2

2 0 0
                                    

Pagi itu merupakan pagi yang cerah bagiku. Walau saat sedang dalam perjalanan sudah terasa lelah, tetapi tetap ku jalani hari ini dengan penuh senyuman, mungkin gajiku ditambah?

"Ri, baru dateng lu?" Tanya Cinta.

"Iye, gila coy tumben-tumbennya Bekasi,"

"Uler-uleran?"

"Menurut lo?". Lalu aku meletak-kan barang-barangku dan duduk dengan santainya. Tiba-tiba aku dan tim dipanggil menuju ruang meeting.

"Ah! Baru nyampe njir!" Tanpa sepengetahuanku, ternyata Pak Adam masih berdiri di belakangku dengan tangan yang bertolak pinggang.

"Eh Pak Adam, hehehe ini mau ke ruang meeting," Dan aku langsung kabur ke lantai 2 bersama Cinta.

Di ruang meeting kami ditugaskan untuk pergi ke Surabaya untuk survei tempat, karena pelanggan kami berasal dari Surabaya. Tanpa berlama-lama, aku dan Cinta bergegas menuju ke sana.

"Cin, barang-barang lu yang bawa ya,"

"Heh! Gak ada! Bensin gue yang bayar, terus gorengan yang kemaren? Gue juga kan? Terus makan siang juga kan kemaren? Ngajak jalan malah gue semua yang bayar,"

"Ih gitu... Ya udah iya maaf, ntar mau nonton ga?"

"Nonton dimana? Lu kesasar di Surabaya baru tau lu!"

"Eh iya, itu si Okta ama Nita belom dateng?"

"Bentar deh, gue telepon," Dan ternyata pulsa dan paket internetku habis. Dan, setelah lama menunggu aku menelepon Okta, Cinta merasa jengkel dan kami memutuskan untuk meninggalkan Okta.

"Udahlah, biar nyusul ae tuh anak, gue WA deh," Dan aku bersama Cinta memulai perjalanan yang panjang ini.

"Eh lu buka map ya, lah ini kenapa ke ATM?"

"Pulsa ama paket gue abis Cin,"

"Pantesan nelepon Okta kaga nyambung-nyambung, Lu tuh yang gak tipis apaan sih Ri?"

"Cintaku Yang," Dan setelah itu, kita langsung berangkat.


Hingga sore hari, yang kulakukan hanya duduk dan mengendarai mobil sampai Surabaya. Penat sekali rasanya. Jika aku mengganti lagu yang diputar, CInta akan marah. Tetapi aku merasa bosan hingga mengantuk.

"Ri! Awas! Ngantuk lu?" Tegur Cinta.

"Duh, iya euy!"

"Minggir dulu, Gue gantiin,"

"Ngga usah, udah sampe Pekalongan, ntar nyasar," Dan aku pun melanjutkan perjalanan hingga Surabaya.


Dan 5 jam kemudian aku berhenti sejenak di area peristirahatan, Semarang, dan tidur. Tiba-tiba Cinta terbangun.

"Ini dimana?"

"Rest area,"

"Ih, Ri! Mau sampe jam berapa?"

"Ya kan toh juga janjinya besok,"

"Makanya, sini gue yang nyetir!"

"Iya-iya,"

Dan aku tidur. Namun, rasanya tidak nyenyak. Aku takut Cinta mengenai mobil orang lain. Dan benar saja, mobil depan kami ia tabrak.

"Cin! Awas kena!"

"Udah kena Ri! Terus gimana dong?"

"Ya... ya udah gak gimana-mana," Dan orangnya keluar dari mobil dan meminta untuk menggantinya. Rasanya berat sekali mengganti kerugiannya, namun dimana tanggung jawab kita?

"Nih ya, mohon maaf mas, tadi agak kecapean,"

"Oh ya gapapa," Setelah itu, aku melanjutkan perjalanan. Dan kali ini aku yang mengemudi, aku takut Cinta menabrak mobil yang ada di depan ataupun samping.

"Udah, sini gue yang nyetir, baru aja gajian minggu lalu,"

"Yah, Ri maaf banget,"

"Iye, ya udah lain kali hati-hati, tadi kenapa bisa nabrak?"

"Lupa gue pake manual, ya udah koplingnya langsung gue lepas, eh loncat,"

"Ya... ya udah, gapapa,"

Hingga Jam 7 malam, aku baru saja sampai di Surabaya Timur. Rasanya lelah sekali, lalu aku mengantarkan Cinta ke rumah teman lamanya, dan setelah itu aku langsung ke rumah yang aku sewa untuk istirahat sejenak. Seharusnya ada Okta, Cinta dan Devi, karena aku memesannya untuk 4 orang. Tak lama, Okta meneleponku.

"Ri, rumahnya dimana? Gue udah di Trans Jawa, dikit lagi sampe,"

"Ha? Lu nyusul?"

"Iya coy, ih sumpah gue nyasar ampe Pare lho! Gila!"

"Oh ya udah, gue share,"

"Makasih bre!"

Dan benar saja, Okta baru sampai jam setengah 10. Lalu ia meletekan semua barang bawaannya. Dan membereskan semua barang bawaan masing-masing sambil ngobrol.

"Pare kemari kayaknya 1 jam doang deh?"

"Wah Ri, udah paling ngebut tadi,"

"Eh, gue juga orang sini ye dulu, Pare ke sini lewat Trans Jawa paling tiga puluh menit atau sejam,"

"Iya, jajan, abis laper, tadi juga nganterin Nita ke rumah temennya si Cinta, katanya temen lama?"

"Iye,"

"Berdua doang dong?"

"Ya... menurut lo? Udah bayar mahal-mahal njir, trus capek-capek nyari yang kamarnya banyak, eh... di rumah temennya,"

"Sabar,"

"Ya duit gue? Mending buat beli bensin,"




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arah PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang