Lucid Dream

2 0 0
                                    


"Sadar di alam mimpi? Huh, memangnya ada hal seperti itu," Ashley tidak habis pikir dengan cerita Kelly.
"Aku juga tidak tahu. Tetapi, satu yang ku tahu, mereka menyebutnya Lucid Dream," jawab Kelly.
"Sudahlah, itu hanya cerita yang di karang untuk anak-anak," ujar Ashley. Pandangannya teralihkan kepada anak laki-laki yang memasuki kelas itu dengan berjalan menunduk dan berpenampilan seperti kutu buku di kelasnya.
Kelly mengikuti arah pandangan Ashley,
"Lihatlah Arlen! kasian sekali tidak mempunyai teman. Tapi aku juga tidak mau berteman dengannya," Kelly sedikit tertawa melihat penampilan anak itu.
Ashley tidak menanggapinya, ia masih saja memperhatikan anak itu. Hingga tak sengaja pandangan mereka saling bertemu. Tetapi anak itu langsung memutuskannya.

~OoO~

Ashley kini terbaring di tempat tidurnya. Ia tiba-tiba kepikiran apa yang tadi dikatakan oleh Kelly di sekolah.
"Lucid Dream, ya? Hmm, ah, sudahlah. Mengapa aku memikirkan hal itu," Ashley kini memejamkan kedua matanya dan tertidur.

~OoO~

BUG!! Ashley tiba-tiba terjatuh.
"Aduh, sakit sekali," rintih Ashley.
"HAH!? AKU ADA DIMANA INI!?" Ashley terkejut begitu melihat dirinya ada di hutan yang begitu lebat dan sedikit seram.
"Ck, berisik kau," ucap seseorang dari balik pohon.
Ashley begitu terkejut melihat orang itu,
"Arlen?" ujarnya bingung bingung.
"Dimana aku? Mengapa ada kau disini? Seingat ku, tadi aku sedang berada di kamar," tanya Ashley tanpa henti.
"Huh, kau mengalami Lucid Dream. Dimana kau sadar akan keberadaan mu di alam mimpi," jawab Arlen.
"Bagaimana itu mungkin? Ku pikir itu hanya dongeng belaka. Lalu, apakah kau juga mengalami nya?" Tanya Ashley.
"Aku selalu mengalaminya," jawab Arlen.

GRUSUK!! Tiba-tiba semak-semak bergoyang seakan ada seseorang di dalamnya. Suara itu menarik perhatian Arlen dan Ashley.
"Meng Meng Meng"
"Huh, rupanya hanya seekor kucing. Aneh sekali suaranya, membuatku takut saja," Ashley menghela nafas lega.
"Enak saja kau menghina suaraku aneh, Meng!" teriak kucing itu.
"HAH, KAU BISA BERBICARA?!" pekik Ashley terkejut.
"Tentu saja aku bisa, kau kira aku makhluk apa, Meng?!" marah kucing itu.
"Siapa kau? Ada perlu apa dengan kami?" tanya Arlen.
Kucing itu mengalihkan perhatiannya ke Arlen,
"Oh iya, tolong aku. Selamatkan lah Negeri Zoalands, negeriku dalam bahaya karena adanya penyihir Lucien yang sangat jahat. Ia telah menculik pemimpin Negeri Zoalands. Dan sekarang ia berkuasa di Negeri Zoalands, Meng," jelas kucing itu dengan berbagai macam ekspresi.
"Lalu, apa yang kau harapkan dengan meminta pertolongan kepada anak-anak seperti kami?" ujar Ashley tak habis pikir.
"Aku butuh bantuan kalian untuk membebaskan pemimpin negeri kami, Zillon Theuxton," jawab kucing itu.
"Membebaskan pemimpin mu? Memangnya dimana keberadaan pemimpinmu itu?" Tanya Ashley.
"Dia berada di puncak Gunung Dixon. Penyihir itu mengurungnya di sana, Meng," jawab kucing itu.
"Dimana itu?" tanya Ashley.
"Apa kau lihat puncak itu?" kucing itu menunjuk gunung yang sangat tinggi dan jaraknya sangat jauh dari lokasi mereka.
"Itulah tempatnya, Meng," sambung kucing itu.
"Apa kau gila?! Bagaimana mungkin kita bisa sampai ke sana?"Ashley tak habis pikir.
"Lalu aku harus bagaimana lagi? Negeriku sudah hancur, itulah satu-satunya cara yang bisa kulakukan, Meng," kucing itu menundukkan kepalanya dengan sedih.
"Siapa namamu?" tanya Arlen.
"Scottish Rifold, panggil saja aku Scott, Meng," jawab Scott.
"Baiklah Scott, kita akan pergi kesana," ujar Arlen yang membuat mata Ashley hampir keluar.
"Jika kau tak mau, tidak usah pergi. Biar aku dengan Scott saja," ujar Arlen.
"BENARKAH ITU? Kau baik sekali, tidak seperti dia, sudah jelek, galak pula, Meng," ujar Scott mencibir Ashley.
"ENAK SAJA!! Dasar kucing jelek," balas Ashley.
"Tidak usah menghiraukan dia. Ayo sekarang kita pergi ke gunung itu," ujar Arlen berjalan terlebih dahulu.
"Sampai jumpa perempuan jelek, Meng!" Scott menyusul Arlen.
"HEI TUNGGU AKU!!" Ashley kini menyusul keduanya. Ia masih melanjutkan perdebatannya dengan Scott. Sedangkan Arlen hanya bisa pasrah mendengar mereka berdua.

Lucid Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang