- KILAS BALIK MASALALU

57 5 1
                                    

-Happy Reading

*****

"Ma, kapan aku bisa kayak Evan?" tanya Anak perempuan berusia 5 Tahun itu kepada Ibuknya. Ia menatap penuh harap kepada wanita di depan nya itu.

"Nanti, jika Papah kamu kembali sama Mama." Ucap Alila. Perempuan berusia 29 Tahun itu berjongkok dihadapan putrinya.

"Bener ya, Ma? Mama janji sama Nai, kalo Nai bisa kayak Evan." Ucap Naira. Gadis kecil itu mengacungkan jari kelingking nya.

Alila hanya mengangguk pelan, ia lalu berdiri dan mengatur nafasnya yang tak beraturan. Menatap putrinya itu membuat dia kembali mengingat pengkhianat yang sangat ia cintai.

"Kamu akan merasakan kebahagiaan, jika Papah kamu kembali dan datang menemui kita, Naira."

Alila berucap dingin, seraya menatap kosong kedepan. Membuat Naira menatap Mamanya itu
Bingung, ia tak mengerti apa yang dikatakan Mamanya.

*****

Tiga Tahun kemudian ....

Sorang gadis berusia Delapan Tahun menatap wanita dihadapan nya dengan mata yang berkaca-kaca. Bibirnya bergetar, menahan tangisan yang akan keluar.

"Kapan Ma? Kapan aku ngerasain seperti Evan? Setiap malam ... dinyanyikan lagu tidur, disuapi makan, dipeluk. Kapan aku kayak gitu?" lirih Naira. Ia terisak pelan menatap wanita yang merupakan Mama nya itu.

"Aku sudah mengatakan nya, Naira. Kamu akan merasakan semua itu saat Papah kamu kembali!
Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan?" Alila menyentak putrinya itu. Kedua matanya memerah dan sedikit berair.

Naira tersenyum miris, mendengar omong kosong dari Mamanya itu. "Nanti itu kapan, Ma? Udah Delapan Tahun usia aku, tapi aku gak pernah merasakan pelukan Mama!" tangis Naira.

Naira menangis, seraya menatap Alila dengan penuh kecewa. Nyatanya, semua ucapan Mamanya itu hanyalah sebuah kebohongan yang tak akan pernah terjadi. Naira hanya ingin seperti anak seusia nya. Bahkan, ia tak pernah merasakan dinyayikan lalu pengantar tidur atau hanya sekedar disuapi makan.

"DIAM! JANGAN MEMBUAT AKU PUSING NAIRA!" Sentak Alila. Wajahnya terlihat begitu emosi. Lalu ia menarik kasar tangan Naira.

"Sudah aku katakan, kamu akan merasakan semua itu jika Papah kamu kembali. Tapi apa? Papah kamu tidak kembali, Naira. Dia tidak perduli dengan aku ataupun kamu!" ucap Alila, ia menekan setiap kata-katanya.

"ALILA!"

Wanita paruh baya itu menghampiri Ibuk dan anak itu. Ia menarik lembut Naira lalu memeluk tubuh Naira, ia berusaha menenangkan cucunya yang ketakutan itu.

"Apa yang kamu lakukan, hah? Dia anak kamu, Alila! Berhenti bersikap bodoh dan menunggu laki-laki itu." sarkastis Maria.

"Apa? Aku harus menyayanginya? Sedangkan Papahnya saja tidak memperdulikan nya, Buk!Aku malu, punya anak tapi tidak punya suami! Menyesal aku menurut dan melahirkan dia!" ucap Alila prustasi.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat dipipi Alila, membuat wajah perempuan itu tertoleh kesamping. Oma Maria menatap tajam Alila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROKEN HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang