HappyReading ☕
Siang ini setelah praktek selesai, Railey mencari Miguel. Kartu ATM miliknya masih ada di cowok itu, namun tidak ada inisiatif dari Miguel untuk menemui Railey dan memberikan kartu tersebut.
"Liat Miguel nggak?" Tanya nya pada segerombol siswi yang duduk dekat loker.
"Enggak," jawab mereka.
Railey melanjutkan langkahnya, sesekali ia bertanya pada orang yang di temui secara random namun tidak ada yang tau keberadaan Miguel.
"Apa dia ga masuk ya?" Railey mengeluarkan ponsel mencoba menghubungi Miguel namun tidak di angkat.
Gadis itu memutuskan untuk mencari di setiap tempat, mulai dari ruang kelas, kantin, aula, lapangan indoor, bengkel anak tehnik dan... Ruang musik.
Ternyata lelaki itu tengah duduk menghadap jendela dengan gitar di pangkuannya.
Railey baru tau kalau cowok itu suka menyendiri di ruang musik seperti ini.
"Dicariin," Railey mendekat. Miguel tidak merubah posisi duduknya. Cowok itu tetap menghadap jendela memunggungi Railey.
"Mig," Railey menyentuh pundak Miguel membuat nya terkejut.
"Rail?" Miguel sedikit menyerongkan duduknya, "ngapain disini?"
Railey melipat kedua tangannya di dada, "menurut lo?"
Miguel menaikkan sebelah alisnya sembari menggeleng sekilas.
Railey mengadahkan tangan, "ATM gue."
Miguel merogoh saku, "nih."
"Oke thanks," gadis itu berbalik hendak berjalan pergi namun kakinya terlilit kabel sehingga Ia terhuyung kebelakang dan jatuh ke pangkuan Miguel.
Kedua netranya membulat penuh, Railey spontan menoleh menatap Miguel dan terkejut saat hidung mereka bersentuhan.
Waktu seakan berjalan melambat. Dari jarak sedekat ini Railey dapat merasakan deru nafas Miguel menyapu bibirnya. Kedua manik gelap itu tampak sayu.
"S-sorry," Railey ingin berdiri namun Miguel menahan pinggangnya.
Miguel menunduk meraih pergelangan kaki Railey, mengurai lilitan kabel lebih dulu, "lain kali hati-hati."
Railey meneguk salivanya bulat-bulat.
Miguel mengambil satu kursi dan meletakkan di sampingnya, "duduk. Kaget banget lo, cuma gitu doang" cowok itu menyerahkan botol air, "nih minum."
Cuma gitu doang, katanya. Dia nggak tau aja jantung Railey hampir lepas. Ia menerima botol minum dan menenggaknya, "thanks,"
Railey mengembalikan botol itu dan Miguel menerimanya, "tangan lo?"
Miguel menatap tangannya, saat sadar apa yang dilihat Railey, Ia segera menyembunyikannya.
"Lo mukul dinding? Itu berdarah," Tanya Railey khawatir.
"Enggak."
"Tapi itu berdarah loh. Bawa ke uks biar di obatin."
"Nggak perlu."
"Nanti infeksi-"
"GUE BILANG NGGAK PERLU!" Miguel mengerjap sadar sudah membentak lalu mengusap wajahnya kasar, "kalau udah selesai, lo boleh keluar."
Railey menghembuskan nafas pelan dan berjalan keluar. Alih-alih kesal, gadis dengan mata coklat gelap itu terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasa Boga✔️
Teen Fiction"SMK itu terdiri dari tiga hal; ujian, praktek dan cinta."