ㅡ Histoires de Paris ㅡ
(Repost JMA Chapter 19)🗼
Hazel menyesap coklat hangatnya sambil memperhatikan Dafa yang tengah memainkan piano di depannya. Senyum tidak pernah luntur dari wajah Hazel, karena perasaan hangat yang datang walau salju mulai turun kembali di luar.
Tepat dua hari sebelum Natal adalah salju pertama, dan Hazel begitu senang karena kali ini ia bisa merayakan Natal bersama keluarganya lengkap. Dafa datang di awal desember setelah menyelesaikan ujian masuk universitas nya dan untuk merayakan hari ulang tahun dirinya.
Papa juga berkunjung sebagai hadiah untuk Dafa. Tinggal di penthouse milik mama selama satu bulan terakhir dengan anggota keluarga yang lengkap adalah suatu kebahagiaan yang besar bagi Hazel ataupun Dafa.
'dding!'
Perhatian Hazel teralih saat suara tanda seseorang yang masuk menarik atensinya. Ia menyimpan gelas coklat di meja lalu berjalan keluar dan menemukan orang yang datang adalah papanya.
"Papa abis dari mana?" tanya Hazel melihat mantel dan beanie yang dikenakan Ayahnya dipenuhi bercak salju.
"Dari luar, ketemu seseorang."
Hazel hanya mengangguk, "terus itu apa?" tanyanya menunjuk kotak kecil berwarna merah dengan tutup kotak transparan memperlihatkan isinya.
"ini?" Papa mengangkat kotaknya, "ini cookies, tadi ada yang bagi-bagi ini di depan pake kostum santa gitu." jelas sang Ayah lalu memberikan kotak itu pada Hazel. "Nih, buat kamu aja."
Hazel menerimanya dengan senyum, "padahal pas hari Natalnya kemarin iel gak ketemu santa."
"kan udah papa yang jadi santa." ucap Papa sambil berjalan masuk dan langsung disambut Jennie dengan secangkir coklat panas ditangannya.
"Bosen." ucap Hazel setengah bercanda. Mereka kemudian duduk di ruang tengah disusul Dafa yang datang setelah puas memainkan pianonya.
Menyalakan televisi untuk menonton serial spesial Natal sambil berbincang hangat. Hazel yang duduk di samping papa sambil memeluk lelaki itu dan menyamankan kepala di dada sang ayah. Sedangkan Dafa duduk disamping Jennie memangku toples chocoballs dengan kepala yang juga bersandar pada pundak wanita itu.
Setelah tahun kemarin mereka melewatkan hari ulang tahun dafa dan Natal, kali ini mereka mewujudkan keinginan anak bungsunya itu. Sekaligus hadiah atas kelulusan Dafa. Dan Hazel juga ikut senang, disela pekerjaannya, ia memiliki alasan untuk pulang ke penthouse Mama dibanding apartemennya sendiri.
"kamu gak keluar?" tanya Papa mengelus surai Hazel yang disambut gelengan dari sang anak.
"mumpung di luar gak badai loh, masuk awal tahun biasanya cuaca udah parah."
"gak mau, lebih suka di sini. Ngumpul bareng kalian." kata Hazel sambil mengeratkan pelukannya pada sang Ayah.
Lihat siapa yang dulu selalu bertentangan dengan papa, kini bermanja seolah lupa bahwa hingga kini Hazel masih marah pada sosok pria yang dipeluk nya itu karena telah memisahkan ia dengan orang yang sangat dicintainya.
"harapan kamu pas Natal kemarin, apa?"
"Papa gak perlu tau, nanti do'a nya gak dikabulin."
Sang Ayah terkekeh kecil, "keknya gak dikasih tau pun papa tau deh."
"pasti minta biar cepet pulang terus ketemu oknum A." sahut Dafa yang membuat Hazel merengut kesal.
"Apa deh, gak usah sok tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiyel Universe : Histoires de Paris
FanfictionHari dimana Aji pergi mengantongi tekad dan keberhasilan untuk menjemput kembali Hazel pada pelukan, Hari dimana Aji melamar dan meyakinkan Hazel untuk ikatan yang lebih serius diantara mereka, serta hari-hari dimana Aji lebih menyukai Hazel dibandi...