24

16.4K 905 14
                                    

Haii, Lily comeback!

Ada yang kangen nggak? Gaada? Yaudah (⁠*⁠ノ⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠ノ

Tandai kalau ada typo, enjoy!

HAPPY READING

*****

Awan gelap menutupi cahaya bulan, angin berhembus kencang dan petir beberapa kali bersuara keras. Ditengah gelapnya malam, sebuah mobil hitam melaju kencang dengan dua orang berbeda gender di dalamnya.

Seorang perempuan dengan tangan terikat dan kaki kanannya yang mengeluarkan darah terlihat tak berdaya, seorang lelaki dengan pakaian serba hitam mengemudikan mobil kesayangannya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Delion mengambil ponselnya yang terdapat di saku celananya ketika mendengar dering telepon, ia kemudian mengangkat telponnya dengan salah satu tangan yang masih setia untuk mengemudikan mobil.

"Halo kak, Galen sama yang lainnya lagi coba buat lacak keberadaan lo." Ucap Aiden dari seberang sana.

"Oke, thanks for information, Adik." Setelah menyelesaikan ucapannya, Delion mematikan sambungan telepon. Ia melirik sebentar ke arah Zea yang belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya.

Mobil Delion memasuki jalanan gelap dengan pohon-pohon tinggi di sisi kanan dan kirinya, ia berniat membawa Zea ke markas geng serigala hitam yang berada di area pegunungan. Tempat itu lumayan jauh dari kota.

Mobil Delion sampai di sebuah rumah tua berlantai dua dengan rumput liar setinggi lutut di halamannya. Ia kemudian membawa mobilnya menuju ke belakang rumah, tempat yang biasanya dijadikan parkir motor atau mobil.

Selesai memarkirkan mobilnya, Delion turun dari mobil lalu mengangkat Zea yang masih tak sadarkan diri. Ia membawa tubuh Zea untuk masuk ke dalam markas utama geng serigala hitam.

Kedatangannya disambut dengan tatapan bingung dari beberapa anggota yang berkumpul di markas. Delion tak peduli, ia kemudian membawa Zea masuk ke dalam salah satu kamar.

Membaringkan tubuh Zea di kasur, Delion kemudian memandangi wajah pucat Zea. "Sayang maaf, aku udah nggak bisa nahan dendam ini lebih lama lagi." Ucapnya sembari mengusap pipi Zea dengan penuh kasih sayang.

"Sosok penyelamat aku pergi untuk selama-lamanya, ninggalin aku sendiri di dunia yang kejam ini. Dan semua itu karena ulah keluarga kamu yang egois!" Ucapan lembut itu berubah menjadi cengkraman kuat di dagu Zea.

Mata Delion yang memerah menahan tangis itu menatap Zea dengan tajam. "Keluargamu pasti bakal gila kalau tau kamu mati ditangan aku, Zea!"

Delion mendekatkan wajahnya pada telinga Zea, kemudian berbisik pelan. "Ayo mati berdua, Zea."

Delion menjauhkan wajahnya dari telinga Zea ketika mendengar suara pintu kamarnya yang dibuka oleh seseorang, 'Sialan, gue lupa kunci pintu!' Batin Delion kesal.

"Siapa yang lo bawa, Delion?" Tanya seorang perempuan dengan rambut hitam sebahu yang baru saja masuk ke dalam kamar Delion.

Aurin Vernanda. Leader dari geng serigala hitam itu bertanya pada Delion, ia sempat mendengar pembicaraan anggotanya tentang Delion yang membawa seorang gadis ke markas. Karena penasaran, Aurin memutuskan untuk bertanya.

Delion bangkit lalu menatap Aurin yang juga tengah menatapnya menuntut jawaban, "Pacar gue, tadi dia baru aja diculik jadi gue putusin buat bawa dia sembunyi disini. Boleh kan, Rin?" Jawab Delion diakhiri dengan pertanyaan untuk Aurin.

Tunangan Antagonis Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang