuan Mario memang tampan, tapi belum tentu anaknya juga tampan." Aku mendengus.

"Tapi kudengar dia sangat tampan. Andai dia datang ke restoran ini, oh betapa senangnya." Wajah Merry semakin berseri.

"Jangan bermimpi sobat. Mana mungkin dia kesini, ini hanya salah satu dari sekian banyak restoran mewahnya. Jakarta atau Bali kurasa lebih masuk akal."

"Iya sih, tapi siapa yang tahu. Mungkin saja dia kesini, lalu menaksir salah satu dari kita." Merry terkikik pelan.

"Merry, kumohon berhentilah berkhayal yang tidak-tidak."

"Itu bisa saja terjadi sayang. Lagi pula kau sangat cantik Au, kupikir tak ada yang bisa menolak pesonamu."

"Tapi tidak dengan anak bos, oke. Kita hentikan khayalan gilamu itu, sudah kubilang hentikan membaca novel-novel romancemu itu. Para pelanggan semakin banyak. Ayo cepat..." Aku mengangkat pesanan para pelanggan.

"Au, kau menyebalkan." Sungut Merry, tapi dia tetap mengangkat nampan berisi makanan itu mengikutiku.

Aku terkikik geli melihat kelakuan sahabatku itu. Dia Merry, Merryana Benyamin, sahabatku yang paling cantik. Oh, apakah baru saja aku memujinya? Sekali-kali kupikir tak masalah. Merry sahabatku sejak kecil. Kami sangat dekat. Coba kau bayangkan, kami bertetangga di Balikpapan sejak kami belum lahir kedunia ini, orang tua kami bersahabat. Kami juga mengambil jurusan dan Universitas yang sama, tinggal diapartemen yang sama, bahkan kamar kami bersebelahan. Intinya kami tak terpisahkan, kami sudah lebih dari keluarga. Dia sangat menyukai novel romance, oke aku akui aku juga sangat menyukainya, tapi dia sangat parah, dia selalu saja menghayalkan novel-novel itu seakan-akan suatu saat akan terjadi dalam kehidupannya. Itu sama saja seperti bermimpi disiang bolong. Dia juga sangat cerewet, tapi aku sangat menyayanginya.

"Ugh, aku sangat lelah Au." Kudengar Merry merenggangkan tangannya.

"Ya, pelanggan hari ini banyak sekali." Aku mengganti baju kerjaku, melirik jam sekilas yang menunjukkan pukul 9 malam, waktunya untuk pulang.

"Ayo kita pulang." Aku menyambar tas tanganku.

"Au, bagaimana kau selalu terlihat sangat cantik dengan wajahmu yang kusut dan rambutmu yang berantakan itu? Huh aku benar-benar iri."

"Merry sayang, hentikan ocehanmu itu. Sepertinya taksinya sudah datang."

"Kau ini Au, kau itu memang sangat cantik, tapi sayang sekali jones, kasihan sekali." Merry terlihat menyusul langkah kakiku.

"Iya-iya... yang sudah punya pacar." Aku menekankan kata-kataku menggodanya.

"Kalau aku tak menemanimu, aku pasti sudah dijemput kak Amar."

MY PERVERT MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang