5. Our Coffee

446 46 5
                                    

Briefing atau brifing: pertemuan singkat buat ngejelasin besok kita harus masak apa dan gimana.

Bengkel anak tehnik itu bukan kayak bengkel tambal ban kayak yang biasa kita lihat d jalan ya😅. Jadi suasananya lebih ke banyak komputer dan jaringan juga beberapa alat yang digunakan untuk keperluan mereka. Tapi emang mereka biasa nyebutnya bengkel.





HappyReading☕




Setelah menyelesaikan perihal rekening, Railey mampir ke minimarket yang tak jauh dari bank.

Gadis itu keluar dengan dua gelas kopi panas di tangannya, Railey masuk kedalam mobil Miguel dan menyerahkan satu gelas kopi pada cowok itu.

"Thanks," Miguel menerimanya, padahal dia nggak minta tapi Railey inisiatif sendiri.

"Suka kopi kan?"

Miguel memutar kemudi, "iya."

Railey menahan senyum lalu membuang muka menghadap jendela. Di gituin doang baper.

"Lo suka cappuccino?" Miguel menyesap kopinya.

"Iya."

"Kalau machiato?"

"Nggak suka, terlalu pekat." Jawab Railey.

"Padahal enak banget," Miguel memindahkan persneling, "kenapa ambil jurusan boga?"

"Suka masak," Railey menatap cowok itu beberapa detik, "kalau lo? Kenapa ambil tehnik?"

"Gue suka segala sesuatu tentang jaringan komputer," Ia menatap Railey sekilas, "awalnya gue pengen masuk SMA, cuma nggak ada salahnya nyoba SMK jurusan yang gue suka. Dan ternyata gue ga nyesel."

"Keren." Puji Railey, "apa susahnya jadi anak tehnik?"

"Nggak ada yang terlalu susah sih menurut gue," mobil berhenti tepat di lampu merah, "kalau anak boga?"

"Banyak banget," Railey terkekeh singkat, "mulai dari bagi waktu antara kerjain PR sama belanja bahan. Belum lagi kalau masakan yang kita bikin gagal. Rasanya challenging banget."

"Seru," manik mereka bertemu, "ada tantangannya."

Ponsel Miguel berdering menarik atensi mereka. Railey dapat membaca nama Clara disana.

"Halo," Miguel memulai panggilan dan lampu berubah menjadi hijau, "lagi di jalan. Kenapa?" Miguel mengerutkan kening, "kok bisa sih? Oke, gue kesana sekarang."

Railey tidak bertanya, Miguel juga tidak menjelaskan karena dia rasa Railey tidak perlu tau urusan pribadinya.

"Gue turun di belokan depan," ucapan Railey memecah keheningan.

"Disini?" Alis Miguel mengerut, "emang rumah lo dimana?"

"Nggak jauh dari sini." Railey melepas sabuk pengaman.

"Wait," Miguel masih mengunci pintu tidak membiarkan Railey keluar, "kenapa nggak sampai depan rumah lo?"

Railey menatap cowok itu sembari mengangkat kedua alisnya seakan bertanya , harus kah?

"Oke, oke," Miguel pasrah dan membuka kunci.

Railey meraih tas nya, "thanks." Ujarnya lalu turun dan berlalu pergi.

Miguel segera memutar kemudi dan bergegas menjemput Clara.





* * *




Dentuman suara musik dan lampu redup adalah hal pertama yang menyapa Miguel saat masuk. Manik nya meneliti mencari Selda yang tadi menelponnya menggunakan ponsel Clara.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang