Bab 1

2 2 2
                                    

Semester delapan membuat Shyra mulai bingung harus cepat-cepat menyelesaikan skripsinya. Ia tentu tidak mau kalau sampai tertinggal dan harus menambah semester yang artinya juga harus bayar uang UKT yang tidak sedikit. Shyra cukup sadar diri untuk tidak ngelunjak sebagai anak yang sudah 22 tahun hidup tapi masih hidup dengan beasiswa full dari orang tua. Alhamdulillahnya orang tua Shyra bukan tipe mengeluh membiayai anak apalagi dalam ranah pendidikan. Hal besar yang sangat amat patut Shyra syukuri.

Bicara mengenai skripsi adalah hal yang agak sensitif bagi mahasiswa semester akhir sepertinya. Tidak hanya bagi Shyra namun banyak mahasiswa yang tentu sama dengannya. Bulan pertama memasuki semester delapan proposal skripsinya sudah ACC oleh pembimbing satu dalam sekali ajuan. Hal ini sedikit membuatnya santai meskipun dosen pembimbing duanya memberikan tambahan revisi pada bab tiganya namun dengan cepat mampu ia selesaikan. Menyelesaikan bab empat dan lima sebenarnya mudah saja, dalam pikirannya saat ini Shyra agak santai mengerjakan toh juga masih banyak temen-temennya yang belum. Yang ia lakukan saat ini hanya mengumpulkan data sembari menunggu teman-temannya yang belum juga mendapatkan kata ACC dari dosen pembimbing. Sungguh bagi mahasiswa semester akhir, kata ACC adalah kata terindah kedua setelah kata "Sudah di Transfer kak,". Memasuki bulan keempat semester genap membuatnya mulai gelisah apalagi juga masuk bulan puasa. Ia mulai bertekad menyelesaikan data skripsinya.

Petualangan mentalnya mulai diuji ketika dua Minggu terkahir bulan Ramadhan, yang artinya sebentar lagi memasuki lebaran. Satu Minggu sebelum lebaran, kampus tentu akan melaksanakan perkuliahan secara online. Dosen pengujinya mulai sulit ia temui. Mumet, satu kata yang cukup mewakili pikirannya saat ini. Setelahnya akan ada libur panjang yang meskipun tidak panjang banget tapi lumayan cukup bagi mahasiswa untuk mengistirahatkan pikirannya sejenak dari tugas kampus yang silih datang tiada hentinya.

Sampai pada hari terakhir Minggu ketiga Ramadhan Shyra mendapatkan pesan dari rumah, "Kak, kapan pulang, udah mau lebaran," hal yang membuatnya agak malas pulang ke kampung halaman karena pasti akan ada banyak pertanyaan aneh dan tidak masuk akal yang akan Shyra dapatkan.

Memasuki Minggu keempat bulan Ramadhan membuat Shyra mempertimbangkan pesan dari rumah Minggu lalu yang menanyakan kepulangannya ke kampung halaman. Hal lain selain memikirkan jawaban atas pernyataan-pernyataan konyol dan aneh yang akan ia dapatkan, ia juga baru mempertimbangkan keadaan mudik mendekati lebaran idul Fitri, pasti akan penuh dan sesak mudik dalam tempo dekat hari Idul Fitri.

Membayangkan penuhnya tiket kereta, atau ia harus naik bus yang sangat amat menguras tenaga karena ia agak takut naik transportasi umum satu itu sendirian. Bosannya ketika diperjalanan, mau buka handphone pun sungkan penumpang disebelah karena joknya yang sempit, meskipun bus menggunakan AC tapi transportasi satu ini tidak benar-benar membuat pikirannya enjoy, yang ada was-was, belum lagi sampai di terminal Surabaya yang harus jalan untuk masuk gate menuju daerahnya, membayangkannya saja sudah capek apalagi harus benar-benar merasakannya.

Overthinking tersebut membuat Shyra segera mengecek aplikasi pemesanan tiket kereta lokal Malang ke Surabaya Gubeng dan dilanjutkan dengan Gubeng ke stasiun terdekat didaerah rumahnya. Mudik yang awalnya ia rencanakan akan pulang H-4 idul Fitri gagal atas pertimbangannya sendiri. Kursi kereta dari Malang ke Surabaya Gubeng hampir full dan membuatnya tidak bisa memilih kursi yang samping jendela.

"Gapapa daripada ngga dapet kursi," batinnya. Segera ia membayar tiket kereta tersebut sembari berharap ketika dikereta nanti kursi samping jendela orangnya telat check-in tiket. Setelahnya Shyra lanjut mencari tiket dari Surabaya Gubeng menuju daerahnya itupun masih di kabupaten sebelah karena Stasiun terdekat dari rumahnya ada di kabupaten sebelah tempatnya tinggal. Setelah mencari ternyata yang ia dapatkan kereta penuh dan tersedia tiket tanya kursi.

"Nasib pulang dadakan ya gini," batin Shyra.

Shyra cerita ke temen kosnya malah dijawab, "Ya gapapa kak, mending berdiri kan daripada naik bus hahaha."

Kampret Cindy emang. Respon dia sangat amat menggambarkan sebagai orang yang lebih enggak suka lagi naik bus daripada Shyra. Manusia satu ini yang sialnya adalah tetangga kosnya yang paling ceplas ceplos kalo ngomong. Tapi Shyra enggak pernah kapok dan tetep aja suka cerita ke Cindy meskipun kadang responnya cuma "Hemm."

-----

16 Oktober 2023

Jalan Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang