01. PDKT!

8 2 0
                                    

"Anjir jam berapa ini?" umpat gue yang baru bangun saat sinar matahari udah nyilauin wajah gue.

Gue bergegas mandi, pake baju, beresin buku, dan perlengkapan lainnya. Mau sarapan juga nggak keburu!

Lalu gue dengan buru-buru melajukan motor gue dengan kecepatan tinggi supaya ga terlambat dateng ke sekolah. Sialan baru inget jam pertama matematika, mana gurunya killer lagi!

Ya, gue nggak bisa nyalahin waktu. Ini murni salah gue yang nge-game sampe larut malam.

Gue berhenti di halaman SMA Taruna Angkasa yang masih terlihat ramai siswa berlalu-lalang. Artinya gue nggak terlambat.

"Fiuh sampe juga. Untung nggak terlambat." kata gue setelah memarkirkan motor gue.

"Wahhh, itu dia si Rara! Musti cepet gue samperin nih,"

Gue perlahan tapi pasti, ngedeketin Rara yang lagi jalan dengan santainya.

"Hai, Rara, pagi..." sapa gue.

"Pagi... Lo siapa ya?"

"Gua Arkan, anak kelas IPA 5..." kata gue memperkenalkan diri.

"Btw, sendirian aja, Ra?" celetuk gue bosa-basi.

"Iyalah! Lo nggak lihat apa nggak punya mata?!" gerutu Rara. Buset. Hadeuh, galak banget. Kalo kayak gini gimana caranya gue deketin dia? Tapi gue mesti cari topik supaya bisa tetep ngobrol sama dia!

"Eh, Ra. Gue mau ngomong sesuatu nih."

"Apa? Cepet ngomong!"

"Lo tinggal di mana Ra?" tanya gue.

"Di rumah."

Ya gue tau di rumah lah!

"Iya, Ra. Gue tau di rumah. Tapi alamatnya di mana?"

Rara terlihat merotasikan bola matanya malas.

"Emang kenapa nanyain alamat rumah?" tanya dia akhirnya.

Gue berpikir keras. Iya juga ya. Kenapa gue tanya alamat rumahnya? Hingga sebuah ide terlintas di otak minim gue.

"Mau bawain martabak pas malem Minggu..."

"Martabak apa dulu, nih?" Rara senyam-senyum membayangkan enaknya martabak itu. Kebanyakan orang suka martabak telor. Jadi kayaknya Rara suka martabak telor!

"Martabak telor!"

Rara langsung memelototkan matanya.

"Yang telornya berapa?"

"E-empat."

"Hah empat? YAKIN LO?" jerit Rara yang membuat gue harus nutup telinga.

"Iya, emang kenapa?"

"Lo mau bikin gue dan keluarga gue bisulan ya, makan telor banyak gitu? Trus nanti kalo dibawa RS, gimana? Tega ya lo!" Astaghfirullah. Si doi langsung baper dan ngira keluarganya bakal bisulan. Ngeliat dia yang mau pergi, sontak gue tahan pergelangan tangannya.

"MAU APA LAGI LO?"

"O-oke, gue bawain martabak manis aja deh."

"Martabak manis?! Itu 'kan kalorinya gede. Lo mau bikin gue gendut! Biar gue jadi punya double chin. Gitu?!"

Sontak gue speechless.

"GUE PIKIR LO COWOK YANG BAIK. TERNYATA JAHAT. UDAH DEH GAUSAH NGOBROL SAMA GUE LAGI!" Rara langsung nyelonong pergi aja dari hadapan gue. Oke sip catat. Ternyata Rara sensitif banget kalo ngomongin makanan yang bikin gendut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sedikit Saja I Love You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang