Didepan kasir, keringatku berjatuhan, sambil terus merogoh kantung celanaku untuk menemukan dompet kecil yang berisi uang tiga lembar itu, deg. Ku lihat antrin dibelakang cukup panjang, ku cek saldo atmku yang angkanya menunjukan tiga puluh dua ribu rupiah, teringat baru saja tadi pagi ku ambil semua uang diatmku sebab untuk hidup dikota ini sangat diperlukan uang cash, sebab belum terlalu canggih menggunakan Qris atau debit didaerah sini.
"mbak, maaf, boleh saya titip sesuatu dulu? Sepertinya dompet saya ketinggalan dikosan, tidak jauh kok" aku berusaha meyakinkan mbak-mbak kasir toko tersbut.
"waduh mba, saya ngeri kesalahan, sebentar ya saya panggilkan owner toko saya aja, biar mbak yang ngomong" jawabnya mbak kasir tersebut dan meninggalkan aku sendiri dengan antrian yang panjang bikinku menundukan kepala ketika menoleh kebalakang.
"ini bu, mbanya lupa bawa uang katanya" mbak kasir mempersilahkan owner toko tersebut bertemu denganku, "halo mba, gak apa-apa, pulang dulu saja ambil dompetnya, kan belanjaannya masih disini. Yo wis, ditungguin" ibu itu tersenyum, ku tebak umur ibu tersebut kira-kira usia 60 tahunan dengan pakaian yang cukup modis untuk tinggal dipedalaman desa ini. Aku langsung mengangguk dan berbegas menuju motorku yang diparkirkan. Ngeng.........
Tidak butuh lama aku sampai dikosan, mengambil dompet dan bergegas lagi menuju toko sembako tadi karena keteloderan aku meninggalkan dompet. Dan bertemu lagi mbak kasir yang tadi melayaniku.
"mbak, jadi berapa total belanjaan saya" tanyaku sambil mengeluarkan uang
"anu mba, kata ibu tidak usah bayar gapapa, karena mbak kan perantau, kasian jadi uangnya untuk beli yang lain aja" aku terkejut.
"loh mbak? Gapapa. Akukan belanja bukannya minta-minta" jawabku merasa aneh dan sedikit tak percaya, jujur saja aku agak tersinggung terkesan aku sengaja melupakan dompetku.
"loh iyo mba, ibu ga bilang mba ngemis toh, Cuma bisa dipake yang lain uangnya, siapatau mbak belum beli gas atau token toh?" jawab mbak itu tersenyum seraya mencairkan sesuana.
Aku hanya menggaguk dan segera pergi ke parkirkan motor, sebelum menghidupkan motor, aku sempat berkaca dispion, apakah tampangku seperti orang susah? Tapi ya alhamdulilah. Belum sempat aku mengeluarkan motor, datanglah mobil sedan warna putih dan memarkirkan tak jauh dari motorku, pikirku dalam hati, oh ada juga ya yang pakai mobil sedan disini, setelah ku perhatikan, owalah mobil berplat B yang tidak lain berasal dari Jakarta, pantas saja. Aku bergumam. Aku segera memundurkan motorku untuk segera pulang, namun siapa sangka, rok yang dipakai diriku ini tersangkut difootstep motor dan menjadikan jatuh......lalu yang lebih parah mengenakan mobil sedan itu, ku tebak pemilik mobil tersebut masih menunggu didalam mobil, setelah motorku terkena mobilnya, aku melihat ada sepasang sepatu turun dari mobil.
"maaf pak.. saya ga seng......." Belum sempat aku meneruskan perkataanku
"gapapa mba, sini saya bantuin......" DEG. Pria itu langsung menghampiriku, menolongku, bahkan mbak kasirpun datang menggeser motorku.
"maaf ya mas......." Deg lagi. Ya ampun pria itu tampan sekali, sangat manis.
"gapapa mba, salah saya karena berhenti disitu, karena saya tunggu mba mundur, sebab saya mau masuk ke rumah saya" jawabnya sopan.
Rumah? Aku langsung mengingat owner toko iniyaitu ibu-ibu yang memberikan belanjaanku gratis ini. Walah sekeluarga inimemang orang baik semua. Tidak menunggu waktu lama, aku berterima kasihsekaligus pamit dan segera menuju ke kosanku dengn wajah malu, memerah danbahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka To Heaven
Short Storysemoga kamu bahagia, Shaka. semoga kamu selalu bahagia Shaka.