1.5 tahun gak terasa udah berlalu dari awal nulis ini. Iseng buka wattpad gak nyangka ada yg minat.
Oke... happy reading
******************
*Claudia POV*
Aku membawa nampan berisi pesanan 3 jus menuju meja nomor 21. Feelingku tak enak, karna sedari tadi mbak Intan meminta hanya aku yang boleh mengantar pesannya.
Tuh kan benar, kulihat 3 anak laki-laki dengan pakaian SMA duduk di kursi itu. Huh lagi-lagi mereka.
"Anak-anak, silakan dinikmati minumannya." Kugunakan penekanan nada selembut mungkin.
"Hai kak Claudia cantiiikkk." Ujar mereka serempakan.
Dan selalu saja seperti itu, mengundang pandangan mata pelanggan lain dengan suara cempreng mereka. Mereka memandangiku seolah ingin menelanku saja, ada apa dengan mata mereka huh?
Oh Tuhan, kenapa aku harus dihadapkan sama anak-anak bau kencur ini. Tapi aku yakin sih, di sekolah, mereka pasti punya banyak fans, secara wajah mereka di atas rata-rata anak SMA.
Ck, tapi tetap saja mereka anak-anak.
"Kak, ini untuk kak Claudia cantik, dari Deri."
Salah satu anak menyodorkan sekuntum bunga mawar putih untukku. Kulirik name tag nya, tertulis nama "Deri Wiraguna" disana. Catat, mereka sudah cukup sering ke cafe ini, setidaknya 1 minggu 2x. Tapi aku tetap tak ingin mengingat nama mereka, kurang kerjaan saja kupikir.
"Bunga? Oh tidak, terimakasih." Aku tersenyum datar, menolak pemberiannya sopan. Tolong di ingat, bukan aku tak menyukai bunga, aku sangat sangat menyukainya, tapi tidak untuk ini.
"Tapi kak..."
"Udah berkali-kali kakak bilang ke kalian, lebih baik uang yang kalian berikan sesuatu untuk kakak ditabung atau di sumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Karena kakak tidak akan menerimanya." Aku benar-benar kesal. Kenapa sih anak-anak bau kencur ini selalu membuat kepalaku pusing. Kemarin bawa coklat, boneka, bando, sekarang...
"Tapi Deri ingin kasih ini ke kak Claudia." Kulihat raut kecewa diwajahnya, masa bodoh, kalo tidak begini mereka bisa melunjak.
"Kalian boleh suka sama kakak, kakak gak ngelarang, tapi bukan begini caranya. Lagi pula bukannya sebentar lagi ujian kenaikan kelas, kalian harusnya belajar, bukannya terus main-main seperti ini." Aku mengontrol emosiku.
"Kak Claudia marah ya?" Cowok berkacamata disebelah Deri membuka suara, kulirik name tag disakunya, Dafa Siregar.
"Marah? Tentu saja tidak." Aku tersenyum paksa.
"Oke, kakak sibuk. Sebentar lagi akan diantarkan pesanan kalian yang lainnya."
Aku melengos pergi. Kalo aku tetap disana, kuyakin dari telingaku akan keluar asap.
"Kak, kami gak akan nyerah dapetin hati kak Claudia cantik." Seru mereka.
Masa bodoh, terserah!
Kutinggalkan mereka dengan perasaan kesal. Dasar bau kencuurr... aku yakin saat ini pelanggan lain memandangiku.
************
*Baron POV*"Oke baby... see U to night." Aku mematikan telefon genggamku. Mengakhiri pembicaraanku dengan salah satu teman kencanku di Surabaya, tentu saja janjian untuk bersenang-senang malam ini.
Menyeruput coffee latte pesananku, aku terusik dengan suara berisik dari sebelah mejaku.
"Hai kak Claudia cantiiikkk."
![](https://img.wattpad.com/cover/42357511-288-k362344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERVERT MAN
Roman d'amourDasar pervert! Anak bos tak tau diri! Pria mesum! Salahkan tubuh dan otakku ini, yang kurasa sudah tidak waras selalu merindukan sentuhannya yang sangat memabukkan itu! - Claudia Alona B Milikku langsung tegang, hanya dengan melihatnya. Sial, betapa...