Kala itu sedang malam saat aku manyadari gemersik suara laut yang datang ke pesisir pantai terus saling beradu. Saat itu aku menatap langit. Hitam. Malam ini langit tampak tanpa apapun yang biasanya ada disana.
Kupijakan satu dua langkah kaki di pinggiran pantai malam itu sambil bersenandung ringan dan sesekali melamun. 'Aneh' pikirku karna melihat baju yang tiba tiba basah seakan baru saja meluncur ke dalam lautan yang tenang itu. Dan tenggelam.
"AKSA" Kata suara yang tiba-tiba terdengar olehku yang kini berdiri. Diam.
"Maapin bapa. Maaf bapa gabis-" kalimat itu terhenti diganti dengan suara menangis tercekat dan rintihan, yang tak sadar membuatku gemetar.
"Siapa disana?" ucapku ke sembarangan arah. "Jawab! Kamu siapa dan saya ada dimana?"
"Aksa pulang na."
"Siapa kamu?!"
BYURRR
Aku terhenyak masuk ke dalam lautan secara tiba-tiba, perutku seperti di tarik terus terus dan terus di tarik ke dasar laut ini. Ku gerakan tangan dan kaki asal ke sembarangan arah, berfikir siapa tahu bisa untuk terlepas dari apapun yang menarikku sekarang.
Aku menangis. Tangisan ini tidak terlihat bercampur dengan air garam di sekitar dan menjadi satu 'sialan kenapa harus nangis segala si' kataku dalam hati sambil terus bergerak asal ke sembarang arah.
"Bapa gapernah nyesel punya Aksa."
Lagi. Suara itu kembali entah dari mana menyeruak masuk tanpa permisi ke dalam telinga yang seharusnya secara logika tidak mungkin akan terdengar karna perkara sekarang aku sedang tenggelam entah dimana.
Semuanya buram. Sia-sia. Beberapa menit lenggang dan aku tidak bisa lagi menggerakkan tangan maupun kaki 'Tuhan jika ini jalan yang telah kau rencanakan maka lakukanlah' kataku dalam hati sambil memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa dan Bapa
Teen FictionAksa. Seorang anak yang sangat menyayangi sang ibu melebihi apapun yang ada di dunia, melebihi lautan-lautan yang menyembunyikan palung paling dalam. melebihi angin yang terbentang tanpa permisi terhadap segala jiwa yang dia kehendaki. Dan melebihi...