Prolog

156 14 1
                                    

Meja makan di rumah megah itu sudah diisi oleh dua keluarga. Naruto mengundang Sasuke untuk makan malam di rumahnya. Namun ada satu orang yang tidak hadir, yaitu Boruto. Pria itu masih berada di kamarnya semenjak keluarga Sasuke datang.

"Boruto lama banget, padahal keluarga Sasuke sudah datang dari tadi" ucap Hinata memecah keheningan.

"Sarada, coba kamu panggil Boruto" suruh Sakura kepada putri semata wayang yang tengah sibuk memainkan ponselnya.

"Aku?" Sarada menoleh kearah ibunya dilanjut menoleh kearah Hinata. Hinata pun tersenyum lalu mengangguk.

"Iya"

"Oke"

Gadis itu berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Boruto, ia mengetuk pintu kamar pria Uzumaki tersebut namun tidak ada respon dari dalam. Dengan paksa Sarada masuk kedalam kamar Boruto yang kebetulan tidak terkunci. Ia sama sekali tidak menemukan tanda tanda kehadiran Boruto.

"Boruto?" Panggil Sarada di tengah keheningan kamarnya Boruto.

Kreekk..

Pintu kamar mandi di dalam kamar Boruto terbuka, Sarada memergik kaget, sontak menoleh ke arah pintu yang terbuka. Memunculkan sosok lelaki dengan rambut basah yang habis terkena air dengan memakai handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Eh" mereka beradu pandang untuk sesaat, sebelum..

"AAAAAAA!!" Sarada teriak, Boruto sontak menutup mulut Sarada dengan tangannya.

"Diem! Nanti gue di sangka yang engga engga!"

"Lu kenapa gapake baju?"

"Ya gue habis mandi, lu ngapain kesini?"

Sarada hendak melepas tangan Boruto dari mulutnya, ia berusaha menjauh dari Pria tersebut. Namun nihil, kaki nya tersandung bola basket yang mengakibatkan ia terjatuh diatas kasur, dengan kondisi Boruto yang berada di atas Sarada.

Jarak wajah mereka sangat berdekatan, seketika mereka terdiam beberapa saat saling beradu pandang.

Klek..

Pintu kamar Boruto terbuka, memunculkan Naruto, Hinata, Sasuke, Sakura serta Himawari.

"BORUTO!!" sentak Sasuke, jeritan Sarada barusan berhasil mengundang seisi rumah untuk menghampirinya.

Dalam posisi ambigu seperti itu, wajar saja mereka berfikir negatif. Boruto lekas menjauh dari tubuh Sarada.

"Kamu apain Sarada?!" Wajah Sasuke sudah sangat menunjukkan kemarahan terhadap apa yang ia lihat barusan.

"O-om, ini salah faham" Boruto berusaha menjelaskan, namun tak bisa. Bibirnya kelu, ia sudah teramat panik.

"Boruto, sebagai lelaki seharusnya kau bertanggung jawab" kini Naruto angkat suara terhadap tindakan Boruto.

"P-pah"

"Kami telah melihat apa yang sudah kalian lakukan barusan, kalian harus segera di nikahkan" keputusan Naruto membuat Boruto serta Sarada terkejut. Namun yang lebih terkejut adalah Sasuke.

"Apa?! Menikah?! TIDAK BISA! ANAK INI HARUS DIBAWA KE POLISI"

"Sudahlah Sasuke, bukankah kita sudah membuat keputusan? Menikah adalah jalan yang terbaik bagi mereka saat ini" jelas Naruto dengan bijak.

"Sasuke, jangan marah marah,," Sakura berusaha menenangkan suaminya.

"Pah! Kalian salah faham!" Jelas Boruto.

"Engga engga, ini sudah jelas. Kami memang sudah menjodohkan kalian, namun karena peristiwa ini perjodohan kalian memang harus dipercepat" Naruto berbalik badan berusaha menghindar dan pergi menjauh, di susul oleh Hinata, Sasuke serta Sakura.

"Ka" panggil Hima membuat Boruto menoleh.

"Hima.."

"Semoga pernikahan kalian bahagia" setelah mengucapkan hal itu Himawari langsung pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

♡♡♡

"Selamat, sekarang kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri."

Usai melewati rangkaian doa, seisi gedung yang hanya berisikan dua belah pihak keluarga berseru antusias, kecuali Sasuke. Dan kini, dua remaja yang berusia 18 tahun itu sudah sah menjadi sepasang suami istri.

Lelaki berjas hitam melambaikan tangan kearah keluarga mereka dengan senyum yang dipaksakan.

"Ngapain senyum begitu?" Dengus Sarada memasang wajah tak suka.

"Biar mereka bahagia aja"

"Ayo sekarang cium pasangannya!" Teriak Naruto yang lalu ditarik oleh Sasuke untuk memberikan isyarat diam. Mereka yang ada disana pun tertawa.

Tanpa pikir panjang, Boruto menghadap kearah Sarada, wanita itu juga menolah kearah Boruto. Mereka saling menatap, kemudian Boruto meluncurkan ciuman di dahi Sarada.

Gadis itu merasakan desiran lembut dari dahi yang dicium Boruto, membuatnya sedikit merinding.
-
-
Next..

SARADDHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang